Pembacaan Alkitab: 2 Tim. 1:15-18
Dalam ayat 9 Paulus terus berbicara
tentang Allah yang "menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan
kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan
anugerah-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus
sebelum permulaan zaman." Anugerah untuk mencapai sasaran Allah telah
diberikan kepada kita dalam Kristus Yesus "sebelum permulaan zaman",
yaitu sebelum dunia dimulai. Anugerah telah dinyatakan melalui kedatangan
Juruselamat kita Kristus Yesus" (ayat 10). Jadi, anugerah belum tiba
sebelum Tuhan Yesus datang. Yohanes 1:17 menunujukkan hal ini, "Sebab
hukum Taurat diberikan melalui Musa, tetapi anugerah dan kebenaran datang
melalui Yesus Kristus." Anugerah yang datang melalui Yesus Kristus itu
tidak lain Allah Tritunggal yang disalurkan ke dalam kita untuk kenikmatan
kita. Anugerah ini menggenapkan maksud Allah dan membuat kita mampu mencapai
sasaran-Nya.
Anugerah bekerja dengan dua cara. Di
pihak negatifnya, anugerah meniadakan kuasa maut, dan di pihak positifnya,
membawa masuk hayat dan ketidakbinasaan. Pekerjaan anugerah ini masih terus
berlangsung di dalam kita. Hari ini, dalam hidup gereja, anugerah meniadakan
kuasa maut serta mendatangkan hayat dan ketidakbinasaan melalui Injil. Walaupun
kita telah mendengarkan Injil yang diberitakan dulu, kita mungkin tidak
mendengar bahwa Injil anugerah meniadakan kuasa maut serta mendatangkan hayat
dan ketidakbinasaan.
Untuk Injil sedemikian inilah, Paulus
telah "ditetapkan sebagai pemberita, sebagai rasul dan guru" (ayat
11). Paulus menjadi seorang pemberita untuk memberitakan Injil, dan seorang
rasul untuk membangun dan mendirikan gereja-gereja, dan seorang guru untuk
mengajar gereja-gereja beserta orang-orang kudus mengenai rincian Injil. Untuk
Injil inilah Paulus "menderita semuanya ini". Akan tetapi, ia tidak
merasa malu, karena ia tahu siapa yang ia percayai dan yakin bahwa Dia mampu
memelihara apa yang dipercayakan kepada-Nya, memelihara apa yang telah ia
serahkan kepada-Nya (ayat 12).
Dalam ayat 13 Paulus berpesan kepada
Timotius, "Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dari aku
sebagai contoh ajaran yang sehat dan lakukanlah itu dalam iman dan kasih di
dalam Kristus Yesus." Perkataan Paulus sebelum ini kepada Timotius adalah
pola, teladan dari perkataan yang sehat yang harus dipegang Timotius. Kita
harus memegang contoh yang sedemikian itu dalam iman, dalam kesatuan organik
dengan Allah Tritunggal, dan dalam kasih ilahi. Selanjutnya, menurut ayat 14,
kita hendaknya "memelihara amanat yang indah oleh Roh Kudus yang tinggal
di dalam kita" (Tl.). Amanat yang indah di sini sama dengan perkataan sehat.
Kita harus memelihara amanat ini oleh Roh Kudus yang tinggal di dalam. Semakin
kita melihat semua hal yang dibahas dalam ayat 1-14, semakin kita memahami
betapa kayanya ayat-ayat ini.
Dalam 1:15 Paulus berkata, "Engkau
tahu bahwa semua mereka yang di daerah Asia Kecil berpaling dari aku; termasuk
Figelus dan Hermogenes." Dalam ayat ini Paulus menunjukkan bahwa kaum
beriman di Asia yang sebelumnya telah menerima ministri rasul, kini
meninggalkan dia. Meskipun rasul ditinggalkan sedemikian rupa, ia malah dikuatkan
di dalam anugerah dalam Kristus, yang selamanya tetap sama dan tidak berubah.
Rasul tidak undur, sebaliknya ia menasihati anaknya dalam iman agar tetap kuat
teguh di dalam ministri ini, di tengah-tengah kegagalan dan kekersangan gereja.
Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Timotius,
Berita 2
No comments:
Post a Comment