Hitstat

01 April 2015

2 Timotius - Minggu 1 Rabu



Pembacaan Alkitab: 2 Tim. 1:1-14

Allah tidak hanya menyelamatkan kita untuk menikmati berkat-Nya, tetapi juga memanggil kita dengan panggilan kudus, panggilan untuk sasaran tertentu, agar dapat merampungkan ketetapan kehendak-Nya (ay. 9-10). Ketetapan kehendak Allah adalah rencana yang ditetapkan menurut kehendak Allah untuk menaruh kita dalam Kristus, agar kita menjadi satu dengan-Nya, berbagian dalam hayat dan kedudukan-Nya, sehingga kita dapat menjadi kesaksian-Nya. Anugerah adalah suplai Allah dalam hayat yang diberikan kepada kita agar kita bisa memperhidupkan ketetapan kehendak-Nya dari diri kita.

Dalam ayat 9 Paulus berkata bahwa anugerah Allah diberikan kepada kita sebelum permulaan zaman. Dalam ayat 10 ia berkata bahwa anugerah ini telah dinyatakan melalui kedatangan Juruselamat kita Kristus Yesus. Anugerah Allah diberikan kepada kita dalam kekekalan, tetapi dinyatakan dan diterapkan kepada kita melalui kedatangan Tuhan kali pertama, yang menyingkirkan maut dan membawakan hayat kepada kita. Karena anugerah ini dinyatakan melalui kedatangan Kristus, maka kaum saleh Perjanjian Lama seperti Abraham dan Daud tidak mengalaminya. Anugerah yang dipersiapkan untuk diberikan kepada kita datang bersama dengan kedatangan Tuhan Yesus. Anugerah ini bukan melulu berkat, melainkan satu persona, Allah Tritunggal sendiri yang telah diberikan kepada kita menjadi kenikmatan kita. Anugerah ini telah datang ketika Tuhan Yesus datang, dan sekarang ada bersama dengan kita.

Ayat 11 mengatakan, "Untuk Injil inilah aku telah ditetapkan sebagai pemberita, sebagai rasul dan guru." Dalam bahasa aslinya Injil ini mengacu kepada Injil anugerah ilahi dan hayat kekal, yang sesuai dengan Injil dalam anugerah dan hayat yang disajikan oleh Rasul Yohanes (Yoh. 1:4, 16-17). Untuk Injil yang demikian ini Paulus telah ditetapkan sebagai pemberita, rasul, dan guru. Seorang pemberita memberitakan dan mengumumkan Injil, seorang rasul membangun dan mendirikan gereja untuk pemerintahan Allah, dan seorang guru mengajar gereja-gereja beserta orang-orang kudus.

Dalam ayat 12 Paulus melanjutkan, "Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memelihara apa yang telah kupercayakan kepada-Nya hingga pada hari Tuhan" (Tl.). Rasul menderita karena suatu alasan, alasan yang sangat luhur dan tinggi -- yaitu memproklamirkan berita Injil anugerah dan hayat yang menggembirakan untuk membangun gereja dan membimbing orang-orang kudus. Alasan yang sedemikian ini pastilah mendorong dan menguatkan bagi Timotius selagi ia menghadapi kerusakan gereja-gereja yang sedang merosot. Karena Paulus tidak merasa malu, Timotius hendaknya tidak merasa malu pula.

Dalam ayat 13 Paulus melanjutkan, "Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dari aku sebagai contoh ajaran yang sehat dan lakukanlah itu dalam iman dan kasih di dalam Kristus Yesus." Perkataan dalam ayat 12 adalah suatu pola, teladan dari perkataan yang sehat. Perkataan Tuhan kita Yesus Kristus adalah perkataan hayat (Yoh. 6:63); jadi, adalah perkataan sehat. Perkataan sehat di sini mengacu kepada kesehatan hayat.

Dalam ayat 14 Paulus menyimpulkan, "Peliharalah amanat yang indah itu oleh Roh Kudus yang tinggal di dalam kita" (Tl.). Roh Kudus berhuni di dalam roh kita (Rm. 8:16). Karena itu, supaya kita dapat menjaga amanat yang indah itu melalui Roh Kudus, kita perlu melatih roh kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Timotius, Berita 1

No comments: