Pembacaan Alkitab: 2 Tim. 1:1-14
Allah tidak hanya menyelamatkan kita
untuk menikmati berkat-Nya, tetapi juga memanggil kita dengan panggilan kudus,
panggilan untuk sasaran tertentu, agar dapat merampungkan ketetapan
kehendak-Nya (ay. 9-10). Ketetapan kehendak Allah adalah rencana yang
ditetapkan menurut kehendak Allah untuk menaruh kita dalam Kristus, agar kita
menjadi satu dengan-Nya, berbagian dalam hayat dan kedudukan-Nya, sehingga kita
dapat menjadi kesaksian-Nya. Anugerah adalah suplai Allah dalam hayat yang
diberikan kepada kita agar kita bisa memperhidupkan ketetapan kehendak-Nya dari
diri kita.
Dalam ayat 9 Paulus berkata bahwa
anugerah Allah diberikan kepada kita sebelum permulaan zaman. Dalam ayat 10 ia
berkata bahwa anugerah ini telah dinyatakan melalui kedatangan Juruselamat kita
Kristus Yesus. Anugerah Allah diberikan kepada kita dalam kekekalan, tetapi
dinyatakan dan diterapkan kepada kita melalui kedatangan Tuhan kali pertama,
yang menyingkirkan maut dan membawakan hayat kepada kita. Karena anugerah ini
dinyatakan melalui kedatangan Kristus, maka kaum saleh Perjanjian Lama seperti
Abraham dan Daud tidak mengalaminya. Anugerah yang dipersiapkan untuk diberikan
kepada kita datang bersama dengan kedatangan Tuhan Yesus. Anugerah ini bukan
melulu berkat, melainkan satu persona, Allah Tritunggal sendiri yang telah diberikan
kepada kita menjadi kenikmatan kita. Anugerah ini telah datang ketika Tuhan
Yesus datang, dan sekarang ada bersama dengan kita.
Ayat 11 mengatakan, "Untuk Injil
inilah aku telah ditetapkan sebagai pemberita, sebagai rasul dan guru."
Dalam bahasa aslinya Injil ini mengacu kepada Injil anugerah ilahi dan hayat
kekal, yang sesuai dengan Injil dalam anugerah dan hayat yang disajikan oleh
Rasul Yohanes (Yoh. 1:4, 16-17). Untuk Injil yang demikian ini Paulus telah
ditetapkan sebagai pemberita, rasul, dan guru. Seorang pemberita memberitakan
dan mengumumkan Injil, seorang rasul membangun dan mendirikan gereja untuk
pemerintahan Allah, dan seorang guru mengajar gereja-gereja beserta orang-orang
kudus.
Dalam ayat 12 Paulus melanjutkan,
"Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena
aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memelihara
apa yang telah kupercayakan kepada-Nya hingga pada hari Tuhan" (Tl.).
Rasul menderita karena suatu alasan, alasan yang sangat luhur dan tinggi --
yaitu memproklamirkan berita Injil anugerah dan hayat yang menggembirakan untuk
membangun gereja dan membimbing orang-orang kudus. Alasan yang sedemikian ini
pastilah mendorong dan menguatkan bagi Timotius selagi ia menghadapi kerusakan
gereja-gereja yang sedang merosot. Karena Paulus tidak merasa malu, Timotius
hendaknya tidak merasa malu pula.
Dalam ayat 13 Paulus melanjutkan,
"Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dari aku sebagai contoh
ajaran yang sehat dan lakukanlah itu dalam iman dan kasih di dalam Kristus
Yesus." Perkataan dalam ayat 12 adalah suatu pola, teladan dari perkataan
yang sehat. Perkataan Tuhan kita Yesus Kristus adalah perkataan hayat (Yoh.
6:63); jadi, adalah perkataan sehat. Perkataan sehat di sini mengacu kepada
kesehatan hayat.
Dalam ayat 14 Paulus menyimpulkan,
"Peliharalah amanat yang indah itu oleh Roh Kudus yang tinggal di dalam
kita" (Tl.). Roh Kudus berhuni di dalam roh kita (Rm. 8:16). Karena itu,
supaya kita dapat menjaga amanat yang indah itu melalui Roh Kudus, kita perlu
melatih roh kita.
Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Timotius,
Berita 1
No comments:
Post a Comment