Pembacaan Alkitab: 2 Tim. 3:14-17
Dalam ayat 17 Paulus berkata,
"Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah menjadi lengkap, diperlengkapi
untuk setiap perbuatan baik" (Tl.). Kita telah nampak bahwa manusia
kepunyaan Allah adalah orang yang berbagian dalam hayat dan sifat Allah (Yoh.
1:13; 2 Ptr. 1:4), dengan demikian bersatu dengan Allah dalam hayat dan
sifat-Nya (1 Kor. 6:17) dan karena itu mengekspresikan Allah. Ini sesuai dengan
rahasia ibadah, yaitu Allah menyatakan diri dalam daging (1 Tim. 3:16). Melalui
Kitab Suci, hembusan Allah itu, manusia kepunyaan Allah menjadi lengkap,
diperlengkapi sepenuhnya untuk setiap perbuatan baik. Lengkap di sini berarti
genap dan sempurna dalam kualifikasi, dan diperlengkapi berarti disesuaikan,
disediakan, dipersiapkan.
Kita perlu mengenal Alkitab bukan
melulu menurut huruf hitam atau putih, melainkan juga menurut wahyu ilahi dan
hikmat surgawi. Jangan mengira asal memiliki pendidikan yang tinggi seseorang
sudah bisa mengerti suatu kitab, misalnya Efesus. Jika kita mempelajari Surat
Kiriman ini hanya secara harfiah, kita tidak akan mampu memahaminya. Untuk
pemahaman yang tepat akan kitab ini dan Alkitab secara keseluruhan, kita
memerlukan roh hikmat dan wahyu. Inilah alasan Paulus berdoa, "Dan meminta
kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia
memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar. Dan
supaya Ia menjadikan mata hatimu terang" (Ef. 1:17-18). Kita bersyukur
kepada Tuhan bahwa selama lebih dari lima puluh tahun, kita telah menerima roh
hikmat dan wahyu sedemikian. Hasilnya, berita-berita yang dikeluarkan dalam
pemulihan Tuhan selalu mengandung sesuatu yang segar dan baru. Berita-berita
tersebut bukan diberikan melulu menurut huruf hitam dan putih Alkitab,
melainkan menurut roh hikmat dan wahyu.
Dalam pemulihan Tuhan kita tidak
memustikakan teologi, tradisi, atau majelis-majelis. Kita menghormati,
menghargai, dan memustikakan firman kudus di bawah sorotan terang surgawi yang
datang melalui roh hikmat dan wahyu. Karena kita bersandarkan pada penerangan
Allah, maka firman-Nya terbuka bagi kita.
Banyak orang Kristen yang menyalahgunakan
3:16-17. Mereka menunjukkan bahwa ayat Akitab yang kudus adalah untuk mengajar,
menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan, dan mendidik orang dalam kebenaran,
dan bahwa Alkitab mampu membuat manusia kepunyaan Allah ini diperlengkapi,
digenapi, dan disempurnakan. Walaupun semuanya itu benar, tetapi unsur hayat
dalam firman telah diabaikan. Mereka yang memandang Alkitab sebagai kitab untuk
mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan, dan mendidik sering kali
melalaikan esens hayat dari firman. Sebagai manusia kita memiliki tubuh
jasmani, tetapi di dalam kita memiliki roh dan jiwa. Persona kita yang utama
bukan tersusun dari bagian lahiriah, tubuh, melainkan bagian batiniah, yaitu
roh dan jiwa. Prinsipnya sama dengan Alkitab. Alkitab bukan hanya memiliki
tubuh, dari huruf hitam dan putih; Alkitab juga memiliki roh, karena Alkitab
adalah hembusan Allah. Jika ketika membaca Alkitab, kita hanya menggunakan
pikiran kita untuk mempelajarinya, kita tidak akan menerima suplai hayat.
Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Timotius,
Berita 6
No comments:
Post a Comment