Hitstat

08 April 2015

2 Timotius - Minggu 2 Rabu



Pembacaan Alkitab: 2 Tim. 2:1-15


Dalam ayat 14 Paulus berkata, "Ingatkan dan pesankanlah semuanya itu dengan sungguh-sungguh kepada mereka di hadapan Allah, agar jangan mereka bersilat kata, karena hal itu sama sekali tidak berguna, malah mengacaukan orang yang mendengarnya." "Semuanya itu" mengacu kepada pesan Paulus bahwa orang-orang yang setia, cakap, yang kepadanya telah diserahkan amanat yang indah, agar jangan hanya menjadi pengajar, tetapi juga prajurit, olahragawan, dan petani. Seperti Tuhan Yesus yang selama hidup-Nya di bumi, mereka perlu bersabar dan memiliki ketekunan. Tuhan menderita dengan kesabaran, dan Dia bertekun. Setelah Dia mati, Dia dibangkitkan. Berdasarkan ini, Paulus mengatakan jika kita mati bersama Dia, kita akan hidup bersama Dia; jika kita menderita bersama Dia, kita akan memerintah dengan Dia.

Dalam ayat 15 Paulus berkata, "Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu." Kata-kata "berterus terang memberitakan" dalam bahasa aslinya berarti "memotong dengan lurus". Di sini Paulus menunjukkan bahwa seorang penyuntik harus menjadi seorang pekerja. Pekerja ini adalah tukang kayu, ia harus memotong dengan lurus perkataan kebenaran. Ini berarti mengungkapkan setiap bagian dari firman Allah dengan tepat, lurus, dan tanpa penyimpangan. Sama seperti seorang tukang kayu yang ahli membelah kayu dengan lurus, demikian pula pekerja Tuhan memerlukan kecakapan untuk memotong dengan lurus perkataan kebenaran. Hal ini perlu sekali, karena dalam kemerosotan gereja, banyak sekali kebenaran yang diputar balik dan disajikan dalam bentuk bengkok dan berat sebelah.

Bersilat kata (2:14), omongan yang kosong, yang tidak suci (ayat 16), perkataan yang menjalar seperti penyakit kanker (ayat 17), dan yang bodoh dan tidak layak (ayat 23), sering digunakan oleh Iblis (ayat 26), dalam arus kemerosotan gereja untuk menimbulkan pertengkaran (ayat 23), menjatuhkan orang yang mendengarnya (ayat 14), menambah kefasikan (ayat 16), dan merusak iman orang (ayat 18). Karena itu, perlu firman kebenaran dengan tepat diungkapkan agar menerangi orang yang berada di dalam kegelapan, menawarkan racun, menelan maut, dan membawa kembali orang yang menyimpang ke jalur yang benar.

Satu Timotius 3:15 mengatakan bahwa gereja adalah "tiang penopang dan dasar kebenaran". Kebenaran ini adalah rahasia ibadah, Allah menyatakan diri dalam daging. Gereja harus memikul, mengemban kebenaran ini, realitas ini. Berkali-kali dalam ketiga Surat Kiriman ini Paulus membicarakan kebenaran. Contohnya, dalam 1 Timotius 2:4 ia mengatakan bahwa Allah "menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan yang penuh akan kebenaran" (Tl.). Kata kebenaran dalam 2 Timotius 2:15 mengacu kepada perkataan sehat ekonomi Perjanjian Baru Allah. Sebagai pekerja, kita bukan melulu mempelajari pembagian Alkitab menjadi zaman-zaman. Itu terlalu dangkal. Kita harus belajar membentangkan perkataan kebenaran mengenai ekonomi Allah. Jika kita mau melakukan ini, kita perlu melihat dengan teliti penggunaan Paulus akan perkataan kebenaran dalam ketiga Surat Kiriman ini. Jika kita melihat kitab-kitab ini dengan cermat, kita akan nampak bahwa kebenaran di sini mengacu kepada realitas isi ekonomi Perjanjian Baru Allah. Karena itu, memotong dengan lurus perkataan kebenaran adalah membentangkan realitas ekonomi Allah yang diwahyukan dalam Perjanjian Baru tanpa berat sebelah atau penyimpangan.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Timotius, Berita 3

No comments: