Pembacaan Alkitab: 2 Tim. 2:1-15
Dalam ayat 14 Paulus berkata,
"Ingatkan dan pesankanlah semuanya itu dengan sungguh-sungguh kepada
mereka di hadapan Allah, agar jangan mereka bersilat kata, karena hal itu sama
sekali tidak berguna, malah mengacaukan orang yang mendengarnya."
"Semuanya itu" mengacu kepada pesan Paulus bahwa orang-orang yang
setia, cakap, yang kepadanya telah diserahkan amanat yang indah, agar jangan
hanya menjadi pengajar, tetapi juga prajurit, olahragawan, dan petani. Seperti
Tuhan Yesus yang selama hidup-Nya di bumi, mereka perlu bersabar dan memiliki
ketekunan. Tuhan menderita dengan kesabaran, dan Dia bertekun. Setelah Dia
mati, Dia dibangkitkan. Berdasarkan ini, Paulus mengatakan jika kita mati
bersama Dia, kita akan hidup bersama Dia; jika kita menderita bersama Dia, kita
akan memerintah dengan Dia.
Dalam ayat 15 Paulus berkata,
"Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja
yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran
itu." Kata-kata "berterus terang memberitakan" dalam bahasa
aslinya berarti "memotong dengan lurus". Di sini Paulus menunjukkan
bahwa seorang penyuntik harus menjadi seorang pekerja. Pekerja ini adalah
tukang kayu, ia harus memotong dengan lurus perkataan kebenaran. Ini berarti
mengungkapkan setiap bagian dari firman Allah dengan tepat, lurus, dan tanpa
penyimpangan. Sama seperti seorang tukang kayu yang ahli membelah kayu dengan
lurus, demikian pula pekerja Tuhan memerlukan kecakapan untuk memotong dengan
lurus perkataan kebenaran. Hal ini perlu sekali, karena dalam kemerosotan
gereja, banyak sekali kebenaran yang diputar balik dan disajikan dalam bentuk
bengkok dan berat sebelah.
Bersilat kata (2:14), omongan yang
kosong, yang tidak suci (ayat 16), perkataan yang menjalar seperti penyakit
kanker (ayat 17), dan yang bodoh dan tidak layak (ayat 23), sering digunakan
oleh Iblis (ayat 26), dalam arus kemerosotan gereja untuk menimbulkan
pertengkaran (ayat 23), menjatuhkan orang yang mendengarnya (ayat 14), menambah
kefasikan (ayat 16), dan merusak iman orang (ayat 18). Karena itu, perlu firman
kebenaran dengan tepat diungkapkan agar menerangi orang yang berada di dalam
kegelapan, menawarkan racun, menelan maut, dan membawa kembali orang yang
menyimpang ke jalur yang benar.
Satu Timotius 3:15 mengatakan bahwa
gereja adalah "tiang penopang dan dasar kebenaran". Kebenaran ini
adalah rahasia ibadah, Allah menyatakan diri dalam daging. Gereja harus
memikul, mengemban kebenaran ini, realitas ini. Berkali-kali dalam ketiga Surat
Kiriman ini Paulus membicarakan kebenaran. Contohnya, dalam 1 Timotius 2:4 ia
mengatakan bahwa Allah "menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan
memperoleh pengetahuan yang penuh akan kebenaran" (Tl.). Kata kebenaran
dalam 2 Timotius 2:15 mengacu kepada perkataan sehat ekonomi Perjanjian Baru
Allah. Sebagai pekerja, kita bukan melulu mempelajari pembagian Alkitab menjadi
zaman-zaman. Itu terlalu dangkal. Kita harus belajar membentangkan perkataan
kebenaran mengenai ekonomi Allah. Jika kita mau melakukan ini, kita perlu
melihat dengan teliti penggunaan Paulus akan perkataan kebenaran dalam ketiga
Surat Kiriman ini. Jika kita melihat kitab-kitab ini dengan cermat, kita akan
nampak bahwa kebenaran di sini mengacu kepada realitas isi ekonomi Perjanjian
Baru Allah. Karena itu, memotong dengan lurus perkataan kebenaran adalah
membentangkan realitas ekonomi Allah yang diwahyukan dalam Perjanjian Baru
tanpa berat sebelah atau penyimpangan.
Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Timotius,
Berita 3
No comments:
Post a Comment