Pembacaan Alkitab: 2 Tim. 4:9-22
Menurut Filipi 2, Timotius adalah orang
yang sangat akrab dengan Paulus. Ia satu jiwa dengannya dan bahkan bersedia
mempertaruhkan jiwanya bagi pekerjaan Kristus. Karena kesatuan dan keakraban
ini, Paulus dapat menyuruh Timotius datang kepadanya. Ia juga dapat mengutus
Tikhikus ke Efesus. Akan tetapi, ini bukanlah organisasi. Sebaliknya, ini
menurut situasi rohani di antara orang-orang yang berada dalam koordinasi
Allah. Di dalam koordinasi Allah, berapa banyak para pemimpin dapat berbicara
kepada Anda tergantung pada sejauh mana Anda bersatu dengan ministri ini. Ini
bukan perkara organisasi, tetapi perkara tingkat kesatuan.
Ayat 14 mengatakan, "Aleksander,
tukang tembaga itu, telah banyak berbuat jahat terhadap aku. Tuhan akan
membalasnya menurut perbuatannya." Paulus tidak mengutuk Aleksander,
tetapi ia mengucapkan perkataan adil dengan mengatakan bahwa Tuhan akan
membalasnya sesuai dengan perbuatannya.
Dalam ayat 10 dan 14 kita nampak dua
aspek akibat kemerosotan. Di satu pihak, orang-orang tertentu yang dipengaruhi
oleh kemerosotan itu mencintai zaman ini, di pihak lain, orang-orang lainnya
berbuat hal-hal jahat terhadap rasul. Pada masa kemerosotan, hal-hal ini
berulang-ulang terjadi.
Dalam 1 Timotius 1:20 Paulus berbicara
tentang Himeneus dan Aleksander. Dalam 2 Timotius 2:17, ia sekali lagi menyebut
Himeneus, dan dalam 4:14, menyebut Aleksander. Apakah Himeneus dan Aleksander
itu orang beriman sejati atau orang-orang yang berkedok? Hal ini menimbulkan
pertanyaan mengenai garis yang membatasi antara rumah besar (2 Tim. 2:20)
dengan rumah Allah (1 Tim. 3:15). Hanya Tuhanlah yang mampu menarik garis yang
menentukan. Hanya Dialah yang memiliki pengetahuan penuh mengenai siapa yang
sejati dan siapa yang palsu.
Mengenai diri kita sendiri sebagai kaum
beriman, tidak seharusnya terdapat daerah yang abu-abu. Ini berarti seharusnya
orang lain mudah membedakan apakah kita "hitam" atau
"putih". Tentu tidak dapat diragukan lagi bahwa Timotius adalah orang
beriman sejati. Timotius bukan hanya putih, tetapi juga putih dengan cemerlang
dan bercahaya. Hendaknya juga merupakan kenyataan yang jelas bahwa kita adalah
kaum beriman sejati di dalam Tuhan.
Telah saya tunjukkan bahwa kita sulit
menarik garis batas antara rumah besar dengan rumah Allah. (Dalam pandangan
dunia, kita dipandang sebagai bagian dari kekristenan yang terorganisir.) Ada
benda-benda tertentu di dalam rumah besar yang mungkin dapat dipakai Allah.
Akan tetapi, janganlah kita dipakai Allah secara begitu. Di dalam rumah besar
ada perabot-perabot yang bukan hanya terbuat dari emas dan perak, tetapi juga
ada perabot-perabot dari kayu dan tanah. Anda ingin dipakai Allah sebagai
perabot dari kayu atau tanah atau perabot dari emas atau perak? Saya ingin
dipakai oleh Dia sebagai perabot emas dan perak di dalam rumah Allah.
Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Timotius,
Berita 8
No comments:
Post a Comment