Hitstat

09 April 2015

2 Timotius - Minggu 2 Kamis



Pembacaan Alkitab: 2 Tim. 2:16-26


Dua Timotius 2:16 berkebalikan dengan perkataan Paulus dalam ayat 15; dalam ayat 15 ia berkata, "Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu." Pekerja yang baik adalah orang yang memotong dengan lurus bukan perkataan pengetahuan atau doktrin, melainkan perkataan kebenaran. Banyak orang Kristen mengira kebenaran dalam ayat 15 berarti doktrin atau ajaran. Namun, dalam Perjanjian Baru, kebenaran tidak menunjuk kepada doktrin belaka. Mengenai Kristus dalam inkarnasi-Nya, Yohanes 1:14 mengatakan, "Firman itu telah menjadi manusia, dan tinggal di antara kita, ... penuh anugerah dan kebenaran." Tidaklah masuk akal menafsirkan kebenaran dalam ayat ini sebagai doktrin. Bagaimana kita dapat mengatakan Firman itu menjadi manusia dan penuh dengan doktrin? Dalam pemakaian Perjanjian Baru, kebenaran mengacu kepada realitas ekonomi Perjanjian Baru Allah. Ketika Kristus datang melalui inkarnasi, anugerah dan realitas juga datang. Anugerah dan realitas itu adalah diri Allah sendiri. Anugerah adalah Allah di dalam Putra sebagai kenikmatan kita; realitas adalah Allah di dalam Putra direalisasikan oleh kita. Maka, anugerah dan realitas mengacu kepada Allah yang berinkarnasi. Bila kita menerima anugerah, kita pun menerima realitas. Kemudian kita memiliki Allah sebagai realitas kita. Realitas ini adalah kebenaran dalam 2 Timotius 2:15. Seperti telah kita tunjukkan, kebenaran ini adalah realitas isi ekonomi Perjanjian Baru Allah. Isi ini meliputi Kristus sebagai Kepala dan gereja sebagai Tubuh. Memotong dengan lurus perkataan kebenaran bukan hanya membagi Alkitab ke dalam beberapa bagian, melainkan menguraikan dengan lurus perkataan sehat dari realitas isi ekonomi Allah.

Berbeda dengan ayat 15, dalam ayat 16 Paulus mengatakan, "Tetapi hindarilah omongan yang kosong dan tidak suci yang hanya menambah kefasikan." Kata "yang tidak suci" menyatakan omongan yang berbaur dengan keduniawian dan tercemar olehnya, bertolak belakang dengan menjadi kudus. Omongan kosong dan tidak suci yang Paulus sarankan untuk dihindari oleh Timotius itu menambah kefasikan, keadaan yang bertolak belakang dengan ibadah, bertolak belakang dengan penyataan Allah dalam hidup sehari-hari kita dan dalam hidup gereja.

Dalam ayat 17 Paulus melanjutkan, "Perkataan mereka menjalar seperti penyakit kanker. Di antara mereka termasuk Himeneus dan Filetus." Berbicara tentang Himeneus dan Filetus, Paulus mengatakan dalam ayat 18 bahwa mereka "telah menyimpang dari kebenaran dengan mengajarkan bahwa kebangkitan kita telah berlangsung dan dengan demikian merusak iman sebagian orang." Kata menyimpang berarti kehilangan sasaran, menyeleweng dari jalan yang benar. Paulus tidak mengatakan Himeneus dan Filetus menyimpang dari doktrin atau ajaran; ia menyatakan mereka menyimpang dari kebenaran, dari realitas ekonomi Perjanjian Baru. Mereka menyimpang dari kebenaran dengan mengatakan bahwa kebangkitan telah berlangsung. Hal itu menyatakan kelak tidak akan ada kebangkitan. Itu adalah bidah yang serius, yang menyangkal kekuatan ilahi dalam hayat (1 Kor. 15:52; 1 Tes. 4:16; Why. 20:4, 6).


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Timotius, Berita 4

No comments: