Pembacaan Alkitab: 2 Tim. 2:1-15
Dalam ayat 3 Paulus melanjutkan, "Ikutlah
menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus." Rasul
menganggap ministri mereka sebagai peperangan untuk Kristus, seperti dalam
Bilangan 4:23, 30, 35; yang menganggap pelayanan imam sebagai pelayanan
militer, peperangan. Kapan saja kita melayankan Kristus kepada orang lain, kita
menemukan diri kita di dalam peperangan. Karena itu, kita jangan hanya menjadi
pengajar yang mempercayakan amanat kepada orang lain, tetapi hendaknya kita
juga menjadi prajurit yang berjuang bagi kepentingan Allah.
Ayat 4 mengatakan, "Seorang
prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal
penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya."
Kata "penghidupan" di sini dalam bahasa Yunaninya adalah bios,
menunjukkan hayat jasmani pada masa kini. Untuk dapat berperang dengan baik
(4:7) bagi kepentingan Tuhan di bumi, kita harus membebaskan diri semua masalah
duniawi yang merepotkan. Perkara-perkara materi, kehidupan jasmani tidak
seharusnya menghambat kita, karena kita sedang berjuang untuk melayankan
Kristus kepada orang lain. Ministri ini adalah suatu peperangan, dan peperangan
ini menuntut kita bebas dari semua hal yang merepotkan itu. Di satu pihak,
pelayanan imamat adalah suatu pelayanan kepada Allah, di pihak lain, ini adalah
peperangan melawan musuh-musuh Allah. Ketika imam-imam memikul tabut kesaksian,
mereka harus siap berperang melawan orang-orang yang akan menyerang kesaksian
ini.
Dalam ayat 5 Paulus menyamakan Timotius
dengan seorang olahragawan yang sedang bertanding. "Seorang olahragawan
hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut
peraturan-peraturan olahraga." Pada waktu yang sama Timotius harus menjadi
seorang pengajar dan seorang prajurit, ia harus pula menjadi seorang
olahragawan. Seorang prajurit harus berperang untuk mencapai kemenangan,
sedangkan seorang olahragawan harus bertanding menurut peraturan agar bisa
menerima mahkota.
Ayat 6 melanjutkan, "Seorang
petani yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil usahanya."
Di sini Paulus menganggap Timotius sebagai petani. Prajurit harus meraih
kemenangan, atlet harus mendapatkan mahkota, dan petani harus berbagian dalam
hasil usahanya -- makanan. Ini membutuhkan kesabaran. Sebagai olahragawan kita
harus cepat, tetapi sebagai petani kita perlu sabar. Bila tidak sabar, seorang
petani akan mencabuti tunas-tunas kecil, sehingga tanamannya hancur. Demikian
juga, bila ia terlalu memaksa hewan-hewan pembajaknya, ia akan menyakiti
hewan-hewan itu. Baik terhadap tanaman maupun terhadap hewan-hewan
peliharaannya, petani harus belajar sabar.
Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Timotius,
Berita 3
No comments:
Post a Comment