Pembacaan Alkitab: 2 Tim. 3:1-13
Dalam ayat 3-4 Paulus melanjutkan,
"Tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak
dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak
berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu daripada menuruti
Allah." Bersikap tidak mau berdamai berarti tidak mau dileraikan; bersikap
suka mengkhianat berarti pengkhianat; bersikap tidak berpikir panjang adalah
bersifat keras kepala. Dalam gambaran yang tersaji di sini ada tiga macam
pencinta -- pencinta diri, pencinta uang, dan pencinta pelesiran juga ada dua
macam orang yang tidak mencintai -- tidak cinta akan yang baik dan tidak cinta
akan Allah.
Ayat 5 mengatakan, "Secara
lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakikatnya mereka
memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!" Ibadah secara luaran
semata-mata adalah kemiripan lahiriah tanpa realitas esensial.
"Kekuatannya" di sini mengacu kepada kekuatan ibadah, yaitu kekuatan
yang riil dan praktis dengan pengaruh yang hidup untuk mengekspresikan Allah.
Ayat 7 mengatakan, "yang walaupun
selalu ingin diajar, namun tidak pernah dapat mengenal kebenaran."
Perkataan ini telah tergenapi di antara orang Kristen hari ini. Mereka
mendengar khotbah demi khotbah dan mempelajari Alkitab, tetapi mereka tidak
tahu realitas isi ekonomi Perjanjian Baru Allah. Mereka tidak kenal Kristus
sebagai perwujudan Allah Tritunggal atau gereja sebagai rahasia Kristus.
Di dalam kemerosotan gereja-gereja,
kebenaran adalah sasaran serangan musuh. Karena itu, kebenaran juga adalah
penyembuh dan penyelamat dari penyakit dan situasi yang kalah. Tidak tahan uji
dalam ayat 8 dalam bahasa aslinya berarti patut ditolak, dan iman berarti isi
kepercayaan kita.
Dalam ayat 10 Paulus mengingatkan
Timotius, "Tetapi engkau telah mengikuti ajaranku, cara hidupku,
pendirianku, imanku, kesabaranku, kasihku dan ketekunanku." Cara hidup
mengacu kepada tingkah laku dalam hidup, dan kata "pendirianku" dalam
bahasa Yunaninya dipakai oleh Paulus dalam hal-hal yang berhubungan dengan
kehendak Allah (Rm. 9:11).
Ayat 12 mengatakan, "Memang setiap
orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita
aniaya." Karena itu, kita tidak seharusnya mengharapkan perlakuan yang
baik dari kekristenan hari ini. Sebaliknya, kita seharusnya mengharap aniaya
karena menempuh hidup ibadah dalam keadaan yang tidak beribadah. Selama kita
berdiri di pihak pemulihan Tuhan, kita akan disalahkan, ditentang, dan
diserang. Huru-hara akan meluas melanda kita dan nama kita akan dirugikan,
dicemarkan. Penganiayaan semacam itu bukan berasal dari orang-orang duniawi,
melainkan berasal dari yang disebut "orang Kristen". Dalam Yohanes
16:2 Tuhan Yesus berfirman bahwa waktunya akan datang saat orang yang akan
membunuh murid-murid itu akan mengira mereka melayani Allah. Dari kegairahan
mereka bagi Allah, mereka akan membunuh para pengikut Tuhan, tidak lain karena
mereka tidak mengikuti cara tradisional.
Kita bersyukur kepada Tuhan, karena
dalam rahmat-Nya, Ia telah membawa kita ke dalam pemulihan, di sini kita dapat
mendengar perkataan yang jujur dan sehat.
Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Timotius,
Berita 5
No comments:
Post a Comment