Hitstat

15 April 2015

2 Timotius - Minggu 3 Rabu



Pembacaan Alkitab: 2 Tim. 3:1-13


Dalam ayat 3-4 Paulus melanjutkan, "Tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu daripada menuruti Allah." Bersikap tidak mau berdamai berarti tidak mau dileraikan; bersikap suka mengkhianat berarti pengkhianat; bersikap tidak berpikir panjang adalah bersifat keras kepala. Dalam gambaran yang tersaji di sini ada tiga macam pencinta -- pencinta diri, pencinta uang, dan pencinta pelesiran juga ada dua macam orang yang tidak mencintai -- tidak cinta akan yang baik dan tidak cinta akan Allah.

Ayat 5 mengatakan, "Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakikatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!" Ibadah secara luaran semata-mata adalah kemiripan lahiriah tanpa realitas esensial. "Kekuatannya" di sini mengacu kepada kekuatan ibadah, yaitu kekuatan yang riil dan praktis dengan pengaruh yang hidup untuk mengekspresikan Allah.

Ayat 7 mengatakan, "yang walaupun selalu ingin diajar, namun tidak pernah dapat mengenal kebenaran." Perkataan ini telah tergenapi di antara orang Kristen hari ini. Mereka mendengar khotbah demi khotbah dan mempelajari Alkitab, tetapi mereka tidak tahu realitas isi ekonomi Perjanjian Baru Allah. Mereka tidak kenal Kristus sebagai perwujudan Allah Tritunggal atau gereja sebagai rahasia Kristus.

Di dalam kemerosotan gereja-gereja, kebenaran adalah sasaran serangan musuh. Karena itu, kebenaran juga adalah penyembuh dan penyelamat dari penyakit dan situasi yang kalah. Tidak tahan uji dalam ayat 8 dalam bahasa aslinya berarti patut ditolak, dan iman berarti isi kepercayaan kita.

Dalam ayat 10 Paulus mengingatkan Timotius, "Tetapi engkau telah mengikuti ajaranku, cara hidupku, pendirianku, imanku, kesabaranku, kasihku dan ketekunanku." Cara hidup mengacu kepada tingkah laku dalam hidup, dan kata "pendirianku" dalam bahasa Yunaninya dipakai oleh Paulus dalam hal-hal yang berhubungan dengan kehendak Allah (Rm. 9:11).

Ayat 12 mengatakan, "Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya." Karena itu, kita tidak seharusnya mengharapkan perlakuan yang baik dari kekristenan hari ini. Sebaliknya, kita seharusnya mengharap aniaya karena menempuh hidup ibadah dalam keadaan yang tidak beribadah. Selama kita berdiri di pihak pemulihan Tuhan, kita akan disalahkan, ditentang, dan diserang. Huru-hara akan meluas melanda kita dan nama kita akan dirugikan, dicemarkan. Penganiayaan semacam itu bukan berasal dari orang-orang duniawi, melainkan berasal dari yang disebut "orang Kristen". Dalam Yohanes 16:2 Tuhan Yesus berfirman bahwa waktunya akan datang saat orang yang akan membunuh murid-murid itu akan mengira mereka melayani Allah. Dari kegairahan mereka bagi Allah, mereka akan membunuh para pengikut Tuhan, tidak lain karena mereka tidak mengikuti cara tradisional.

Kita bersyukur kepada Tuhan, karena dalam rahmat-Nya, Ia telah membawa kita ke dalam pemulihan, di sini kita dapat mendengar perkataan yang jujur dan sehat.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Timotius, Berita 5

No comments: