Pembacaan Alkitab: Titus 1:1-3
Titus 1:1 mengatakan, "Paulus, hamba Allah dan rasul Yesus
Kristus, menurut kepercayaan orang-orang pilihan Allah dan pengetahuan penuh
akan kebenaran yang sesuai dengan ibadah" (Tl.) Paulus menjadi rasul berdasarkan empat hal ini: (1) perintah
Allah (1 Tim. 1:1); (2) janji hayat (2 Tim. 1:1); (3) Kepercayaan orang-orang pilihan
Allah; (4) pengetahuan yang penuh akan kebenaran yang sesuai dengan ibadah.
Perintah berada di pihak Allah, berbicara untuk Allah dan menuntut sesuatu dari
diri kita bagi Allah. Kepercayaan berada di pihak kita, menanggapi tuntutan
Allah dan menerima hayat-Nya; ini menyatakan bahwa kita tidak bisa memenuhi tuntutan
Allah, tetapi Allah sudah merampungkan segalanya bagi kita, dan kita menerima
yang dirampungkan oleh Allah. Hayat yang dijanjikan Allah adalah yang kita
terima dari Allah, supaya tuntutan-Nya tergenap. Demikianlah Paulus menjadi
rasul untuk melaksanakan ekonomi Perjanjian Baru Allah.
Dalam ayat 2 Paulus meneruskan, "Dan berdasarkan pengharapan
akan hidup yang kekal yang sebelum permulaan zaman sudah dijanjikan oleh Allah yang
tidak berdusta." Paulus menjadi rasul, bukan hanya menurut kepercayaan dan
pengetahuan akan kebenaran, juga berdasarkan pengharapan akan hayat yang kekal,
yang dalam kekekalan dijanjikan oleh Allah yang tidak dapat berdusta. Ini
sesuai dengan "janji hayat" dalam 2 Timotius 1:1. "Berdasarkan
pengharapan akan hayat yang kekal" berarti berdasarkan, bersyaratkan dan
bersandar pada harapan akan hayat yang kekal. Hayat yang kekal, hayat Allah
yang bukan ciptaan, bukan hanya untuk kita nikmati dan kecap pada hari ini,
tetapi kelak juga akan kita warisi (Mat. 19:29) dengan sempurna sampai selamanya.
Pengalaman kita terhadap hayat yang kekal pada hari ini, membuat kita memenuhi syarat
untuk mewarisinya pada masa yang akan datang. Kenikmatan terhadap hayat yang
kekal pada hari ini adalah suatu pencicipan; pewarisan hayat kekal pada masa yang
akan datang dan dalam kekekalan barulah pengecapan yang penuh. Pewarisan ini
adalah pengharapan akan hayat yang kekal. Inilah pengharapan yang penuh bahagia
yang diwahyukan dalam 2:13, yang meliputi kemerdekaan kemuliaan keputraan yang penuh,
penebusan tubuh kita (Rm. 8:21-25), keselamatan yang akan dinyatakan pada zaman
akhir (1 Ptr. 1:5), serta pengharapan yang hidup dari warisan yang tidak bisa
binasa, yang tidak dapat cemar, dan yang tidak dapat layu , yang tersimpan di
surga bagi kita (1 Ptr. 1:3-4). Inilah berkat dan kenikmatan yang penuh,
rohani, ilahi, dan surgawi terhadap hayat yang kekal yang disinggung dalam 1
Timotius 4:8, baik dalam Kerajaan Seribu Tahun maupun dalam langit baru dan bumi
baru (2 Ptr. 1:11; 3:13; Why. 21:6-7). Paulus menerima jabatan rasulnya dan merampungkan
ministri rasulnya, bukan berdasarkan keuntungan masa kini, juga bukan dengan hak
khusus hukum Taurat sebagai syaratnya, melainkan berdasarkan pengharapan ini
sebagai syaratnya. Ini menunjukkan bahwa untuk jabatan rasulnya, dia bersandar dan
mengandalkan hayat ilahi dengan segala pengharapannya, yang Allah janjikan
dalam kekekalan, dan yang dibawakan kepada kita melalui Injil (2 Tim. 1:10).
Sumber: Pelajaran-Hayat Titus, Berita 1
No comments:
Post a Comment