Hitstat

27 April 2015

Titus - Minggu 1 Senin



Pembacaan Alkitab: Titus 1:1-3


Titus 1:1 mengatakan, "Paulus, hamba Allah dan rasul Yesus Kristus, menurut kepercayaan orang-orang pilihan Allah dan pengetahuan penuh akan kebenaran yang sesuai dengan ibadah" (Tl.) Paulus menjadi rasul berdasarkan empat hal ini: (1) perintah Allah (1 Tim. 1:1); (2) janji hayat (2 Tim. 1:1); (3) Kepercayaan orang-orang pilihan Allah; (4) pengetahuan yang penuh akan kebenaran yang sesuai dengan ibadah. Perintah berada di pihak Allah, berbicara untuk Allah dan menuntut sesuatu dari diri kita bagi Allah. Kepercayaan berada di pihak kita, menanggapi tuntutan Allah dan menerima hayat-Nya; ini menyatakan bahwa kita tidak bisa memenuhi tuntutan Allah, tetapi Allah sudah merampungkan segalanya bagi kita, dan kita menerima yang dirampungkan oleh Allah. Hayat yang dijanjikan Allah adalah yang kita terima dari Allah, supaya tuntutan-Nya tergenap. Demikianlah Paulus menjadi rasul untuk melaksanakan ekonomi Perjanjian Baru Allah.

Dalam ayat 2 Paulus meneruskan, "Dan berdasarkan pengharapan akan hidup yang kekal yang sebelum permulaan zaman sudah dijanjikan oleh Allah yang tidak berdusta." Paulus menjadi rasul, bukan hanya menurut kepercayaan dan pengetahuan akan kebenaran, juga berdasarkan pengharapan akan hayat yang kekal, yang dalam kekekalan dijanjikan oleh Allah yang tidak dapat berdusta. Ini sesuai dengan "janji hayat" dalam 2 Timotius 1:1. "Berdasarkan pengharapan akan hayat yang kekal" berarti berdasarkan, bersyaratkan dan bersandar pada harapan akan hayat yang kekal. Hayat yang kekal, hayat Allah yang bukan ciptaan, bukan hanya untuk kita nikmati dan kecap pada hari ini, tetapi kelak juga akan kita warisi (Mat. 19:29) dengan sempurna sampai selamanya. Pengalaman kita terhadap hayat yang kekal pada hari ini, membuat kita memenuhi syarat untuk mewarisinya pada masa yang akan datang. Kenikmatan terhadap hayat yang kekal pada hari ini adalah suatu pencicipan; pewarisan hayat kekal pada masa yang akan datang dan dalam kekekalan barulah pengecapan yang penuh. Pewarisan ini adalah pengharapan akan hayat yang kekal. Inilah pengharapan yang penuh bahagia yang diwahyukan dalam 2:13, yang meliputi kemerdekaan kemuliaan keputraan yang penuh, penebusan tubuh kita (Rm. 8:21-25), keselamatan yang akan dinyatakan pada zaman akhir (1 Ptr. 1:5), serta pengharapan yang hidup dari warisan yang tidak bisa binasa, yang tidak dapat cemar, dan yang tidak dapat layu , yang tersimpan di surga bagi kita (1 Ptr. 1:3-4). Inilah berkat dan kenikmatan yang penuh, rohani, ilahi, dan surgawi terhadap hayat yang kekal yang disinggung dalam 1 Timotius 4:8, baik dalam Kerajaan Seribu Tahun maupun dalam langit baru dan bumi baru (2 Ptr. 1:11; 3:13; Why. 21:6-7). Paulus menerima jabatan rasulnya dan merampungkan ministri rasulnya, bukan berdasarkan keuntungan masa kini, juga bukan dengan hak khusus hukum Taurat sebagai syaratnya, melainkan berdasarkan pengharapan ini sebagai syaratnya. Ini menunjukkan bahwa untuk jabatan rasulnya, dia bersandar dan mengandalkan hayat ilahi dengan segala pengharapannya, yang Allah janjikan dalam kekekalan, dan yang dibawakan kepada kita melalui Injil (2 Tim. 1:10).


Sumber: Pelajaran-Hayat Titus, Berita 1

No comments: