Pembacaan
Alkitab: Ibr. 2:11-12; Yoh. 20:17
Putra‑putra Allah yang menyusun gereja, semuanya telah ditentukan
untuk keputraan (Ef. 1:5). Kita bisa menjadi putra‑putra Allah bukan secara
kebetulan, melainkan telah ditentukan Allah sebelum dunia dijadikan. Dalam kekekalan
yang lampau Allah telah menentukan kita menjadi putra‑putra‑Nya. Pertama, Allah
mengenali kita (Rm. 8:29), lalu Ia memilih kita. Entah bagaimana Anda menilai
diri Anda, Allah telah memilih Anda sebelum dunia dijadikan. Setelah mengenali
dan memilih kita, Allah menentukan kita. Kata "menentukan" mengandung
arti diberi tanda. Dalam kekekalan yang lampau, sebelum adanya penciptaan,
Allah telah membubuhkan tanda ke atas diri kita. Ia telah memberi tanda duluan
ke atas kita. Untuk apakah Allah menentukan kita? Untuk keputraan. Jadi, kita
telah ditentukan untuk keputraan.
Sebagai kaum pilihan Allah, kita telah dilahirkan oleh Allah dan
menjadi putra‑putra‑Nya. Ketika kita menerima Tuhan Yesus melalui percaya
kepada‑Nya, kita dilahirkan oleh Allah, dan menerima hak menjadi anak‑anak‑Nya
(Yoh. 1:12‑13). Sejak saat itu dan seterusnya, Roh Allah seIalu bersaksi
bersama roh kita bahwa kita adalah anak-anak Allah (Rm. 8:16). Bahkan ketika
kita lemah atau mundur, kita tetap mempunyai keyakinan yang dalam bahwa kita
adalah anak‑anak Allah; karena sekali kita dilahirkan oleh Allah, kita telah
menjack anak‑anak Allah sampai selama‑lamanya. Melalui kelahiran kembali kita
telah menerima keputraan yang kekal.
Karena kita telah dilahirkan oleh Roh di dalam roh kita, kita
memiliki roh keputraan (Rm. 8:15). Istilah roh di sini sulit kita pastikan
apakah itu Roh ilahi ataukah roh insani. Istilah ini mencakup keduanya, karena
roh yang kita terima adalah roh perbauran, yaitu roh yang mengandung unsur
ilahi juga insani. Roma 8:15 menuliskan bahwa kita, putra‑putra Allah, berseru,
"Ya Abba, ya Bapa." Tetapi ayat lain, Galatia 4:6 mengatakan Roh
itulah yang berseru, "Ya Abba, ya Bapa!' Ini berarti ketika kita berseru,
"Ya Abba, ya Bapa," Roh ilahi juga berseru, dan ketika Roh itu
berseru, kita pun turut berseru. Kita telah bersatu dengan Roh itu.
Sampai saat ini, kita masih belum memperoleh keputraan dengan
sempurna, yakni penebusan tubuh kita (Rm. 8:23). Kita kini sedang menantikan keputraan
yang sempurna, yakni penebusan atau pengubahan atas tubuh jasmani kita. Dengan
kata lain, walaupun kita telah dilahirkan oleh Allah di dalam roh kita, namun
kita masih belum dilahirkan oleh Allah di dalam tubuh kita. Hari itu akan
mendatang, yakni saat tubuh kita akan diubah. Kemudian kita akan beroleh
keputraan dengan sempurna. Kita sedang menanti‑nantikan hal itu.
Sebagai putra‑putra Allah, kita
adalah saudara‑saudara Kristus, Putra sulung Allah. Ia dilahirkan sebagai Putra
sulung Allah melalui kebangkitan‑Nya (Kis. 13:33). Kita pun telah dilahirkan
kembali menjadi saudara‑saudara‑Nya di dalam kebangkitan‑Nya (1 Ptr. 1:3). Ia
menyebut murid-murid‑Nya sebagai saudara‑saudara sesudah Ia dibangkitkan
(Yoh. 20:17). Maka kelahiran baru kita bukanlah suatu kelahiran yang jasmani,
tetapi kelahiran yang di dalam kebangkitan.
Kita, putra‑putra Allah, memiliki Putra sulung Allah sebagai kakak
kita (2:11; Rm. 8:29). Selaku kakak kita, Ia adalah contoh atau teladan kita.
Karena, Ia kakak kita, maka dalam setiap hal Dialah yang mengepalai, dan kita
harus mengikuti jejak‑Nya.
Sebagai putra‑putra Allah, kita memiliki hayat dan sifat yang
sama dengan Putra sulung Allah (2:11). Berhubung kita mengambil bagian dalam
hayat dan sifat yang sama seperti Dia, maka kita adalah saudara‑saudara‑Nya.
Karena kita memiliki hayat dan sifat Allah, maka kita adalah putra‑putra
Allah. Karena kita mengambil bagian dalam hayat dan sifat seperti Putra
sulung, maka kita adalah saudara‑saudara‑Nya. Bagi Allah, kita adalah putra‑putraNya;
bagi Putra sulung Allah, kita adalah saudara‑saudara‑Nya.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 1, Berita 12
No comments:
Post a Comment