Pembacaan
Alkitab: Ibr. 3:1; 1:9; 2:11
Dalam berita ini kita sampai pada Ibrani 3, yang dimulai dengan kalimat, "Sebab itu, Saudara-saudara yang kudus, yang mendapat
bagian dalam panggilan surgawi."
Saya senang dengan kedua sebutan ini ‑ "saudara-saudara yang kudus" dan "yang mendapat bagian dalam pangilan surgawi" Tidak
ada kitab lain dalam Perjanjian Baru yang menyebut kita saudara-saudara yang kudus. Sebutan ini
menyiratkan dua butir utama, yakni kita ini kudus dan kita ini saudara-saudara. Kita bukan hanya saudara,
tetapi juga saudara yang kudus. Entah Anda berani atau tidak mengatakan diri
Anda demikian? Penulis Surat Ibrani tidak dapat menyebut kita saudara-saudara yang kudus, sebelum ia
menerangkan sekian banyaknya kualifikasi mengenai Kristus maupun kita dalam dua
pasal terdahulu. Ketika tiba pada pasal 3, barulah ia dapat menyebut kita
saudara-saudara yang
kudus. Melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Kristus telah membuat kita menjadi saudara-saudara-Nya. Semula kita adalah orang-orang berdosa, penderita-penderita maut, tawanan-tawanan dan tahanan-tahanan. Terpujilah Dia, kematian-Nya telah menggenapkan pendamaian
segala dosa kita, dan membebaskan kita dari perhambaan maut. Di dalam
kebangkitan-Nya kita
telah dilahirkan menjadi saudara-saudara-Nya. Demikianlah kini kita dapat disebut saudara-saudara yang kudus.
Jika Anda tahu bahwa Anda adalah saudara kudus yang sedemikian,
apakah yang akan anda perbuat? Pantaskah Anda tetap menghisap rokok? Setiap
kali saya melihat seorang saudara merokok, seluruh diri saya merasa seolah
tenggelam. Saya berkata dalam batin, "Oh, saudaraku, engkau telah menjual
hak kesulunganmu dengan harga yang lebih murah daripada yang dijual Esau."
Apakah pantas seorang saudara yang kudus masih merokok? Meskipun kita tidak
punya peraturan yang melarang orang merokok, namun kita mempunyai status yang
terhormat. Kita tidak saja kudus, bahkan terhormat. Pikirkanlah kedudukan kita;
sebagai saudara-saudara Putra
sulung Allah, dan sebagai mitra-mitra Sang Terurap Allah. Ini bukanlah satu perkara yang kecil.
Andaikata Anda saudara Presiden Amerika, Anda pasti sangat bangga dan pasti
memiliki kehormatan. Namun, Anda kini saudara siapa? Anda adalah salah seorang
saudara Putra sulung Allah, yang menggenapkan rencana Allah. Merokok sungguh
memalukan Sang Terurap Allah. Memang Alkitab tidak pernah mengatakan Anda tidak
boleh merokok, kitab Perjanjian Baru bukan sebuah kitab Taurat, melainkan
kitab, saudara-saudara yang
kudus. Tetapi saya yakin, bila Tuhan mencelikkan mata Anda dan memberi kesan
pada Anda tentang perkara yang indah dalam Injil sepenuhnya ini, Anda pasti
akan menjadi seorang yang berbeda. Anda akan lebih terbuka terhadap Imam Besar
ini, sehingga Ia lebih banyak menyuplaikan diri-Nya ke dalam Anda. Hal ini akan
merubah selera Anda, sehingga Anda tidak lagi gemar menghisap rokok.
Visi yang demikian bisa mengubah penginjilan kita. Penginjilan
kita hari ini terlampau rendah. Ketika kita menginjil, jangan hanya memberi
tahu orang dosa bahwa mereka telah dijatuhi hukuman dan kelak akan binasa. Kita
harus memberitakan Injil dengan mutu yang lebih tinggi, yakni Allah sedang
memanggil mereka untuk percaya kepada Putra sulung-Nya agar mereka dapat menjadi
saudara-saudara-Nya, bahkan mitra-mitra-Nya guna menggenapkan rencana
kekal‑Nya.
Inilah penginjilan yang kita perlukan dewasa ini. Saya mengharap
kiranya ada saudara-saudara muda yang memiliki beban untuk memberitakan Injil semacam
ini. Jangan sekali-kali menginjil dengan nada usang, yang mengatakan orang dosa harus
binasa di dalam neraka.
Itu bukan salah, tetapi terlampau rendah. Kita perlu menginjil dengan Ibrani
3:1 yang memberi tahu bahwa orang dosa harus bertobat dan diubah menjadi
saudara-saudara yang
kudus. Bila kaum remaja mau menginjil demikian, niscaya banyak teman sekolah mereka
akan tertarik.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 1, Berita 14
No comments:
Post a Comment