Pembacaan
Alkitab: Ibr. 3:7-14; 6:20
Ahli waris yang telah diurapi Allah, Pemimpin keselamatan ini,
setelah mengalami maut dan bangkit lalu memasuki perhentian dan kemuliaan
(6:20). Ia melakukan hal itu sebagai Pelopor dan Perintis. Ia mengepalai melewati
jalan salib dan memasuki perhentian dan kemuliaan. Kini Ia duduk di sebelah
kanan Allah (1:3, 13), dimahkotai dengan kehormatan dan kemuliaan (2:9),
memenuhi syarat menjadi Pemimpin keselamatan kita untuk membawa kita melalui
jalan salib memasuki tanah permai perhentian dan kemuliaan.
Pada mulanya, Allah telah menentukan agar ahli waris yang unik ini
memperoleh sekelompok ahli waris. Allah tidak merasa cukup indah bila hanya
Kristus sendiri yang masuk ke dalam tanah permai. Allah menghendaki adanya
sekelompok ahli waris untuk menyertai Kristus masuk ke dalam tanah permai,
yaitu ekspresi mulia apa adanya Allah, barulah Ia merasa puas. Semakin banyak
ahli waris, semakin banyak pula ekspresi kemuliaan‑Nya. Perhatikanlah perihal
Yosua memimpin bani Israel masuk ke dalam tanah permai. Sudah tentu Allah dapat
dengan mudah sekali membawa Yosua sendiri masuk ke dalam tanah permai. Namun
bila hanya Yosua sendiri yang masuk ke dalam tanah permai, dan di sana ia
berseru, "Bersandar pada Allah yang Mahakuasa, aku telah merebut tanah
ini!" Memang hal itu tidak mustahil, tetapi itu tidaklah mulia. Ketika
Yosua memimpin masuk ke dalam tanah permai, setidaknya ada dua juta orang yang
menyertainya di belakang, sehingga bangsa Kanaan sangat terkejut. Jadi bukan
Kristus, ahli waris tunggal saja yang memasuki tanah permai, tetapi Ia memimpin
sepasukan ahli waris. Dalam hal menyerbu kota Yerikho, bila di sana hanya ada
Yosua sendiri, memang Allah juga dapat melakukan mukjizat, tetapi kalau Ia
berbuat demikian, tidak akan ada kemuliaan. Kali itu Yerikho dikelilingi oleh
bala tentara yang besar, dan membuat seluruh musuh gentar ketakutan, pada
akhirnya kota itu direbut dengan kemuliaan. Pintu gerbang menuju tanah permai
adalah pintu gerbang yang muha. Kita sedang berbaris masuk ke tanah permai.
Pemimpin besar, yakni Yosua yang sejati, sedang memimpin kita di depan, dan
kita sekalian harus menjadi mitra‑Nya dalam memperoleh tanah permai itu.
Sebelum kita bisa menjadi mitra‑Nya, kita harus lebih dulu menjadi
orang yang mengambil bagian dalam menikmati‑Nya. Ketika kita beroleh bagian
dalam Dia dan menikmati Dia, bagi kita Ia tidak disebut Kristus, melainkan
disebut Roh Kudus. Kita adalah orang‑orang yang mengambil bagian dalam Roh
Kudus (6:4). Sewaktu Ia menjadi Pemimpin, Ia disebut Yesus Kristus, bukan Roh
Kudus. Ketika Ia menjadi kenikmatan kita, Ia adalah Roh Kudus, tetapi ketika Ia
menjadi Pemimpin kita, Ia adalah Kristus.
Kristus, Pemimpin keselamatan, adalah Yosua sejati yang memimpin
umat Allah untuk memperoleh tanah permai itu. Kita, mitra‑Nya adalah Kaleb
sejati yang turut serta dengan Dia untuk memperoleh tanah itu. Apakah artinya
memperoleh tanah permai itu? Tanah permai adalah penggenapan kehendak Allah di
dalam Kristus, yakni di mana Allah dapat mengekspresikan diri‑Nya dengan
sepenuhnya. Untuk hal ini, Kristus adalah Pelaksana, sedangkan kita adalah
mitra‑mitra‑Nya. Dalam usaha‑Nya ini, kita adalah mitra‑mitra‑Nya. Kita telah
dilantik bersama Kristus untuk tujuan ini. Dengan Kristus kita bersama‑sama
memangku jabatan ini, agar bersama‑Nya kita dapat memperoleh tanah permai,
memilikinya dan kemudian membangun rumah Allah di sana. Akhirnva, tanah ini
akan menjadi tanah yang mulia. Terpujilah Tuhan! Kita adalah mitra‑mitra-Nya.
Menikmati Dia adalah untuk tujuan menjadi mitra-Nya. Kita tidak hanya menjadi
orang yang beroleh bagian dalam Kristus, kita juga adalah mitra‑Nya.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 1, Berita 16
No comments:
Post a Comment