Pembacaan Alkitab: Ibr. 4:1-6
Dari seluruh wahyu firman Allah,
kita dapat nampak bahwa dalam kekekalan yang lampau Allah telah berencana
hendak mengekspresikan diri‑Nya. Kehendak Allah yang kekal ialah
mengekspresikan diri‑Nya secara riil dan konkret melalui satu kelompok manusia.
Untuk mencapai tujuan ini, Ia menciptakan langit dan bumi.
Iblis, seteru Allah, datang dan
merusak ciptaan Allah, khususnya bumi. Karena itu, bumi dihukum oleh Allah
dengan air (Kej. 1:2). Seluruh bumi terbenam di bawah air, yaitu berarti
ditutupi oleh maut. Kemudian Allah datang mengadakan pemulihan. Pada hari
ketiga, Allah menyuruh tanah atau bumi yang ditutupi air maut itu muncul kembali.
Bumi atau tanah yang muncul pada hari ketiga ialah lambang Kristus yang
bangkit, dan dari sanalah terbit segala kehidupan. Dari tanah itu pula Allah
menciptakan manusia menurut gambar‑Nya sendiri, untuk mengekspresikan‑Nya dan
mewakili‑Nya. Pada waktu itu, pada diri Adam kita dapat nampak tanah, sebab
Adam terbuat dari debu tanah. Kita pun dapat nampak Kristus, karena Adam
diciptakan menurut gambar Kristus. Kejadian 1:26 mengatakan bahwa manusia
diciptakan menurut gambar Allah, dan Kolose 1:15 mengatakan bahwa Kristus
adalah gambar Allah yang tidak kelihatan. Bila Anda melihat Adam, Anda pun akan
nampak gambar Kristus. Pada diri Adam terdapat debu tanah, juga terdapat gambar
Kristus. Dengan demikian, dari diri Adam kita dapat nampak tanah, Kristus, dan
manusia, dan ketiganya itu bergabung menjadi ekspresi Allah dan Kerajaan Allah.
Inilah suatu miniatur yang ingin didapatkan oleh Allah.
Iblis mengetahui inti pikiran
Allah ini, maka ia datang dan merusak manusia. Setelah Adam dirusak, pada
akhirnya manusia merosot menjadi daging (Kej. 6:3). Allah lalu datang menghukum
daging, bersamaan dengan itu Allah juga menghukum bumi, sebab daging, yakni
manusia tidak dapat dipisahkan dengan bumi (Kej. 6:12‑13). Dalam pandangan
Allah dan menurut konsepsi Allah, manusia selalu berhubungan dengan tanah atau
bumi. Ketika Ia menghukum manusia, bumi pun turut dihukum, dan ketika bumi
dihukum, manusia pun dihukum. Allah selalu menindak keduanya sekaligus. Dengan
air bah, Allah sekaligus menghukum daging dan bumi.
Setelah air bah berlalu, bahtera
terdampar di puncak Gunung Ararat pada bulan ketujuh, dan hari itu tepat sekali
dengan hari dan bulan ketika Tuhan Yesus bangkit dari kematian, yakni hari
ketujuh belas. Tuhan tersalib pada hari Paskah, hari keempat belas, dan tiga
hari kemudian, hari ketujuh belas, Ia bangkit dari kematian. Begitu pula
bahtera, telah bangkit dari air maut pada hari ketujuh belas bulan itu. Dengan
perkataan lain, kebangkitan Tuhan Yesus dan berhentinya bahtera di puncak
Gunung Ararat terjadi pada bulan dan hari yang sama. Setelah Nuh beserta tujuh
orang lainnya keluar dari bahtera, mereka hidup di bumi baru. Kaum yang telah
bangkit ini hidup di bumi baru. Dan sekali lagi, bumi baru ini melambangkan
Kristus yang telah bangkit. Nuh beserta tujuh orang hidup di bumi baru, berarti
mereka hidup di dalam Kristus. Pada hari ini kita semua hidup di dalam Kristus.
Keadaan yang indah ini tidak dapat
bertahan lama, sebab Iblis datang lagi merusak dan mencemari manusia. Kejadian
10 mewahyukan, Iblis telah memperalat ayah Nimrod, yakni Kusy untuk membangun
Babel. Dirusak dan dicemarinya Kusy dan Nimrod, berarti Iblis sekali lagi
merusak umat manusia. Dalam pandangan Allah, manusia yang telah dirusak bersatu
dengan Ur‑Kasdim.
Allah lalu datang memanggil
Abraham keluar dari Ur‑Kasdim yang rusak itu. Hal itu berarti Allah
memanggilnya keluar dari umat manusia yang rusak. Allah hendak membawanya
meninggalkan tanah itu untuk memasuki tanah yang tinggi, yakni tanah permai
Kanaan. Secara geografis Tanah Kanaan memang merupakan sebidang tanah yang
dikelilingi air, yaitu Laut Tengah, Laut Mati, dan Sungai Yordan. Itu berarti
tanah ini adalah tanah yang muncul dari dalam air kematian dan yang melampaui
air kematian. Tanah ini melambangkan Kristus dengan umat Allah.
No comments:
Post a Comment