Pembacaan
Alkitab: Ibr. 3:7-14
Kalimat pertama dari Ibrani 3:14 mengatakan, "Karena kita
telah menjadi mitra (partner) Kristus" (T1.). Dalam bahasa
Yunani, kata "mitra" (partner) sama dengan "pengambil
bagian" (partaker). Kata yang sama ini dalam bahasa aslinya memiliki dua
makna yang berbeda, yaitu yang pertama berarti mendapat bagian, dan yang kedua
berarti mitra. "Mendapat bagian" berbeda dengan "mitra".
Misalkan, saya mengambil bagian dalam suatu sarapan pagi, berarti saya
menikmati sarapan pagi itu. Tetapi kalau mengatakan saya adalah mitra dari
perusahaan besar itu, berarti saya adalah salah seorang pemegang saham dari
perusahaan itu. Berhubung kata ini mengandung dua arti yang berbeda, maka para
penerjemah agak sukar untuk menerjemahkan secara tepat. Kata ini seyogianya
diterjemahkan sebagai "mitra Kristus". Ibrani 3:7-14 menerangkan
tentang masuk ke dalam tanah permai, yakni yang dilambangkan oleh masuk ke dalam
masalah memasuki tanah permai di bawah pimpinan Yosua. Yosua masuk ke dalam
tanah permai dan dalam, hal ini Kaleb adalah mitranya. Kita tidak dapat
mengatakan Kaleb itu "mengambil bagian" dalam Yosua, sebab Kaleb
tidak mungkin menikmati Yosua. Kaleb adalah kawan seperjuangan, rekan, dan
mitra Yosua dalam hal masuk ke dalam tanah permai. Kristus itulah Yosua sejati
kita pada hari ini, dan kita adalah Kaleb-Nya. Dari segi ini kita bukan beroleh
bagian dalam Kristus, melainkan menjadi mitra-Nya. Jadi, ketika kita menikmati
Kristus, kita adalah orang yang beroleh bagian di dalam-Nya; ketika kita
mengikuti Kristus, kita adalah mitra-Nya. Beban saya dalam berita ini ialah
mempersekutukan kepada kalian bahwa kita tidak hanya sebagai orang-orang yang
beroleh bagian dalam menikmati Kristus, juga sebagai mitra yang mengikuti
Kristus. Sebagai mitra-Nya, kita harus bekerja sama dan berkoordinasi dengan
Dia.
Allah memiliki suatu usaha yang besar dalam alam semesta ini.
Tujuan usaha ini ialah agar Ia sendiri mendapat suatu ekspresi yang mulia.
Ekspresi mulia ini adalah sasaran yang akan kita masuki kelak. Pandangan kita
perlu diperluas sehingga kita nampak bahwa usaha Allah dalam alam semesta ini
tidak lain ialah mendapatkan suatu ekspresi yang mulia bagi diri-Nya sendiri.
Putra Allah ditetapkan untuk merampungkan rencana Allah. Ia telah ditetapkan
untuk melaksanakan usaha ini. Pada kekekalan yang lampau Ia telah ditetapkan
untuk menangani tugas ini.
Kristus ditetapkan pada kekekalan yang lampau dan diurapi dalam
waktu (1:9). Pengurapan itu adalah awal pelantikan surgawi dan ilahi. Allah
telah melantik ahli waris yang ditetapkan-Nya ini untuk mulai mengemban tugas
tersebut melalui pengurapan. Allah Roh menuangkan diriNya seperti minyak urapan
di atas ahli waris yang ditetapkan ini, yaitu mengurapi-Nya agar Ia menjadi
Pelaksana dari usaha Allah yang ilahi.
Sebagai mitra Kristus, kita juga beroleh bagian dalam
pengurapan-Nya. Ia telah menerima penetapan pada kekekalan yang lampau, tetapi
pengurapan-Nya adalah dalam waktu. Pengurapan-Nya juga telah mencakup kita
sekalian. Dalam Mazmur 133 kita nampak bahwa minyak dituang di atas kepala
Harun, imam besar dan meleleh ke janggut, tubuh dan ke leher jubahnya. Itu
menunjukkan bahwa seluruh anggota tubuh dan imam besar telah mengambil bagian
dalam pengurapan minyak. Kita yang menjadi mitra-Nya dalam pengurapan ahli
waris tunggal juga telah diurapi bersama-Nya. Sebagaimana telah saya katakan,
pengurapan Kristus kali ini ialah awal pelantikan-Nya, maka kita juga mengambil
bagian dalam pelantikan-Nya. Dalam pelantikan yang surgawi, ilahi, dan kelial
ini kita adalah mitra-Nya. Ia telah menerima pengurapan dan kita beroleh bagian
dalam hal ini, sebab kita adalah mitra-Nya. Dengan perkataan lain, kita semua
telah menerima pengurapan, dan telah menerima jabatan itu. Kita tidak hanya
mengambil bagian dalam Kristus, yakni menikmati-Nya, bahkan menjadi mitra-Nya,
yang berbagian dalam usaha-Nya. Kristus sedang melaksanakan suatu tugas, yakni
agar Allah mendapatkan suatu ekspresi mulia dan sempurna, dan kita pun kini
sedang bekerja sama dengan Dia dalam usaha ini.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 1, Berita 16
No comments:
Post a Comment