Pembacaan
Alkitab: Ibr. 3:1; 1:9; 2:11
Saudara-saudara yang kudus adalah para
ahli waris keselamatan (1:14), yang mewarisi "keselamatan yang sebesar
itu" (2:3) yang tidak saja membuat kita menjadi saudara-saudara yang kudus
dan mendapat bagian dalam kekudusan Allah, tetapi juga membawa kita ke dalam
kemuliaan Allah.
Saudara-saudara yang kudus juga adalah mitra-mitra dari ahli waris Allah yang
ditetapkan itu (1:9, 2). Putra Allah adalah ahli waris yang ditetapkan untuk
mewarisi segala sesuatu. Ahli waris ini telah diurapi oleh Allah untuk
menggenapkan rencana-Nya yang kekal. Saudara-saudara yang kudus adalah mitra Dia yang
sedemikian itu.
Saudara-saudara kudus juga adalah pengikut-pengikut Pemimpin keselamatan itu
(2:10). Pemimpin keselamatan ialah Putra sulung Allah yang merintis jalan masuk
ke dalam kemuliaan Allah. Saudara-saudara yang kudus adalah pengikut-pengikut Pemimpin yang sedemikian
itu yang akan dibawa ke dalam kemuliaan Allah.
Tidak hanya demikian, saudara-saudara yang kudus adalah saudara-saudara Putra sulung Allah.
Kristus adalah Putra sulung Allah yang memiliki sifat ilahi juga sifat insani.
Saudara-saudara yang
kudus, sebagai manusia yang telah dilahirkan kembali oleh hayat ilahi adalah
saudara-saudara
Kristus yang memiliki sifat insani juga sifat ilahi. Jadi mereka serupa dengan
Kristus dalam hayat dan sifat.
Terakhir, saudara-saudara yang kudus menjadi gereja dalam kebangkitan (2:12). Secara
individual, mereka adalah saudara-saudara Kristus, tetapi secara korporat, mereka adalah gereja,
Tubuh Kristus. Hal ini sepenuhnya berada dalam kebangkitan. Sebelum Kristus
bangkit, gereja belum ada. Gereja baru terlahir melalui kebangkitan Kristus,
terbentuk dari saudara-saudara Kristus. Itulah sebabnya sesudah kebangkitan-Nya baru ada saudara-saudara Kristus, gereja.
Saudara-saudara yang kudus dikuduskan karena dan melalui Anak Allah dan
Anak Manusia (2:11). Yang Menguduskan ialah Anak Allah juga Anak Manusia. Kita telah memenuhi syarat untuk
mengambil bagian dalam kekudusan ilahi. Kekudusan ilahi tidak lain ialah sifat
Allah sendiri. Sebagai yang menguduskan, Kristus kini terus-menerus menguduskan kita dengan
menyalurkan sifat kudus Allah ke dalam diri kita. Saya sering mengambil
perumpamaan dengan air teh. Segelas air putih akan menjadi air teh, bila kita
campurkan daun teh ke dalamnya. Cara mengubah air putih menjadi air teh ialah
dengan mencampurkan unsur teh ke dalam air itu, hingga air itu diresapi dan
dijenuhi. Seluruh air itu akan menjadi air teh, dan akan memiliki penampilan,
warna, aroma, dan rasa teh. Kita ini seolah segelas air putih, sedang Kristus
ialah unsur kekudusan ilahi, sifat ilahi. Kristus telah menaruh diri-Nya ke dalam kita, segelas air
putih ini, untuk meresapi dan menjenuhi kita, sampai kita dikuduskan oleh sifat
kudus-Nya
sepenuhnya. Inilah pengudusan.
Saudara-saudara yang kudus juga mengambil bagian dalam kekudusan ilahi
(12:10). Kita mengambil bagian dalam kekudusan ilahi yang tidak lain adalah
sifat Allah yang kudus. Dalam proses pengudusan, kita diresapi oleh dan ke
dalam sifat Allah yang kudus. Melalui peresapan yang demikianlah, kita
mengambil bagian dalam kekudusan ilahi.
Sebagai
saudara-saudara yang kudus, di satu pihak kita menempuh proses pengudusan, di
pihak lain kita sedang berjalan menuju kemuliaan (2:10). Menjadi kudus atau
dikuduskan merupakan persiapan kita untuk dimuliakan. Ketika kita berjalan
menuju kemuliaan, Kristus datang menguduskan kita dan menjadi Imam Besar yang
melayankan segala kebutuhan kita, bahkan menjadi Pemimpin kita yang membawa
kita masuk ke dalam kemuliaan.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 1, Berita 14
No comments:
Post a Comment