Pembacaan
Alkitab: Ibr. 3:1; 1:3, 13; 4:14
Konsepsi
Surat Ibrani berfokus pada hal-hal positif dan yang bersifat surgawi. Pertama,
surat ini menunjukkan bahwa Kristus hari ini duduk di surga (1:3). Ia telah
masuk ke dalam surga (9:24), Ia telah melintasi semua langit (4:14), dan telah
melampaui segala langit (7:26). Kemudian surat ini juga membentangkan kepada
kita panggilan surgawi (3:1), karunia surgawi (6:4), hal-hal surgawi (8:5),
tanah air surgawi (11: 16), dan Yerusalem surgawi (12:22). Surat ini juga
mengatakan bahwa kita terdaftar di surga (12:25). Segala hal dalam Perjanjian
Lama yang dipegang oleh agama Yahudi bersifat bumiah. Dalam surat ini penulis
sengaja menunjukkan kepada kaum beriman Ibrani perbandingan antara sifat
surgawi Perjanjian Baru dengan sifat bumiah Perjanjian Lama, agar mereka
membuang hal-hal bumiah dan mengikat diri mereka kepada yang surgawi itu.
Panggilan surgawi terutama memanggil kita kepada Kristus yang
surgawi (1:3, 13; 4:14; 6:20; 7:26; 9:24; 10:12). Di manakah Kristus pada hari
ini? Ia berada di surga, Ia dulu berada di bumi, dan Ia kelak akan kembali lagi
ke bumi, tetapi sekarang Ia berada di surga. Dialah Kristus yang surgawi, yang
menyuplai kita dari saat ke saat dengan hayat, suplai, dan kelimpahan surgawi,
agar kita dapat menempuh hidup surgawi selama kita masih di bumi ini.
Meskipun mendapat bagian dalam panggilan surgawi, saudara-saudara yang kudus masih berada di
bumi. Namun mereka telah tercatat dalam daftar surgawi (12:23), yaitu nama-nama mereka telah terdaftar di
surga. Hari ini kita memang bukan berada di surga, tetapi nama kita telah
tercatat di sana. Kita adalah orang-orang yang berbagian dalam panggilan surgawi, nama kita tercatat
dalam daftar nama surgawi. Jadi, kita adalah umat surgawi (F1p. 3:20).
Kita yang menerima panggilan surgawi, juga dipanggil untuk
mengecap karunia surgawi (6:4). Karunia surgawi tentunya adalah hal-hal surgawi yang Allah berikan
kepada kita ketika kita beroleh selamat, antara lain: pengampunan, pembenaran,
hayat flahi, damai sejahtera, dan sukacita. Sebagai penerima panggilan surgawi,
sudah tentu kita telah mengecap hal-hal surgawi ini.
Kita yang telah menerima panggilan surgawi, juga perlu memiliki
penyembahan yang surgawi (8:5; 9:23-24). Sekalipun kita masih di bumi, penyembahan kita terhadap Allah
haruslah bersifat surgawi. Saudara-saudara yang kudus dipanggil untuk memiliki penyembahan yang
surgawi di bumi. Penyembahan kita harus menjauhi segala sifat bumiah. Hidup
maupun penyembahan kita haruslah berkat surgawi.
Kita, orang-orang yang mendapat bagian dalam
panggilan surgawi, datang ke Yerusalem surgawi (12:22). Yerusalem yang di bumi
melambangkan hukum Taurat dan ikatannya (Gal. 4:25), sedangkan Yerusalem yang
di surga melambangkan anugerah dengan kebebasannya (Gal. 4:26). Kaum beriman
Ibrani tidak seharusnya kembali dan tinggal di bawah hukum Taurat sebagai anak-anak yang terikat yang datang ke
Yerusalem bumiah. Mereka seharusnya meninggalkan Yerusalem yang bumiah, dan
datang ke Yerusalem yang surgawi sebagai anak-anak yang merdeka di bawah
anugerah.
Sebagai orang yang berbagian dalam panggilan surgawi, kita juga
berbagian dalam Roh Kudus (6:4). Roh Kudus ialah yang dijanjikan Allah untuk
diberikan kepada manusia dalam Injil-Nya (Gal. 3:14). Dari surga, Allah telah memanggil kita untuk
mendapatkan hal-hal surgawi,
agar kita dapat menjadi orang-orang yang menikmati Roh Kudus-Nya, berbagian dalam Roh Kudus-Nya. Melalui Roh Kudus Allah
inilah kita dapat menempuh hidup yang surgawi di bumi dan berbagian dalam
kekudusan Allah. Roh Kudus tidak lain adalah Allah sendiri. Sebagai orang-orang yang berbagian dalam Roh
Kudus, kita mendapatkan Allah sebagai kenikmatan kita. Melalui Roh Kudus Allah
pula barulah kita dapat memiliki penyembahan yang surgawi.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 1, Berita 14
No comments:
Post a Comment