Hitstat

06 July 2015

Ibrani - Minggu 7 Senin

Pembacaan Alkitab: Ibr. 2:14-18


Mengapa penulis Surat Ibrani memakai istilah belaskasihan dan setia untuk menggambarkan Imam Besar? Jawabannya ialah karena pada kedua pasal pertama surat ini penulis mengutamakan dua hal: Kristus adalah Putra Allah, adalah Allah; Kristus adalah Anak Manusia, adalah manusia. Belaskasihan ditujukan kepada diri-Nya sebagai manusia, sedang setia ditujukan kepada diri-Nya sebagai Allah. Untuk menjadi orang yang setia, kita tidak saja harus memiliki kebajikan, tetapi juga harus memiliki kekuatan itu. Misalkan, saya menjanjikan sesuatu kepada Anda. Walaupun saya memiliki kebajikan, tetapi belum tentu saya sanggup memenuhi janji saya itu. Hati saya ingin mempertahankan kesetiaan, kepercayaan, namun saya kekurangan kekuatan; saya tidak berdaya menggenapi janji saya. Akhirnya, saya terpaksa menjadi tidak setia. Namun Imam Besar ini bukan hanya seorang yang jujur, Ia adalah Allah yang setia. Allah adalah setia (10:23). Apa yang Ia janjikan pasti digenapi-Nya. Ia tidak pernah berdusta (6:18). Apa yang telah Ia katakan, dapat digenapi-Nya. Ia mampu memenuhi setiap perkataan-Nya. Hanya Allah yang dapat setia sepenuhnya. Tidak ada seorang pun di antara kita bisa setia sepenuhnya. Apakah yang dapat menghalangi Allah untuk menggenapkan perkataan-Nya? Tidak ada! Yesus bisa menjadi Imam Besar yang setia, karena Ia adalah Allah yang Mahakuasa itu. Karena Ia adalah Putra Allah dan Allah itu sendiri, Ia tentu dapat setia.

Berbelaskasihan mengacu kepada Kristus sebagai manusia. Ia menjadi manusia dan menempuh kehidupan sebagai manusia di bumi ini serta mengalami segala penderitaan manusia. Akhirnya, Ia benar-benar memenuhi syarat untuk membelaskasihani kita. Ia mengerti bagaimana menaruh belas kasihan kepada manusia. Ia adalah seorang manusia yang berpengalaman atas kehidupan insani dan yang mengalami segala pahit getir hidup insani.

Bagaimana Kristus dapat menjadi Imam Besar yang penuh dengan belas kasihan dan setia? Karena Ia adalah Anak Manusia yang memiliki sifat insani juga Putra Allah yang memiliki sifat ilahi. Ia benar-benar memenuhi syarat untuk menjadi Imam Besar yang sedemikian. Harun adalah seorang imam besar yang baik, namun ia hanya memiliki sifat insani tanpa sifat ilahi. Maka Harun mungkin penuh dengan belas kasihan, tetapi ia belum tentu bisa setia. Akan tetapi Imam Besar kita, Yesus Kristus yang sebagai Putra Allah dan Anak Manusia, penuh dengan belas kasihan dan setia, sebab Ia adalah Allah juga manusia.

Syarat lainnya yang memungkinkan Kristus menjadi Imam Besar ialah Ia telah berinkarnasi menjadi serupa dengan kita (2:14, 17). Malah kita boleh mengatakan, Ia lebih daripada serupa dengan kita, sebab dalam hidup insani-Nya Ia telah menderita susah yang belum pernah kita rasakan. Agar layak menjadi Imam Besar yang penuh dengan belas kasihan, Ia telah menjadi serupa dengan kita dan bersimpati terhadap segala kelemahan kita.

Tuhan Yesus juga layak menjadi Imam Besar karena Ia telah menderita karena pencobaan (2:18). Jika Anda membaca lagi keempat kitab Injil, Anda akan tahu bahwa tidak seorang pun yang mengalami kesukaran, serangan, kesalahpahaman, dan fitnahan sebanyak yang dialami-Nya. Para pencipta kabar angin selalu memutar balik perkataan Anda. Mereka mengganti beberapa kata Anda dengan kata-kata lain, sehingga kata-kata Anda berubah maksudnya. Adakalanya Tuhan mengucapkan beberapa perkataan, Ialu mereka mengambil beberapa di antaranya dan memutarbalikkannya untuk dijadikan alasan menuduh Tuhan.

Kristus layak menjadi Imam Besar kita juga karena Ia telah menerima penderitaan maut (2:9). Maut yang dialami Tuhan Yesus benar-benar merupakan suatu baptisan. Pada suatu kali Tuhan bertanya kepada murid-murid-Nya, "Dapatkah kamu...dibaptis dengan baptisan yang Kuterima?" (Mrk. 10:38). Baptisan di sini ditujukan pada kematian-Nya. Kematian-Nya adalah Sungai Yordan yang sejati. Dalam menerima maut itu, Ia telah menyeberang sungai dan memasuki wilayah yang penuh dengan ekspresi Allah, penuh dengan kemuliaan-Nya.


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 1, Berita 13

No comments: