Pembacaan
Alkitab: Ibr. 7:3, 6-7; Yoh. 8:58
Ketika Abraham mengangkat tangannya kepada Allah, situasi saat itu
tanpa kebenaran dan damai. Tanpa kebenaran karena Lot beserta seluruh hartanya
telah dirampas musuh; tanpa damai karena seteru-seteru masih belum dikalahkan.
Tetapi, ketika Abraham berperang, ia beriman kepada Allah. Setelah Abraham
membunuh musuh-musuhnya, dan
Melkisedek datang menyongsongnya, saat itu barulah ada kebenaran dan damai
sejahtera. Siapakah yang mendatangkan kebenaran dan damai? Melkisedek, imam
Allah yang Mahatinggi. Pada saat Abraham membunuh Kedorlaomer dan raja-raja
lainnya, pasti ia didoakan oleh Melkisedek. Demi doa syafaatnya itu, maka
kebenaran dan damai pun datang.
Bila
Anda membaca lagi Ibrani 7, Anda akan nampak Kristus yang melayani sebagai Imam
Besar adalah Dia yang berdoa syafaat. Ketika Anda sepanjang siang hari
berperang membunuh hal-hal yang negatif, maka Imam Besar, Kristus, mendoakan Anda. Hal
ini jelas sekali disebutkan dalam Ibrani 7:25. Pada petang hari, ketika
peperangan Anda usai, dan doa syafaat-Nya juga selesai, Dia datang kepada Anda
dengan roti dan anggur untuk menilimatinya bersama Anda. Inilah Imam Besar
kita! Ketika pejuang itu sedang berperang, Melkisedek mengawasinya sambil
mendoakan. Ia melihat kemenangan Abraham, dan tahu kapan harus datang untuk
menyambutnya dengan roti dan anggur. Melkisedek yang melayani, sudah pasti
sebagai Imam Besar yang mendoakan. Imam Besar yang demikian adalah Kristus kita
hari ini.
Imam Besar kita yang rajani juga kekal, abadi, tanpa awal dan
akhir. Dikatakan dalam Ibrani 7:3 bahwa Melkisedek "tidak berbapak,
tidak beribu, tidak bersilsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya tidak
berkesudahan, dan karena ia dijadikan sama dengan Anak Allah, Ia tetap menjadi
imam sampai selama-lamanya." Menurut catatan Kejadian
14, Melkisedek muncul secara tiba-tiba, juga menghilang dengan tiba-tiba. Ia seolah-olah tidak datang juga tidak
pergi, sebab harinya tidak berawal, hidupnya tidak berkesudahan. Karena
Melkisedek kita kekal, ia tidak bersilsilah. Setiap tokoh penting dalam Kitab
Kejadian mempunyai silsilah, hanya Melkisedek yang tanpa silsilah. Dalam
tulisan yang ilahi, Roh Kudus dengan berdaulat tidak memberikan catatan tentang
awal hari Melkisedek atau kesudahan hidupnya, sehingga dia bisa menjadi lambang
yang tepat akan Kristus sebagai yang kekal, menjadi Imam Besar kita sampai
selama-lamanya. Ini
seperti Anak Allah yang ditampilkan Injil Yohanes, yang kekal, tidak memiliki
silsilah (Yoh. 1:1). Tetapi sebagai Anak Manusia, Kristus memiliki silsilah
(Mat. 1:1-17; Luk. 3:23-38). Kristus yang demikian adalah
Imam Besar rajani, yang menyuplaikan Allah yang telah melalui proses kepada
kita dari hari ke hari. Dia langgeng, kekal, abadi, hari-Nya tidak berawal, hidup-Nya tidak berkesudahan. Ia mungkin
mendatangi kita pada suatu malam, dan sewaktu kita mengalami-Nya Ia seolah-olah menghilang. Ia selamanya
tidak pernah mengatakan kita selamat tinggal kepada kita, kita juga tidak
pernah mengatakan sampai jumpa lagi kepada-Nya. Namun ketika kita bangun pada
keesokan harinya, kita dapati bahwa Ia tetap menyertai kita. Bagi-Nya tidak ada datang atau pergi,
sebab Ia adalah Imam Besar yang kekal.
Kristus, sejak kuno sudah ada,
jauh lebih dahulu daripada Abraham. Hal ini terbukti dari Yohanes 8:58, "Kata
Yesus kepada mereka,’Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, sebelum Abraham ada,
Aku telah ada.’" Dengan ini kita nampak bahwa Kristus lebih agung
daripada Abraham. Sebelum, Abraham ada, Ia telah ada Kristus sejak kuno sudah
ada, namun tidak usang atau tua. Sebagai Melkisedek kita, Kristus jauh lebih
dahulu dan agung daripada Abraham. Karena itu, Ia lebih agung daripada semua
imam yang menurut aturan Harun. Hari ini, Imam Besar kita, Kristus, tidak lagi
mempersembahkan kurban karena dosa, tetapi menyuplaikan Allah yang telah
melalui proses kepada pejuang-pejuang yang menang. Inilah imamat yang rajani
dalam Surat Ibrani.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 2, Berita 32
No comments:
Post a Comment