Pembacaan
Alkitab: Za. 6:12-13; Yoh. 3:16; 1:4; 14:6
Sekarang kita sedang dalam perjalanan menuju kesempurnaan, yakni
dalam proses penyempumaan. Sebagai Perintis, Kristus telah masuk ke dalam
kesempurnaan itu, Ia pun akan membawa kita memasukinya. Kita pasti diselamatkan
dengan sempurna. Diselamatkan dengan sempurna berarti dibawa ke dalam
kesempurnaan Kristus yang penuh lengkap, tanpa kesia‑siaan, perhambaan,
kesakitan, kerusakan, dan keluh kesah. Keselamatan yang demikian adalah
ministri imamat ilahi Kristus. Ketika kita membaca Ibrani 8, kita akan nampak
bahwa inilah ministri yang lebih indah yang dibicarakan di sana. Ministri yang
lebih indah adalah ministri imamat rajani dan ilahi.
Imamat rajani adalah untuk pembangunan Allah. Zakharia 6:12‑13 menerangkan
bahwa Kristus menjadi Imam rajani; di samping menjadi Raja, Ia pun menjadi Imam
dengan tujuan untuk membangun Bait Allah. Karena itu, tujuan imamat rajani
adalah untuk membangun gereja, sebab imamat rajanilah yang memelihara keadaan
dalam kebenaran dan kedamaian. Keadaan yang demikian—kebenaran dan kedamaian—memungkinkan
kelangsungan pembangunan Allah. Sementara ministri imamat rajani ini
berlangsung, tersusunlah imamat ilahi dari unsur hayat yang tidak dapat rusak,
untuk mengikis semua produk sampingan maut. Kini kita harus melihat apa
sebenamya hayat yang tidak dapat rusak, yang menjadi unsur imamat ilahi itu.
Pertama, hayat yang tidak dapat rusak ini adalah hayat Allah
sendiri. Istilah "hayat Allah" dalam seluruh Alkitab hanya terdapat
sekali, yaitu dalam Efesus 4:18, "Dan pengertiannya yang gelap,
terpisah dari hayat Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena
kekerasan hati mereka." (T1). Orang yang tidak beriman terpisah
dari hayat Allah, tetapi kita bersatu dengan hayat Allah, karena Allah telah
menghubungkan hayat‑Nya dengan kita. Kesatuan semacam ini sama seperti satu
anggota tubuh bersatu atau berhubungan dengan anggota lainnya. Karena hayat
Allah telah bersatu dengan kita sedemikian rupa, maka kita tidak mungkin
terpisah lagi dengan hayat‑Nya. Satu Korintus 6:17 mengatakan, "Tetapi
Siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia." Hayat
Allah dapat bersatu dengan kita, ini bukan satu hal yang kecil. Kita harus
melupakan semua ajaran manusia yang mengajar kita untuk menjadi orang yang
beretika dan berkelakuan baik. Kita harus memusatkan perhatian kita sepenuhnya
pada kebutuhan kita yang riil, yakni hayat Allah.
Hayat yang tidak dapat rusak ini adalah hayat yang kekal (Yoh.
3:16). Hayat yang kekal ialah hayat yang super, tanpa awal dan akhir, juga
tidak terbatas oleh waktu maupun ruang. Hayat yang kekal terlampau tinggi
sehingga tidak dapat dilukiskan, dan melampaui pengertian kita. Imamat ilahi
Kristus terbentuk dari hayat yang sedemikian ini. Hayat yang tidak dapat rusak
ini juga bukan hayat ciptaan (Yoh. 1:4). Setiap hayat, mulai dari hayat
malaikat hingga hayat nabati adalah hayat ciptaan. Hanya hayat yang tidak dapat
binasa inilah bukan hayat ciptaan. Walaupun hayat ini bukan hayat ciptaan,
namun hayat ini dapat menciptakan sesuatu. Hayat ini senantiasa menciptakan
sesuatu yang positif dalam hidup gereja (church life), kehidupan
keluarga, dan kehidupan kristiani kita. Dari hari ke hari, kita dapat menikmati
hayat yang bisa menciptakan tetapi bukan hayat ciptaan ini sebagai hayat kita.
Hayat yang tidak dapat rusak ini adalah Kristus itu sendiri (Yoh.
14:6a; 1 Yoh. 5:12; Kol. 3:4a). Segala sesuatu yang di luar Kristus (Kristus
adalah Allah) bukanlah hayat yang tidak dapat rusak. Hayat ini tidak saja
memiliki fungsi dan kemampuan, bahkan merupakan satu persona yang ajaib. Kita
perlu mengalami hayat ini setiap hari.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 2, Berita 34
No comments:
Post a Comment