Hitstat

07 September 2015

Ibrani - Minggu 16 Senin



Pembacaan Alkitab: Ibr. 7:1; 8:2; 9:11-12


Menurut pekerjaan dan ministri Kristus, Surat Ibrani dari pasal 7:1 mengalami suatu peralihan, yaitu dari bumi beralih ke surga. Dari pasal 1 hingga akhir pasal 6, terutama mewahyukan pekerjaan Kristus di bumi, yang dilambangkan oleh imamat Harun. Bagian itu adalah firman dasar. Mulai pasal 7:1, ministri surgawi Kristus yang menurut aturan Melkisedek diungkapkan. Bagian ini adalah firman penyempumaan yang memperlihatkan kepada kita bagaimana Kristus yang surgawi menunaikan ministri di kemah surgawi. Pekerjaan-Nya menyucikan dosa-dosa dilambangkan oleh pekerjaan Harun, sedangkan duduk-Nya Dia di sebelah kanan yang Mahabesar, di tempat tinggi (1:3) adalah menurut aturan Melkisedek (Mzm. 110:1, 4). Pekerjaan-Nya di atas salib di bumi, yang dilambangkan oleh pekerjaan Harun, memberi kita pengampunan atas dosa-dosa. Ministri-Nya di atas takhta di surga adalah menyuplai kita, agar kita mengalahkan dosa. Salib-Nya menyelamatkan kita dari Mesir, takhta-Nya membawa kita ke dalam Kanaan. Kaum beriman Ibrani telah berbagian dalam pekerjaan-Nya di atas salib, sekarang mereka harus sekuatnya maju untuk menikmati ministri-Nya di atas takhta.

Berita ini membahas ministri surgawi dari Kristus yang surgawi. Kita telah nampak, Beban saya dalam berita ini adalah menanamkan kesan kepada Anda terhadap peralihan ini. Semoga Roh Kudus mengukirkan peralihan ini ke dalam roh Anda. Peralihan ini bukan hanya peralihan doktrinal, tetapi juga peralihan dalam pengalaman kita terhadap Kristus; beralih secara aktif, yakni jalan obyektif yang subyektif. Apa artinya obyektif yang subyektif, akan saya jelaskan dalam berita berikutnya. Saat ini, saya minta Anda ingat, dalam Ibrani 7:1 kita harus membuat suatu peralihan, supaya kita dapat mengalami Kristus secara obyektif yang subyektif.

Peralihan ini dimulai dari pelataran luar di bumi beralih ke tempat maha kudus di surga (8:2; 9:11‑12, 24). Hal ini mengingatkan kita kepada pengaturan perabot dalam kemah. Pertama ada pelataran luar, kemudian kemah, yang terbagi menjadi dua bagian: tempat kudus dan tempat maha kudus, yaitu tempat kediaman Allah. Dengan demikian seluruhnya terdapat tiga bagian: pelataran luar, tempat kudus, dan tempat maha kudus. Menurut lambang, baik pelataran luar maupun tempat kudus adalah bagi tempat maha kudus. Tujuan memasuki pelataran luar ialah memasuki tempat kudus untuk kemudian masuk ke dalam tempat maha kudus. Pelataran luar dan tempat kudus adalah untuk membawa orang ke dalam tempat maha kudus. Pelataran luar adalah jalan untuk masuk ke tempat maha kudus, dan tempat kudus adalah sebuah "pintu" yang kita lewati untuk memasuki tempat maha kudus tadi. Bila Anda hanya masuk ke dalam pelataran luar tanpa memasuki tempat maha kudus, Anda telah kehilangan tujuan. Kalau Anda selamanya mondar-mandir di antara mezbah dan bejana pembasuhan saja, itu pun berarti Anda tidak ada tujuan. Mezbah maupun bejana pembasuhan di pelataran luar bukanlah tujuan, tempat maha kudus barulah tujuan. Bila Anda datang kepada mezbah atau bejana pembasuhan, Anda masih perlu maju ke tempat maha kudus. Sekalipun Anda telah masuk ke dalam tempat kudus, Anda masih perlu berkata, "Tuhan, tempat ini bukan tujuanku. Aku hanya melewatinya saja, tujuanku ialah tempat maha kudus-Mu." Surat Ibrani pada mulanya memaparkan hal-hal di pelataran luar. Kemudian, mulai 7:1, ia mengalihkan kita ke tempat maha kudus. Inilah peralihan dari pelataran luar melewati tempat kudus lalu masuk ke tempat maha kudus.


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 2, Berita 31

No comments: