Hitstat

15 September 2015

Ibrani - Minggu 17 Selasa



Pembacaan Alkitab: Ibr. 7:18-19, 28


Imamat Kristus yang rajani adalah untuk menyuplai dan imamat‑Nya yang hahi untuk menyelamatkan. Ibrani 7:25 mengatakan, "Karena itu, Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang melalui Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara (berdoa bagi) mereka." Mengapa Ia sanggup menyelamatkan kita dengan sempurna? Karena Ia hidup selama‑lamanya, dan karena Ia adalah hayat yang tidak dapat binasa. Entah bagaimana situasi dan kondisi kita, kita dapat berkata kepada Iblis, "Hai Iblis, lakukanlah sekuat tenagamu. Kerahkanlah semua tentaramu untuk menentangku. Aku tidak takut! Karena aku mempunyai imamat ilahi yang melindungi dan memelihara aku!" Apakah imamat ilahi ini? Adalah kuasa menyelamatkan dari hayat yang tidak dapat binasa. Ministri Imam Besar yang rajani menyuplaikan Allah yang telah melalui proses kepada kita sebagai kenikmatan kita, bukan untuk mempersembahkan kurban kepada Allah karena dosa‑dosa kita, sedangkan tugas utama dari Imam Besar ilahi ini adalah menyelamatkan kita.

Ayat 28 menunjukkan bahwa imamat juga telah beralih dari manusia ke Anak Allah. Semua imam Perjanjian Lama lemah, rapuh, dan terbatas oleh maut, namun Anak Allah kekal dan hidup selamanya. Dia adalah Anak tunggal Allah dan Anak sulung Allah sebagai hayat yang menyusun imamat Perjanjian Baru. Imamat telah beralih dari manusia ke Anak tunggal dan Anak sulung Allah. Pada‑Nya terkandung keilahian yang telah berinkamasi dan terkandung keinsanian yang telah ditinggikan. Di dalam‑Nya kita memiliki kehidupan manusia, kematian, dan kebangkitan yang almuhit. Di dalam Anak sulung Allah kita beroleh kelahiran kembali, yaitu kelahiran yang menghasilkan banyak anak Allah. Dalam masa Perjanjian Baru, imamat telah beralih dari manusia kepada Dia yang sedemikian.

Ini adalah perubahan dari hukum yang tertulis kepada hukum hayat; menurut hukum hayat ini Kristus telah menjadi Imam Besar yang hidup, tidak berkesudahan (ayat 16). Kristus menjadi Imam Besar bukan menurut hukum tertulis yang tidak memiliki kuat kuasa, melainkan menurut unsur yang penuh kuasa dari hayat yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat rusak. Namun, banyak orang Kristen masih ingin kembali kepada hukum tertulis yang terdapat di seberang sana sungai. Bersandarkan rahmat-Nya, kita telah menyeberang dari tepi sungai yang sama, yakni tepi hukum yang tertulis, ke tepi sungai yang lain, yakni tepi yang hayati. Dalam hayat yang tidak dapat binasa, yang kekal inilah kita berbagian dan menikmati imamat Kristus hari ini.

Peralihan hukum telah menghapus hukum Taurat lama dan mendatangkan pengharapan yang lebih baik. Apakah pengharapan yang lebih baik? Imamat dalam hayat. Pengharapan ini terutama tergantung pada hayat, yakni hayat yang tidak dapat binasa. Karena imamat yang memelihara kita berada dalam hayat yang demikian, maka kita penuh dengan pengharapan. Sewaktu Anda merasa lemah, dan menyadari bahwa perasaan itu palsu, itu menunjukkan bahwa Anda penuh dengan pengharapan. Bila istri Anda mengatakan Anda lemah, Anda harus menjawabnya, "Sayangku, kelemahan ini palsu. Tunggulah sejenak. Aku akan menjadi pejuang yang perkasa seperti Abraham. Aku penuh dengan pengharapan karena aku mempunyai imamat Melkisedek." Kalau Anda berkata demikian, berarti Anda penuh pengharapan yang lebih baik. Pengharapan yang lebih baik adalah imamat dalam hayat. Di mana ada hayat, di situ ada pengharapan. Hanya orang matilah yang tidak mempunyai pengharapan. Asalkan kita hidup, pasti mempunyai banyak pengharapan. Peralihan hukum di samping meniadakan hukum tertulis yang mati, juga mendatangkan pengharapan dalam hayat. Saudara saudari, jangan sekali‑kali putus asa, sebab kita mempunyai suatu pengharapan yang lebih baik. Kita mempunyai imamat yang berasal dari hayat yang tidak binasa.


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 2, Berita 33

No comments: