Pembacaan
Alkitab: Ibr. 7:26-27; Yoh. 1:29
Peralihan ini juga berlangsung dari mezbah penghapus dosa di
pelataran luar beralih, ke tutup pendamaian (takhta anugerah) di tempat maha
kudus (13:10, 12; 10:12; 4:16). Di sini kita nampak dua benda : mezbah dan
tutup pendamaian. Tutup pendamaian ialah takhta anugerah, yakni tempat Allah
bertemu dengan kita, berfirman kepada kita, dan bersekutu dengan kita, juga
tempat kita bersatu dengan Allah dalam ekonomi-Nya. Takhta anugerah adalah
tempat Allah dengan kita, kita dengan Allah berpadu menjadi satu. Mezbah berada
di pelataran luar, sedang tutup pendamaian berada di dalam tempat maha kudus.
Mezbah melambangkan salib yang kita kasihi dan kita mustikakan, sebab mezbah
telah membereskan dosa-dosa kita. Namun salib masih berada di pelataran luar.
Salib yang menanggulangi masalah dosa itu berada di bumi, yang merupakan lantai
dasar. Kebanyakan orang Kristen terus-menerus berhenti di pelataran luar dengan
salib, jarang sekali yang menyentuh tutup pendamaian dari hari ke hari, apalagi
dari saat ke saat. Kita semua perlu belajar menjamah takhta anugerah, tutup
pendamaian dari saat ke saat. Kita perlu berdoa, "Tuhan, aku perlu
menjamah takhta anugerah-Mu setiap saat." Takhta anugerah adalah tempat
yang seharusnya kita diami. Salib memang baik, tetapi salib bukan tujuan dan
sasaran kita, sebab itu kita tidak seharusnya berhenti di sana selamanya.
Tempat perhentian kita yang abadi ialah tutup pendamaian, takhta anugerah. Di
manakah kita sekarang? Kita sekarang sedang mengitari tutup pendamaian,
mengitari takhta anugerah.
Apa artinya anugerah? Anugerah adalah Allah sendiri yang mengalir
ke dalam kita, melalui kita, dan keluar dari dalam kita, untuk merampungkan
segala sesuatu bagi kita. Inilah anugerah yang kita nikmati ketika kita
mengitari takhta anugerah. Ministri Surat Ibrani bertujuan mengalihkan kita
kepada takhta anugerah. Melalui hidup gereja yang kaya, Tuhan telah membawa
kita ke takhta anugerah. Jangan mondar-mandir lagi di sekitar salib. Saya tidak mengatakan kita harus
membuang salib, tetapi saya mengatakan, jangan terus mondar-mandir pada salib. Kita harus
tinggal di takhta anugerah, dan menetap di sana selama-lamanya.
Peralihan Surat Ibrani juga ditujukan kepada peralihan dari
Kristus yang di bumi kepada Kristus yang di surga (7:26). Kristus yang kini
kita alami dan nikmati setiap hari ialah Kristus yang di surga. Sementara
banyak orang Kristen dengan gairah hendak naik ke surga, kita, sekarang ini
juga, sedang menikmati Kristus yang di surga. Surat Ibrani mengalihkan kita
dari Kristus yang di bumi kepada Kristus yang di surga.
Selain itu, peralihan ini juga dari Yesus yang menderita di jalan
salib kepada Kristus yang beroleh kemuliaan di takhta Allah (12:2; 13:12; 8:1).
Mereka yang masih berada di jalan salib perlu Surat Ibrani untuk mengalihkan
mereka kepada Kristus yang telah dimuliakan di takhta Allah. Kristus kini
berada di takhta.
Kita harus mengumumkan dan menyiarkan kabar kesukaan ini, yakni
masalah dosa kita telah beres. Jangan mendengarkan dusta. Bahkan pengalaman
Anda pun tidak dapat dipercaya. Dosa sudah tersingkir dari sini. Kita semua
harus mengumumkan, "Dosa telah tersingkir." Kristus telah
mempersembahkan diri-Nya, maka dosa terhapuslah. Demikianlah dikatakan dalam Yohanes
1:29, "Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia." Sayang
sekali banyak orang Kristen tidak percaya atau tidak menyadari bahwa dosa telah
terhapus. Percayakah Anda bahwa dosa telah terhapus? Janganlah percaya dosa
masih ada di sini. Sekalipun Anda lemah dan gagal, Anda harus berkata kepada
Iblis, "Hai Iblis, aku tidak percaya kepadamu. Aku hanya percaya kepada
firman Allah yang mengatakan dosa telah terhapus!" Kita semua harus
percaya hal ini. Kita harus melupakan pengalaman dan keadaan kita, dengan
perkasa kita menerima firman Tuhan, dan mengumumkan kepada musuh dan alam
semesta, "Haleluya, dosa telah terhapus! Dosa tidak ada sangkut-paut lagi denganku, karena Kristus
telah mempersembahkan diri-Nya kepada Allah, sehingga dosa itu terhapus."
Sumber:
Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 2, Berita 31
No comments:
Post a Comment