Pembacaan
Alkitab: Why. 1:18; Kis. 2:24; 2 Tim. 1:10; Ibr. 7:16
Hayat yang tidak dapat rusak ini pernah mengalami ujian dalam
hidup insani Kristus (Yoh. 18:38; 19:4, 6). Hayat ini telah mengalami ujian
dalam hidup Kristus di bumi selama tiga puluh tiga setengah tahun. Pada akhir
hidup Tuhan di bumi, Pilatus, gubernur Kekaisaran Romawi, menguji‑Nya tiga
kali. Tetapi setiap ujian itu berakhir, Pilatus selalu menyatakan, "Aku
tidak mendapati kesalahan apa pun pada‑Nya." Walau di antara kita tidak
ada seorang pun yang tahan uji, namun Tuhan Yesus telah melewati setiap ujian.
Hari ini, hayat yang kita peroleh adalah hayat yang telah melewati segala
ujian. Hayat ini adalah hayat yang sempurna.
Hayat yang tidak dapat binasa ini juga telah melewati maut (Why.
1:18). Maut sangat kuat. Dalam alam semesta ini hanya ada satu yang lebih kuat
daripada maut, yakni hayat ilahi. Hayat yang lebih kuat daripada maut ini bukan
hayat dalam bayang‑bayang, melainkan hayat dalam realitas, yakni hayat yang
sejati. Mana yang lebih kuat gelap atau terang? Terang lebih kuat daripada
kegelapan; di mana terang berpancar, kegelapan akan takluk. Mana yang lebih
kuat, hayat atau maut? Puji Tuhan, hayat lebih kuat daripada maut, sebab hayat
dapat melewati maut. Hayat ini tidak saja dapat melewati maut, bahkan maut itu
dilaluinya laksana seorang turis yang berkeliling sambil melihat‑lihat pemandangan.
Setelah Tuhan Yesus mati di atas salib, Ia lalu mengadakan tur di alam maut.
Sesudah berkunjung ke alam maut, Ia kemudian dengan santai keluar dari
dalamnya. Maut tidak dapat berbuat apa-apa terhadap-Nya.
Hayat yang tidak dapat rusak adalah hayat kebangkitan (Yoh.
11:25). Apakah perbedaan antara hayat dengan hayat kebangkitan? Kalau hayat
saja, belum tentu telah melewati ujian maut, belum keluar dari maut. Hayat
kebangkitan adalah hayat yang telah melewati ujian maut, telah keluar dari
maut, telah membuktikan bahwa maut tidak berdaya terhadapnya. Hayat yang kita
peroleh hari ini ialah hayat kebangkitan, yang telah melewati maut dan
membuktikan bahwa maut tidak berdaya menawannya.
Hayat yang tidak dapat rusak, ini juga adalah milik Roh itu (Rm.
8:2). Roma 8:2 mengatakan tentang Roh hayat. Di mana ada hayat, di situ ada
Roh, sebab Roh adalah perwujudan, realitas, dan pelaksanaan hayat ini di aspek
esensnya. Anda mempunyai hayat, Anda mempunyai Roh; Anda memiliki Roh, Anda pun
memiliki hayat. Hayat dengan Roh selamanya tidak dapat dipisahkan. Hayat yang
tidak dapat rusak adalah hayat Kristus yang dapat menyelamatkan (Rm. 5:10).
Sebagai hayat yang menyelamatkan, hayat ini dapat menyelamatkan dengan
sempurna. Roma 5:10 mengatakan bahwa kita telah diperdamaikan melalui kematian
Kristus dan akan diselamatkan oleh hayat Kristus yang dapat menyelamatkan.
Hayat ini juga merupakan hayat yang berkuasa atau meraja (Rm.
5:17). Kita tidak saja diselamatkan di dalam hayat ini, kita juga akan meraja
di dalamnya. Kita telah memperoleh hayat yang menobatkan kita ke atas takhta
sebagai raja. Inilah hayat yang berkuasa. Hayat ini juga adalah hayat dari
pohon hayat itu (Kej. 2:9; Why. 2:7; 22:2, 14). Pohon hayat ialah hayat yang
pertama, sebab pada permulaan Alkitab terdapat pohon hayat. Pohon hayat juga
akan menjadi hayat dalam kekekalan. Hayat kekal yang tanpa awal dan akhir ini
ialah hayat dari pohon hayat itu.
Hayat yang tidak dapat rusak ini tidak dapat dilenyapkan (Ibr.
7:16). Hayat ini disebut hayat yang tidak dapat rusak, karena tidak ada apa pun
yang mampu melarutkan atau merusaknya. Semakin Anda berusaha membunuhnya, ia
akan semakin hidup. Karena kita telah memiliki hayat yang demikian ajaib di
dalam kita, kita seharusnya berhenti mengeluh, dan tidak memandang kelemahan
kita lagi yang kita terima adalah hayat yang tidak dapat rusak, maka tidak ada
apa pun yang berdaya menghadapinya, baik di surga, di bumi, bahkan di neraka
sekalipun. Hayat inilah yang menyusun imamat ilahi Kristus. Sungguh suatu hayat
yang ajaib sekali! Inilah sebabnya imamat ilahi mampu menyelamatkan kita dengan
sempurna, yaitu menyelamatkan kita dari setiap produk sampingan maut, bahkan
akan membawa kita masuk ke dalam kesempurnaan Kristus yang penuh lengkap, yakni
kemuliaan.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 2, Berita 34
No comments:
Post a Comment