Pembacaan Alkitab: Yak. 1:26-27
Dalam 1:26‑27 Yakobus mengatakan,
"Jikalau seseorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang
lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya. Ibadah yang
murni dan tidak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim
piatu dan janda-janda dalam
kesusahan mereka, dan menjaga supaya diri sendiri tidak dcemarkan oleh dunia."
Perkataan
Yakobus mengenai ibadah
dalam ayat-ayat ini
menyatakan bahwa tulisan Yakobus mengenal ekonomi Perjanjian Baru Allah tidak
sejelas tulisan Paulus, Petrus, dan Yohanes. Paulus memfokuskan tulisannya pada
Kristus hidup dan terbentuk di dalam kita (Gal. 2:20; 4:19), Kristus diperbesar
di dalam kita dan diperhidupkan oleh kita (Flp. 1:20-21), sehingga kita sebagai
gereja, Tubuh-Nya, bisa
menjadi kepenuhan-Nya,
ekspresi-Nya (Ef 1:22-23). Petrus menitikberatkan fakta
bahwa Allah melahirkan kita kembali melalui kebangkitan Kristus (1 Ptr. 1:3),
membuat kita berbagian dalam kodrat ilahi-Nya, sehingga kita dapat menempuh hidup yang
ibadah (2 Ptr. 1:3-7) dan dibangunkan sebagai rumah
rohani untuk mengekspresikan kebajikan-kebajikan-Nya (1 Ptr. 2:5, 9). Yohanes menekankan hayat
kekal yang kita peroleh membuat kita memiliki persekutuan dengan Allah
Tritunggal (1 Yoh. 1:2-3), dan
kelahiran ilahi, yang membawa masuk hayat ilahi ke dalam kita sebagai benih
ilahi, sehingga kita bisa menempuh suatu hidup yang sama seperti Allah (1 Yoh. 2:29; 3:9; 4:17) dan menjadi
gereja, kaki pelita, yang mengemban kesaksian Yesus (Why. 1:9, 11-12), yang akan rampung pada Yerusalem Baru bagi
ekspresi Allah sampai kekal (Why.
21:2-3, 10-11).
Apa yang dikatakan oleh Yakobus
dalam Surat Kirimannya mengenai
ekonomi Perjanjian Baru Allah? Mengenai perkara yang merupakan ciri Perjanjian
Baru, Yakobus hanya menekankan Allah melahirkan kita (1:18), hukum kemerdekaan
yang sempurna (1:25), Roh yang berhuni (4:5), dan sedikit menyinggung tentang
gereja (5:14). Ia tidak berbicara tentang Kristus adalah hayat kita, gereja
adalah ekspresi Kristus, dua ciri khas yang paling luar biasa dan mutakhir dari
Perjanjian Baru. Kita menunjukkan hal-hal ini dalam Surat Kiriman Yakobus adalah
agar kita memiliki pandangan yang seimbang dan adil.
Menurut suratnya, tentunya
Yakobus sangatlah ibadah. Dalam 1:27 ia menggunakan kata "ibadah"
dalam pengertian yang positif sewaktu ia membicarakan perihal "ibadah
yang murni dan tidak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita." Kemudian
Yakobus meneruskan perkataannya bahwa ibadah yang murni ini ialah mengunjungi
yatim piatu dan janda-janda dalam
kesusahan mereka, dan menjaga supaya diri sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.
Mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka adalah bertindak
berdasarkan hati pengasih Allah, sedang menjaga diri sendiri tidak dicemari
dunia berarti terpisah dari dunia berdasarkan sifat kudus Allah. Tidak perlu
diragukan, ini adalah suatu ibadah yang sangat baik, bahkan ibadah yang
terbaik, suatu ibadah menurut hati dan sifat Allah. Akan tetapi, walaupun
Yakobus dapat menulis perkataan mengenai ibadah yang murni seperti ini, namun
ia tidak mempunyai visi yang jelas perihal ekonomi Perjanjian Baru Allah.
Inilah masalah yang perlu ditekankan berkali-kali.
Sumber: Pelajaran-Hayat Yakobus, Berita 5
No comments:
Post a Comment