Pembacaan Alkitab: Yak. 4:6-10
4:6 Tetapi anugerah yang diberikan-Nya kepada kita, lebih besar daripada
itu. Karena itu, Ia katakan, "Allah menentang orang yang congkak, tetapi
mengasihani orang yang rendah hati."
4:7 Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan
lari dari hadapanmu!
4:8 Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah
tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang
mendua hati!
4:9 Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah
tertawamu kamu ganti dengan ratapan dan sukacitamu dengan dukacita.
4:10 Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu.
Dalam 4:6 Yakobus berkata, "Tetapi
anugerah yang diberikan‑Nya kepada kita, lebih besar daripada itu. Karena itu
Ia katakan, Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang
rendah hati. Bagian belakang ayat 6 merupakan sebuah kutipan dari Septuagin
(Perjanjian Lama dalam terjemahan Yunani), Amsal 3:34. Ayat 6 ini mengatakan, "Allah
menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah
hati." Menurut konteksnya, congkak berarti sikap congkak kita terhadap
Allah, yang menyebabkan Dia menolak kita. Rendah hati juga ditujukan terhadap
Allah, dan menyebabkan Dia mengaruniakan anugerah, yang damba Dia lakukan
kepada kita.
Kita perlu belajar mendekat
kepada Allah (ayat 8) untuk menerima anugerah yang lebih besar. Karena itu, seharusnya
kita menerima firman yang tertanam dengan lemah lembut, bukannya bersikap
congkak dan menentang Allah. Orang yang congkak tidak dapat menerima firman
Allah yang tertanam. Jika kita rendah hati, kita akan menerima firman yang
tertanam, dan juga akan menerima anugerah yang lebih besar.
Dalam ayat 7 Yakobus meneruskan, "Karena
itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari
hadapanmu!" Tunduk kepada Allah berarti merendahkan diri di hadapan
Allah (ayat 10; 1 Ptr. 5:6).
Congkak terhadap Allah adalah
berpihak kepada musuh Allah, Iblis. Rendah hati di hadapan Allah, yaitu tunduk
kepada Allah, adalah menentang, melawan Iblis. Ini adalah strategi yang paling
baik untuk memerangi musuh Allah; hal ini akan membuat Iblis lari meninggalkan
kita. Daging yang ditunjukkan dalam ayat 1, dunia dalam ayat 4, dan Iblis dalam
ayat 7 adalah tiga musuh besar kaum beriman. Ketiga hal ini saling berhubungan:
daging berlawanan dengan Roh itu (Gal. 5:17), dunia berlawanan dengan Allah (I
Yoh. 2:15), dan Iblis berlawanan dengan Kristus (1 Yoh. 3:8). Daging terumbar
dalam pelesiran melalui mengasihi dunia, dan dunia menjajah kita bagi Iblis.
Hal ini menghancurkan kehendak kekal Allah atas diri kita.
Dalam ayat 8 Yakobus meneruskan, "Mendekatlah
kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu
orang‑orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua jiwa (hati,
LAI)!" Di sini, seperti dalam 1:8, Yakobus menggunakan istilah
"mendua jiwa", mendua pikiran. Dalam 1:8, mendua jiwa berkaitan
dengan kebimbangan dalam doa. Allah menciptakan manusia hanya dengan satu jiwa,
satu pikiran, dan satu tekad. Kalau seorang beriman bimbang dalam doanya, ia
menjadikan dirinya mendua jiwa, seperti sebuah kapal dengan dua kemudi, arahnya
tidak stabil. Dalam 4:8 mendua jiwa adalah masalah memiliki hati yang terbagi
di antara dua pihak ‑ Allah dan dunia. Ini membuat orang menjadi orang yang
berzina (ayat 4) dan berdosa. Orang yang demikian, hatinya yang perlu disucikan
dan tangannya perlu dibasuh, sehingga mereka dapat mendekati Allah dan kemudian
Allah dapat mendekati mereka.
Dalam ayat 9 Yakobus berkata, "Sadarilah
kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan
ratapan dari sukacitamu dengan dukacita." Ayat ini merupakan suatu
peringatan yang serius kepada jodoh Allah yang berzina, yang mengumbar dirinya
sendiri dalam pelesiran daging melalui mengasihi dunia di bawah pengajaran
Iblis.
Sumber: Pelajaran-Hayat Yakobus, Berita 10
No comments:
Post a Comment