Pembacaan Alkitab: Yak. 5:12
5:12 Tetapi yang terutama, Saudara-saudara, janganlah kamu bersumpah
demi surga maupun demi bumi atau demi sesuatu yang lain. Jika ya, hendaklah
kamu katakan ya, jika tidak hendaklah kamu katakan tidak, supaya kamu jangan
kena hukuman.
Dalam 5:12 Yakobus berkata, "Tetapi
yang terutama, Saudara‑saudara, janganlah kamu bersumpah demi surga maupun demi
bumi atau demi sesuatu yang lain. Jika ya, hendaklah kamu katakan ya, jika
tidak hendaklah kamu katakan tidak, supaya kamu jangan kena hukuman."
Kita tidak seharusnya bersumpah, karena kita bukanlah apa‑apa dan tidak ada
sesuatu pun yang berada di bawah kendali kita atau tergantung pada kita (Mat.
5:34‑36). Bersumpah memperlihatkan bahwa kita bertindak berdasarkan diri
sendiri dan melupakan Allah. Kita mengatakan, "Ya," jika ya, dan
mengatakan, "Tidak," jika tidak, demikian adalah bertindak menurut
sifat ilahi kita, dalam kesadaran di hadapan Allah, menyangkal kehendak diri
sendiri dan sifat dosa kita.
Dalam 5:12 Yakobus berkata bahwa
jika ya kita katakan ya, dan jika tidak kita katakan tidak, supaya kita jangan
kena hukuman. Kesetiaan dan kesungguhan kita yang sejati dalam perkataan‑perkataan
kita menurut sifat ilahi, yang dalamnya kita berbagian, akan menjaga kita
terhindar dari penghakiman Allah.
Sekali lagi, perkataan Yakobus
mengenai hukuman mengingatkan kita kepada perkataan yang diucapkan oleh Tuhan
Yesus. Dalam Matius 12:36‑37 Tuhan berkata, "Setiap kata sia‑sia yang
diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. Karena
menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan
dihukum. " Perkataan yang sia‑sia adalah perkataan yang tidak bekerja,
tidak berfungsi, tidak berkhasiat, tidak memiliki fungsi yang positif, tidak
berguna, tidak menguntungkan, tidak menghasilkan sesuatu, dan kosong. Orang‑orang
yang mengucapkan perkataan semacam itu akan mempertanggungjawabkannya satu
persatu pada hari penghakiman. Karena itu, setiap perkataan yang jahat menuntut
pertanggungjawaban yang lebih besar! Dalam Matius 5:37 Tuhan memberikan
peringatan yang sangat serius kepada kita, dan peringatan ini menunjukkan
kepada kita bahwa kita harus belajar mengekang dan membatasi perkataan kita.
Sebagai seorang yang saleh,
Yakobus tidak pernah melupakan penghakiman yang akan datang, dan ia hidup di
bawah penghakiman ini. Saya berharap kita semua mengerti bahwa apa pun yang
kita lakukan akan dihakimi. Sebagai contoh, percakapan kita lewat telepon pun
akan dihakimi oleh Tuhan. Sewaktu beberapa saudari sedang bertelepon, mereka
berbicara tanpa batas. Nampaknya, mereka tidak menyadari bahwa apa yang mereka
katakan suatu hari akan dihakimi menurut perkataan Tuhan dalam Matius 12:36-37.
Apa yang terkandung di hati
Yakobus sewaktu ia menulis Surat Kiriman ini adalah masalah praktek kristiani
yang sempurna. Karena keprihatinannya untuk kesempurnaan orang Kristen, ia
berkata dalam 5:12, "Tetapi yang terutama, Saudara-saudara, janganlah kamu
bersumpah." Setelah banyak membicarakan perihal lidah dalam pasal 3, ia
berbicara tentang sumpah dalam 5:12.
Setiap orang yang bersumpah,
bukanlah orang yang jujur. Orang yang tidak jujur adalah pembohong. Seorang
yang jujur tidak perlu bersumpah. Alasan mengapa kita orang-orang Kristen tidak
perlu bersumpah adalah karena kita orang-orang yang jujur. Orang yang bersumpah
adalah orang yang suka berdalih, dan sumpahnya menunjukkan kalau ia tidak
jujur. Karena itu, bersumpah, merupakan tanda dari berdalih.
Akan tetapi, alasan utama agar
kita tidak bersumpah, adalah karena tidak ada sesuatu pun yang di bawah kendali
kita. Baik surga maupun bumi bukanlah milik kita. Bahkan diri kita pun bukan
milik kita sendiri, dan kita tidak berkuasa atas apa pun. Karena segala sesuatu
tidak berada di bawah kuasa kita, maka janganlah kita bersumpah. Sekali lagi
kita nampak bahwa perkataan kita perlu dibatasi.
Sumber: Pelajaran-Hayat Yakobus, Berita 12
No comments:
Post a Comment