Pembacaan Alkitab: Yak. 5:7-8
5:7 Karena itu, Saudara-saudara, bersabarlah sampai kedatangan Tuhan!
Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar
sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi.
5:8 Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu, karena
kedatangan Tuhan sudah dekat!
Dalam 5:7
Yakobus menggunakan ilustrasi seorang petani yang menunggu dengan sabar hasil
yang berharga dari tanahnya. Kita telah mengetahui bahwa Tuhan Yesus
sesungguhnya adalah Petani yang sejati, Petani yang unik. Ketika kita
menantikan ke datangan‑Nya, Ia, sebagai Petani yang sejati, menantikan
kematangan kita. Mungkin kita berdoa, "Tuhan, kembalilah segera."
Akan tetapi, boleh jadi Ia berkata, "Anak‑Ku, cepat‑cepatlah matang.
Sementara engkau menantikan kedatangan‑Ku kembali, Aku menantikan kematanganmu.
Tahukah engkau mengapa dua ribu tahun telah berlalu, namun Aku belum datang kembali?
Sebabnya tak lain karena umat‑Ku belum matang. Hanya kematanganmulah yang bisa
mempercepat kedatangan‑Ku kembali. Engkau melatih ketekunanmu, dan Aku melatih
ketekunan‑Ku."
Sangatlah membantu, bila kita
menyadari bahwa jika kita serius menunggu kedatangan Tuhan kembali, kita perlu
bertumbuh dalam hayat. Kebanyakan orang Kristen hari ini memandang kedatangan
Tuhan hanya secara obyektif, menganggapnya tidak ada hubungannya dengan kondisi
rohani atau pertumbuhan rohani kita. Mereka berharap suatu hari Tuhan akan
datang dengan tiba‑tiba, dan kedatangan-Nya tidak ada sangkut‑pautnya dengan
kematangan mereka. Mungkin konsepsi yang dipegang kebanyakan orang Kristen
tentang kedatangan Tuhan kembali itulah yang menyebabkan Dia menunda kedatangan‑Nya.
Ilustrasi petani dalam 5:7
menyiratkan petani yang sedang menunggu hasil ladangnya siap dituai. Menurut Wahyu
14, Tuhan juga menunggu untuk menuai hasil yang telah masak. Bila tuaian di
ladang telah masak, Ia akan kembali lagi. Tuaian ini merupakan hasil dari
penaburan diri Tuhan sebagai benih. Penaburan Tuhan telah tergenap pada
kedatangan Tuhan kali pertama, dan digambarkan dalam Matius 13. Kita perlu
mengetahui bahwa masaknya tuaian akan mempercepat kedatangan Tuhan kembali.
Dalam ayat‑ayat ini Yakobus membicarakan
kesabaran dan ketekunan. Ia menggunakan nabi‑nabi sebagai contoh kesabaran dan
Ayub sebagai contoh ketekunan. Bagaimanakah kita membedakan kesabaran dengan
ketekunan? Setelah banyak belajar saya berkesimpulan bahwa kesabaran adalah
masalah bersikap sabar terhadap orang. Sewaktu kita dianiaya, kita perlu
bersabar. Jadi, kesabaran ini merupakan suatu ekspresi dari sikap sabar kita
terhadap orang. Para nabi dianiaya, tetapi mereka bersabar terhadap penganiaya‑penganiaya
mereka. Sebaliknya, ketekunan merupakan suatu ekspresi kesabaran kita terhadap
perkara yang menimpa kita. Karena itu, sewaktu Ayub menerima kesusahan, ia memperlihatkan
ketekunannya. Penderitaan Ayub bukanlah akibat penganiayaan, melainkan akibat
malapetaka.
Untuk kedatangan Tuhan kembali,
kita memerlukan kesabaran, ketekunan, dan pertumbuhan hayat. Sambil menerapkan
kesabaran kita dalam menghadapi mereka yang menganiaya kita, juga menerapkan
ketekunan dalam menghadapi berbagai kesengsaraan, kita perlu bertumbuh dalam
hayat. Setelah itu barulah kita dapat berkata, "0 Tuhan Yesus, kembalilah
segera. Tuhan, tidakkah Engkau nampak bahwa hayatku telah bertumbuh? Hari ini
aku bertumbuh lebih pesat daripada kemarin. Karena aku bertumbuh, Tuhan, aku
mohon Engkau mempercepat kembali‑Mu." Pernahkah Anda berdoa demikian? Saya
tidak yakin banyak orang Kristen berdoa seperti ini untuk kembalinya Tuhan.
Kita perlu menyadari bahwa
kedatangan Tuhan berkaitan dengan pertumbuhan hayat kita. Jika kita memenuhi
syarat pertumbuban hayat, Tuhan akan memenuhi janji‑Nya untuk segera datang kembali.
Karena itu, kita perlu bertumbuh dalam hayat, dan sambil bertumbuh, kita
melatih kesabaran dan ketekunan. Inilah cara yang tepat untuk menunggu
kedatangan Tuhan kembali.
Sumber: Pelajaran-Hayat Yakobus, Berita 11
No comments:
Post a Comment