Hitstat

27 February 2016

Yakobus - Minggu 6 Sabtu



Pembacaan Alkitab: Yak. 5:7-8
5:7 Karena itu, Saudara-saudara, bersabarlah sampai kedatangan Tuhan! Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi.
5:8 Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu, karena kedatangan Tuhan sudah dekat!


Dalam 5:7 Yakobus menggunakan ilustrasi seorang petani yang menunggu dengan sabar hasil yang berharga dari tanahnya. Kita telah mengetahui bahwa Tuhan Yesus sesungguhnya adalah Petani yang sejati, Petani yang unik. Ketika kita menantikan ke datangan‑Nya, Ia, sebagai Petani yang sejati, menantikan kematangan kita. Mungkin kita berdoa, "Tuhan, kembalilah segera." Akan tetapi, boleh jadi Ia berkata, "Anak‑Ku, cepat‑cepatlah matang. Sementara engkau menantikan kedatangan‑Ku kembali, Aku menantikan kematanganmu. Tahukah engkau mengapa dua ribu tahun telah berlalu, namun Aku belum datang kembali? Sebabnya tak lain karena umat‑Ku belum matang. Hanya kematanganmulah yang bisa mempercepat kedatangan‑Ku kembali. Engkau melatih ketekunanmu, dan Aku melatih ketekunan‑Ku."

Sangatlah membantu, bila kita menyadari bahwa jika kita serius menunggu kedatangan Tuhan kembali, kita perlu bertumbuh dalam hayat. Kebanyakan orang Kristen hari ini memandang kedatangan Tuhan hanya secara obyektif, menganggapnya tidak ada hubungannya dengan kondisi rohani atau pertumbuhan rohani kita. Mereka berharap suatu hari Tuhan akan datang dengan tiba‑tiba, dan kedatangan-Nya tidak ada sangkut‑pautnya dengan kematangan mereka. Mungkin konsepsi yang dipegang kebanyakan orang Kristen tentang kedatangan Tuhan kembali itulah yang menyebabkan Dia menunda kedatangan‑Nya.

Ilustrasi petani dalam 5:7 menyiratkan petani yang sedang menunggu hasil ladangnya siap dituai. Menurut Wahyu 14, Tuhan juga menunggu untuk menuai hasil yang telah masak. Bila tuaian di ladang telah masak, Ia akan kembali lagi. Tuaian ini merupakan hasil dari penaburan diri Tuhan sebagai benih. Penaburan Tuhan telah tergenap pada kedatangan Tuhan kali pertama, dan digambarkan dalam Matius 13. Kita perlu mengetahui bahwa masaknya tuaian akan mempercepat kedatangan Tuhan kembali.

Dalam ayat‑ayat ini Yakobus membicarakan kesabaran dan ketekunan. Ia menggunakan nabi‑nabi sebagai contoh kesabaran dan Ayub sebagai contoh ketekunan. Bagaimanakah kita membedakan kesabaran dengan ketekunan? Setelah banyak belajar saya berkesimpulan bahwa kesabaran adalah masalah bersikap sabar terhadap orang. Sewaktu kita dianiaya, kita perlu bersabar. Jadi, kesabaran ini merupakan suatu ekspresi dari sikap sabar kita terhadap orang. Para nabi dianiaya, tetapi mereka bersabar terhadap penganiaya‑penganiaya mereka. Sebaliknya, ketekunan merupakan suatu ekspresi kesabaran kita terhadap perkara yang menimpa kita. Karena itu, sewaktu Ayub menerima kesusahan, ia memperlihatkan ketekunannya. Penderitaan Ayub bukanlah akibat penganiayaan, melainkan akibat malapetaka.

Untuk kedatangan Tuhan kembali, kita memerlukan kesabaran, ketekunan, dan pertumbuhan hayat. Sambil menerapkan kesabaran kita dalam menghadapi mereka yang menganiaya kita, juga menerapkan ketekunan dalam menghadapi berbagai kesengsaraan, kita perlu bertumbuh dalam hayat. Setelah itu barulah kita dapat berkata, "0 Tuhan Yesus, kembalilah segera. Tuhan, tidakkah Engkau nampak bahwa hayatku telah bertumbuh? Hari ini aku bertumbuh lebih pesat daripada kemarin. Karena aku bertumbuh, Tuhan, aku mohon Engkau mempercepat kembali‑Mu." Pernahkah Anda berdoa demikian? Saya tidak yakin banyak orang Kristen berdoa seperti ini untuk kembalinya Tuhan.

Kita perlu menyadari bahwa kedatangan Tuhan berkaitan dengan pertumbuhan hayat kita. Jika kita memenuhi syarat pertumbuban hayat, Tuhan akan memenuhi janji‑Nya untuk segera datang kembali. Karena itu, kita perlu bertumbuh dalam hayat, dan sambil bertumbuh, kita melatih kesabaran dan ketekunan. Inilah cara yang tepat untuk menunggu kedatangan Tuhan kembali.


Sumber: Pelajaran-Hayat Yakobus, Berita 11

No comments: