Pembacaan Alkitab: Yak. 2:12-18
2:12 Berkatalah dan berlakulah seperti orang-orang yang akan dihakimi
oleh hukum yang memerdekakan orang.
2:13 Sebab penghakiman yang tidak berbelas kasihan akan berlaku atas
orang yang tidak berbelas kasihan. Tetapi belas kasihan akan menang atas
penghakiman.
2:14 Apa gunanya, Saudara-saudaraku, jika seseorang mengatakan bahwa ia
mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu
menyelamatkan dia?
2:15 Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan
kekurangan makanan sehari-hari,
2:16 dan seorang dari antara kamu berkata, "Selamat jalan,
kenakanlah pakaian hangat dan makanlah sampai kenyang!", tetapi ia tidak
memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu?
2:17 Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai
perbuatan, maka iman itu pada hakikatnya mati.
2:18 Tetapi mungkin ada orang berkata, "Padamu ada iman dan padaku
ada perbuatan"; aku akan menjawab dia, "Tunjukkanlah kepadaku imanmu
itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari
perbuatan-perbuatanku.”
Dalam pasal
2 Yakobus berbicara tentang diselamatkan demi perbuatan. Diselamatkan oleh
perbuatan berkaitan dengan keselamatan jiwa kita (1:21). Hal ini bukanlah
perkara keselamatan kekal dari kebinasaan, melainkan perkara keselamatan jiwa
kita dari penghakiman tanpa belas kasihan pada takhta penghakiman Kristus.
Dalam 2:9‑10 Yakobus membahas
tentang memandang muka, yang berarti meremehkan saudara yang miskin dan
menjunjung saudara yang kaya. Menurut 2:11, meremehkan saudara yang miskin
berarti melakukan pembunuhan. Dalam ayat 12 Yakobus melanjutkan perkataannya, "Jadi,
berkatalah dan berlakulah seperti orang‑orang yang akan dihakimi oleh hukum
yang memerdekakan orang" (TI.). Penghakiman di sini bukanlah
penghakiman yang akan berlangsung pada takhta putih, karena penghakiman pada
takhta putih adalah penghakiman atas orang‑orang yang tidak percaya. Ini adalah
penghakiman atas kaum beriman pada takhta penghakiman Kristus. Penghakiman itu
bukan menentukan keselamatan kekal atau binasa kekal, melainkan berhubungan
dengan pahala atau hukuman. Di samping itu, penghakiman pada takhta penghakiman
Kristus tidak berdasar pada hukum Musa, melainkan pada hukum yang memerdekakan,
yaitu menurut Perjanjian Baru. Hukum Musa akan dipakai pada penghakiman takhta
putih, tetapi hukum yang memerdekakan adalah dasar pada penghakiman takhta
Kristus.
Dalam ayat 13 Yakobus mengatakan
bahwa penghakiman tanpa belas kasihan akan dialami mereka yang tidak berbelas
kasihan, dan bahwa belas kasihan akan menang atas penghakiman. Kalau kita
meremehkan seorang saudara yang miskin, tentunya kita tidak berbelas kasihan
terhadapnya. Kalau kita tidak berbelas kasihan terhadap seorang saudara hari
ini, ketika kita berdiri di depan takhta penghakiman Kristus, Kristus akan
tidak berbelas kasihan terhadap kita. Belas kasihan adalah langkah pertama
menuju kasih. Kalau kita tidak berbelas kasihan, kita tidak akan memiliki
kasih. Kita perlu menyadari bahwa di depan Kristus, kita sangat miskin. Kalau kita
berbelas kasihan terhadap orang‑orang miskin hari ini, maka pada saat
penghakiman di takhta penghakiman Kristus, Kristus akan berbelas kasihan
terhadap kita. Itulah yang dimaksud dengan belas kasihan menang atas
penghakiman.
Mari kita perhatikan ayat 14
lagi, "Apa gunanya, Saudara‑saudaraku, jika seseorang mengatakan bahwa
ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu
menyelamatkan dia?" Mungkin kita berkata bahwa kita memiliki iman
namun tidak berbelas kasihan terhadap saudara yang miskin. Itu berarti kita
mengaku memiliki iman namun tidak mengasihi saudara tersebut. Dapatkah iman
semacam itu menyelamatkan kita dari penghakiman pada takhta penghakiman Kristus
kelak? Jelas, iman macam ini tidak dapat menyelamatkan kita dari penghakiman
itu.
Sumber: Pelajaran-Hayat Yakobus, Berita 7
No comments:
Post a Comment