Pembacaan Alkitab: Yak. 2:13
2:13 Sebab penghakiman yang tidak berbelas kasihan akan berlaku atas
orang yang tidak berbelas kasihan. Tetapi belas kasihan akan menang atas
penghakiman.
Dalam 2 Timotius 2:15 Paulus
membahas tentang memberitakan dengan terus terang perkataan kebenaran.
Memberitakan dengan terus terang perkataan kebenaran berarti mengungkapkan
firman Allah dengan semua bagiannya dengan benar dan tepat tanpa penyimpangan.
Dari abad ke abad banyak guru mencoba memberitakan firman kudus dengan tepat
atau menguraikannya dengan benar. Namun, banyak pengajar Alkitab tidak mampu
melakukannya dengan baik.
Pada masa Reformasi, Luther
tampil untuk menguraikan firman kudus dengan benar. Ia melihat bahwa pembenaran
demi iman seharusnya dipisahkan dari perbuatan. Walaupun Luther dapat
menguraikan firman menurut prinsip‑prinsip tertentu atau secara garis besar,
namun ia tidak mampu menguraikan firman secara rinci. Dapat kita katakan, ia tahu
jalan raya firman, tetapi tidak tahu lorong dan gang dalam firman.
Pada abad ke‑18, Zinzendorf
dibangkitkan oleh Tuhan, dan ia memperbaiki penguraian firman kudus sampai
tingkat tertentu. Pada abad ke‑19, Kaum Saudara di Inggris di bawah pimpinan
John Nelson Darby dibangkitkan, dan mereka jauh lebih mampu menguraikan firman
dengan tepat. Kebanyakan teologi fundamental masa kini mengikuti garis teologi
Kaum Saudara dari Inggris itu. Pada abad ini kita dibangkitkan oleh Tuhan
dengan kedaulatan‑Nya dan belas kasihan‑Nya. Dengan berdiri di atas bahu orang‑orang
yang mendahului kita, kini kita mampu menguraikan firman kudus tidak hanya pada
aspek jalan raya, tetapi juga atas lorong‑lorong dan gang‑gang.
Telah kita tunjukkan bahwa Martin
Luther menyebut Surat Yakobus sebagai "surat jerami". Luther berkata
begitu terutama karena perkataan yang tertulis dalam pasal 2 Surat Yakobus.
Perkataan Luther ini menunjukkan bahwa ia tidak memahami pasal itu dengan tepat
dan tidak mampu menguraikan firman dengan terperinci. Ia tidak mengerti bahwa
kata "menyelamatkan" dalam 2:14 tidak ada hubungannya dengan
keselamatan kekal. Ayat ini mengatakan, "Apakah gunanya, Saudara‑saudaraku,
jika seseorang mengatakan bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai
perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?" Beberapa orang
menyalahgunakan ayat ini dengan mengajarkan bahwa keselamatan tidak hanya
berdasarkan iman.
Kata "menyelamatkan"
dalam ayat 14 berkaitan dengan penghakiman yang disebut dalam ayat 13,
"Sebab penghakiman yang tidak berbelas kasihan akan berlaku atas orang
yang tidak berbelas kasihan. Tetapi belas kasihan akan menang atas
penghakiman." Menurut konteksnya, dalam pasal ini diselamatkan berarti
diselamatkan dari penghakiman yang tidak berbelas kasihan. Penghakiman yang
disebut dalam ayat 13 bukanlah penghakiman takhta putih. Penghakiman pada
takhta putih itu menentukan apakah seseorang beroleh selamat atau binasa.
Penghakiman dalam ayat ini adalah penghakiman pada takhta pengadilan Kristus di
angkasa ketika Ia datang kembali. Setelah semua orang kudus terangkat, mereka
akan tampil di depan takhta pengadilan Kristus. Perkara keselamatan kekal
sudahlah beres. Namun, Tuhan masih akan menghakimi kaum saleh berdasarkan hukum
yang memerdekakan, yaitu berdasarkan seluruh Perjanjian Baru, bukan berdasarkan
hukum Musa. Penghakiman itu bukan menentukan keselamatan kekal kita; melainkan
akan menentukan apakah kita mendapat pahala atau dihakimi tanpa belas kasihan.
Untuk diselamatkan dari
penghakiman tanpa belas kasihan, kita perlu memiliki perbuatan belas kasihan
dan kasih. Perbuatan‑perbuatan ini membuktikan bahwa iman kita membawa akibat
tidak saja diri kita diselamatkan dari kebinasaan, tetapi juga dari penghakiman
tanpa belas kasihan. Orang yang tidak memiliki perbuatan belas kasihan dan
kasih akan menderita penghakiman tanpa belas kasihan. Artinya, mereka akan
diganjar sebagai akibat dari penghakiman pada takhta penghakiman Kristus.
Sumber: Pelajaran-Hayat Yakobus, Berita 7
No comments:
Post a Comment