Hitstat

11 February 2016

Yakobus - Minggu 4 Kamis



Pembacaan Alkitab: Yak. 2:13
2:13 Sebab penghakiman yang tidak berbelas kasihan akan berlaku atas orang yang tidak berbelas kasihan. Tetapi belas kasihan akan menang atas penghakiman.

Dalam 2 Timotius 2:15 Paulus membahas tentang memberitakan dengan terus terang perkataan kebenaran. Memberitakan dengan terus terang perkataan kebenaran berarti mengungkapkan firman Allah dengan semua bagiannya dengan benar dan tepat tanpa penyimpangan. Dari abad ke abad banyak guru mencoba memberitakan firman kudus dengan tepat atau menguraikannya dengan benar. Namun, banyak pengajar Alkitab tidak mampu melakukannya dengan baik.

Pada masa Reformasi, Luther tampil untuk menguraikan firman kudus dengan benar. Ia melihat bahwa pembenaran demi iman seharusnya dipisahkan dari perbuatan. Walaupun Luther dapat menguraikan firman menurut prinsip‑prinsip tertentu atau secara garis besar, namun ia tidak mampu menguraikan firman secara rinci. Dapat kita katakan, ia tahu jalan raya firman, tetapi tidak tahu lorong dan gang dalam firman.

Pada abad ke‑18, Zinzendorf dibangkitkan oleh Tuhan, dan ia memperbaiki penguraian firman kudus sampai tingkat tertentu. Pada abad ke‑19, Kaum Saudara di Inggris di bawah pimpinan John Nelson Darby dibangkitkan, dan mereka jauh lebih mampu menguraikan firman dengan tepat. Kebanyakan teologi fundamental masa kini mengikuti garis teologi Kaum Saudara dari Inggris itu. Pada abad ini kita dibangkitkan oleh Tuhan dengan kedaulatan‑Nya dan belas kasihan‑Nya. Dengan berdiri di atas bahu orang‑orang yang mendahului kita, kini kita mampu menguraikan firman kudus tidak hanya pada aspek jalan raya, tetapi juga atas lorong‑lorong dan gang‑gang.

Telah kita tunjukkan bahwa Martin Luther menyebut Surat Yakobus sebagai "surat jerami". Luther berkata begitu terutama karena perkataan yang tertulis dalam pasal 2 Surat Yakobus. Perkataan Luther ini menunjukkan bahwa ia tidak memahami pasal itu dengan tepat dan tidak mampu menguraikan firman dengan terperinci. Ia tidak mengerti bahwa kata "menyelamatkan" dalam 2:14 tidak ada hubungannya dengan keselamatan kekal. Ayat ini mengatakan, "Apakah gunanya, Saudara‑saudaraku, jika seseorang mengatakan bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?" Beberapa orang menyalahgunakan ayat ini dengan mengajarkan bahwa keselamatan tidak hanya berdasarkan iman.

Kata "menyelamatkan" dalam ayat 14 berkaitan dengan penghakiman yang disebut dalam ayat 13, "Sebab penghakiman yang tidak berbelas kasihan akan berlaku atas orang yang tidak berbelas kasihan. Tetapi belas kasihan akan menang atas penghakiman." Menurut konteksnya, dalam pasal ini diselamatkan berarti diselamatkan dari penghakiman yang tidak berbelas kasihan. Penghakiman yang disebut dalam ayat 13 bukanlah penghakiman takhta putih. Penghakiman pada takhta putih itu menentukan apakah seseorang beroleh selamat atau binasa. Penghakiman dalam ayat ini adalah penghakiman pada takhta pengadilan Kristus di angkasa ketika Ia datang kembali. Setelah semua orang kudus terangkat, mereka akan tampil di depan takhta pengadilan Kristus. Perkara keselamatan kekal sudahlah beres. Namun, Tuhan masih akan menghakimi kaum saleh berdasarkan hukum yang memerdekakan, yaitu berdasarkan seluruh Perjanjian Baru, bukan berdasarkan hukum Musa. Penghakiman itu bukan menentukan keselamatan kekal kita; melainkan akan menentukan apakah kita mendapat pahala atau dihakimi tanpa belas kasihan.

Untuk diselamatkan dari penghakiman tanpa belas kasihan, kita perlu memiliki perbuatan belas kasihan dan kasih. Perbuatan‑perbuatan ini membuktikan bahwa iman kita membawa akibat tidak saja diri kita diselamatkan dari kebinasaan, tetapi juga dari penghakiman tanpa belas kasihan. Orang yang tidak memiliki perbuatan belas kasihan dan kasih akan menderita penghakiman tanpa belas kasihan. Artinya, mereka akan diganjar sebagai akibat dari peng­hakiman pada takhta penghakiman Kristus.


Sumber: Pelajaran-Hayat Yakobus, Berita 7

No comments: