Pembacaan Alkitab: Yak. 4:5-10
4:5 Janganlah kamu menyangka bahwa Kitab Suci
tanpa alasan berkata, "Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita,
diingini-Nya dengan cemburu!"
4:6 Tetapi anugerah yang diberikan-Nya kepada
kita, lebih besar daripada itu. Karena itu, Ia katakan, "Allah menentang
orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
4:7 Karena itu tunduklah kepada Allah, dan
lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari hadapanmu!
4:8 Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan
mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan
sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati!
4:9 Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan
merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratapan dan sukacitamu dengan
dukacita.
4:10 Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan
Ia akan meninggikan kamu.
Dalam 4:5 Yakobus
meneruskan ucapannya, "Janganlah kamu menyangka bahwa Kitab Suci tanpa
alasan berkata, 'Roh yang berhuni di dalam diri kita, diingini‑Nya dengan
cemburu!" (Tl.). Ketika Allah mendapatkan kita menjadi istri‑Nya,
Dia menaruh Roh‑Nya ke dalam kita untuk membuat kita menjadi satu dengan Dia (1
Kor. 6:19, 16‑17). Dia adalah Allah yang cemburu (Kel. 20:5), dan Roh‑Nya
cemburu kepada kita dengan cemburu Allah (2 Kor. 11:2), rindu, mendambakan
dengan cemburu, agar kita tidak bersahabat dengan musuh‑Nya, dan pada saat yang
sama menjadi pengasih‑Nya.
Kata "berhuni" dalam
4:5 juga boleh diterjemahkan dengan "membuat rumah‑Nya". Roh yang
berhuni membuat rumah‑Nya di dalam kita agar Dia bisa menduduki seluruh diri
kita (lihat Ef. 3:17) bagi Allah, supaya kita sepenuhnya bagi Suami kita.
Dalam ayat 4 dan 5 Yakobus
menggunakan pernikahan untuk menggambarkan hubungan kita dengan Allah. Allah
adalah Suami, dan kita adalah jodoh‑Nya. Sebagai jodoh Allah, kita harus
mengasihi Dia. Jika kita mengasihi sesuatu atau orang lain menggantikan Dia,
kita menjadi pezina. Roh yang berhuni yang telah Allah tempatkan di dalam kita
mengingini kita hanya untuk diri‑Nya sendiri. Bila kita tidak hanya bagi Dia,
melainkan mengasihi dunia, Roh yang berhuni ini bukan hanya akan tersinggung,
tetapi juga akan cemburu. Inilah pengertian sebenarnya dari apa yang dimaksud
Yakobus sewaktu ia mengatakan bahwa Roh yang berhuni dalam kita itu diingini‑Nya
dengan cemburu.
Dalam 4:6 Yakobus meloncat kepada
masalah anugerah: "Tetapi anugerah yang diberikan‑Nya kepada kita,
lebih besar daripada itu. Karena itu, Ia katakan, Allah menentang orang yang
congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." Secara logika,
nampaknya tidak ada hubungan antara ayat 5 dengan ayat 6. Dalam ayat 6 kita
temukan kutipan dari Amsal 3:34 menurut Septuagin (Perjanjian Lama berbahasa
Yunani).
Walaupun sulit untuk mengikuti
jalan pikiran Yakobus dari ayat ke ayat, kita bisa nampak dengan jelas bahwa
dalam 4:1‑10 Yakobus memperlihatkan tiga butir utama yang merupakan masalah
kita: pelesiran (ayat 1), dunia (ayat 4), dan Iblis (ayat 7). Hal‑hal ini
haruslah dibereskan hingga tuntas. Kalau tidak, kita akan menjadi pezina
(perempuan sundal), musuh, dan orang berdosa. Sudah tentu, sebagai orang‑orang
yang mengasihi Tuhan, kita tidak ingin menjadi pezina, musuh Allah, dan orang
berdosa. Tetapi, jika masalah pelesiran, dunia, dan Iblis tidak dibereskan,
akhirnya kita akan menjadi pezina, musuh Allah, dan orang berdosa.
Agar tidak menjadi pezina, musuh,
dan orang berdosa, kita perlu menanggulangi pelesiran, dunia, dan Iblis.
Pelesiran berkaitan dengan hawa nafsu. Jika kita tidak mempunyai hawa nafsu,
kita tidak akan memerlukan pelesiran. Tetapi, sukacita tidak berkaitan dengan
hawa nafsu. Allah adalah Allah yang sukacita, dan sukacita adalah untuk diri
kita, bukan untuk hawa nafsu kita. Maka tepatlah jika kita bersukacita, tetapi
tidak benarlah jika memihki pelesiran yang berkaitan dengan hawa nafsu.
Hawa nafsu ini juga ada di dalam
kita. Jika kita tidak hidup di dalam roh, kita tidak akan mempunyai jalan untuk
mengalahkan penghamburan hawa nafsu ini. Roh kita perlu dikenyangkan oleh
firman yang tertanam. Setiap pagi dan juga sepanjang hari kita perlu
dikenyangkan melalui mengontak firman yang tertanam sehingga roh kita bisa
menjadi kuat untuk melawan hawa nafsu dan mengalahkannya.
Sumber: Pelajaran-Hayat Yakobus, Berita 9
No comments:
Post a Comment