Pembacaan Alkitab: Yak. 2:1
2:1 Saudara-saudaraku, sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus,
Tuhan kita yang mulia, janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka.
Yakobus dilahirkan dari Maria,
yang juga adalah ibu Tuhan Yesus. Kalau Anda membaca pujian Maria yang tercatat
dalam Lukas 2, Anda akan melihat banyak kutipan Perjanjian Lama di dalamnya.
Hal ini menunjukkan Maria sangat saleh. Sebagai seorang yang saleh, Maria cukup
mengerti firman Allah dalam Perjanjian Lama. Sebab itu, Yakobus dibesarkan oleh
ibu yang saleh. Jelas kesalehan Maria berada dalam zaman Perjanjian Lama, dan
tentunya ia mengajar anak‑anaknya agar saleh secara Perjanjian Lama. Namun,
Maria mungkin tidak pernah melihat ekonomi Perjanjian Baru Allah. Akhirnya,
Yakobus percaya kepada Tuhan Yesus. Hal ini tentu memaksanya mengadakan peralihan
besar. Namun sebelum Yakobus percaya kepada Tuhan, mungkin ia sudah menjadi
orang saleh menurut Perjanjian Lama.
Setelah kebangkitan Tuhan,
Yakobus ini menjadi salah satu rasul (Gal. 1:19). Akhirnya, ia menjadi penatua
terkemuka dalam gereja di Yerusalem (Kis. 12:17; 15:2, 13; 21:18). Yakobus
mungkin lebih saleh dan lebih beribadah daripada Petrus, Yohanes, dan Yakobus
(saudara Yohanes). Ia mengetahui Perjanjian Lama, dan mungkin khususnya Kitab
Amsal dipahaminya dengan mendalam. Orang‑orang di Yerusalem sangat menghormati
Yakobus dan ia menjadi orang paling berpengaruh di antara kaum beriman di sana.
Dalam Galatia 2:11-12 kita
nampak, sebelum orang‑orang dari kalangan Yakobus datang, Petrus makan bersama
orang‑orang kafir. Setelah orang‑orang dari kalangan Yakobus datang, Petrus
takut, mengundurkan diri dan menjauhi mereka. Hal itu menunjukkan, Petrus
sendiri takut terhadap Yakobus dan juga membuktikan bahwa Yakobus adalah orang
yang paling berpengaruh di Yerusalem. Kisah Para Rasul 15 juga membuktikan besarnya
pengaruh Yakobus. Di samping itu, dalam Kisah Para Rasul 21 kita diberi tahu
bahwa ketika Paulus pergi ke Yerusalem untuk kali terakhir, ia mengunjungi
Yakobus. Kisah Para Rasul 21 tidak mengatakan Paulus mengunjungi para penatua,
tetapi mengunjungi Yakobus, padahal banyak penatua di tempat itu. Jadi, Yakobus
adalah pusat kepenatuaan. Ia sangat unggul, dan seluruh keadaan berada di bawah
pengaruhnya.
Yakobus pasti percaya Tuhan
Yesus. Beberapa hal dalam tulisannya membuktikan hal ini. Pertama, Yakobus berkata
bahwa kita telah dilahirkan oleh Bapa segala terang melalui firman kebenaran
(1:17‑18). Ini adalah kelahiran kembali Perjanjian Baru. Yakobus juga berbicara
tentang menerima dengan lemah lembut firman yang tertanam (1:21). Ini juga
perkara Perjanjian Baru. Kemudian Yakobus berbicara tentang hukum yang
sempurna, yakni hukum yang memerdekakan (1:25), dan tentang Roh yang berhuni
(4:5). Dalam pasal 5 ia menyinggung gereja ketika ia menyebut penatua gereja.
Di samping itu, dalam 2:1 Yakobus berbicara tentang "beriman kepada
Yesus Kristus, Tuhan kita yang mulia".
Namun, bersama hal‑hal yang
positif tentang ekonomi Perjanjian Baru Allah, Yakobus memasukkan hal‑hal
Perjanjian Lama. Yakobus menunjukkan bahwa baginya, memelihara hukum yang
sempurna adalah hal mengunjungi yatim, piatu dan janda-janda. Perkataan ini
penuh aroma Perjanjian Lama. Yakobus tidak berbicara tentang Kristus yang
hidup, hidup di dalam, Roh itu, atau memiliki hayat untuk pembangunan Tubuh Kristus.
Sebaliknya, gambaran‑gambarannya berasal dari Perjanjian Lama atau berbau
Perjanjian Lama. Bahkan cara doanya pun sesuai dengan cara Elia. Yakobus
menganjuri para penatua berdoa bagi orang sakit menurut cara Elia berdoa dalam
Perjanjian Lama. Dengan cara yang sama, ia menasihati kita untuk menanti
kedatangan Tuhan kembali menurut cara yang mirip dengan ketekunan Ayub dan
kesabaran nabi‑nabi. Kedua contoh ini diambil dari Perjanjian Lama. Jadi, dalam
Surat Yakobus kita dapati campuran hal‑hal Perjanjian Lama dengan ekonomi
Perjanjian Baru Allah.
Sumber: Pelajaran-Hayat Yakobus, Berita 7
No comments:
Post a Comment