Pembacaan Alkitab: Yak. 4:11-17
4:11 Saudara-saudaraku, janganlah kamu saling memfitnah! Siapa yang
memfitnah saudara seimannya atau menghakiminya, ia mencela hukum dan
menghakiminya; dan jika engkau menghakimi hukum, maka engkau bukanlah pelaku
hukum, tetapi hakimnya.
4:12 Hanya ada satu Pembuat hukum dan Hakim, yaitu Dia yang berkuasa
menyelamatkan dan membinasakan. Tetapi siapakah engkau, sehingga engkau mau
menghakimi sesamamu manusia?
4:13 Jadi, sekarang, hai kamu yang berkata, "Hari ini atau besok
kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang
serta mendapat untung",
4:14 sedangkan kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti
hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.
4:15 Sebenarnya kamu harus berkata, "Jika Tuhan menghendakinya,
kami akan hidup dan berbuat ini dan itu."
4:16 Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam kecongkakanmu, dan semua
kemegahan yang demikian adalah salah.
4:17 Jadi, jika seseorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi
ia tidak melakukannya, ia berdosa.
Dalam ayat 11‑12 Yakobus memberi
tahu kita untuk tidak mengatai‑ngatai saudara, "Saudara‑saudaraku,
janganlah kamu saling memfitnah (mengata‑ngatai)! Siapa yang memfitnah (mengata‑ngatai)
saudara seimannya atau menghakiminya, ia mencela hukum dan menghakiminya; dan
jika engkau menghakimi hukum, maka engkau bukanlah pelaku hukum, tetapi
hakimnya. Hanya ada satu Pembuat hukum dan Hakim, yaitu Dia yang berkuasa
menyelamatkan dan membinasakan. Tetapi siapakah engkau, sehingga engkau mau
menghakimi sesamamu manusia?" Perhatikan, dalam ayat‑ayat ini Yakobus
menyebutkan hukum sebanyak empat kali. Dalam ayat 12 ia menyebut Allah
sebagai Pembuat hukum. Perkataan Yakobus di sini dan dalam 2:8-11 mengenai
hukum Perjanjian Lama, dan perkataan‑perkataannya dalam 1:25 dan 2:12 mengenai
hukum kemerdekaan yang sempurna, menunjukkan bahwa dalam pandangannya, tidak
ada perbedaan antara memelihara hukum Perjanjian Lama dengan hidup oleh hukum
kemerdekaan yang sempurna, hukum hayat batini. Tetapi menurut wahyu ilahi dalam
seluruh Perj anjian Baru, terdapat suatu perbedaan yang tegas dan jelas di
antara keduanya. Memelihara hukum Perjanjian Lama hanya membuat kita benar
terhadap Allah dan manusia sehingga kita dapat dibenarkan oleh hukum Taurat.
Tetapi hidup oleh hukum hayat batini (Ibr. 8:10‑11; Rm. 8:2) adalah
memperhidupkan dan memperbesar Kristus (Flp. 1:20‑21) bagi pembangunan Tubuh‑Nya
untuk mengekspresikan Dia (Ef 1:22‑23) dan bagi pembangunan rumah Allah untuk
memuaskan Dia (1 Tim. 3:15). Ini adalah bagi penggenapan sasaran kekal Allah
sesuai dengan ekonomi Perjanjian Baru‑Nya. Walaupun kita menjadi sempurna
melalui memelihara hukum Perjanjian Lama, kita masih tidak dapat mencapai
sasaran kekal Allah. Hanya kehidupan kita oleh hukum hayat batini sajalah yang
bisa mencapainya. Kehidupan semacam ini dengan spontan dan otomatis
menggenapkan lebih banyak daripada yang dituntut oleh hukum Perjanjian Lama
(Rm. 8:4), bahkan sampai kepada standar konstitusi kerajaan, seperti yang
diungkapkan dalam Matius 5‑7.
Dalam ayat 13 Yakobus
berkata, "Jadi, sekarang, hai kamu yang berkata, 'Hari ini atau besok
kami berangkat kota anu, dan di sana akan tinggal setahun dan berdagang serta
mendapat untung." Sewaktu membaca ayat ini kita perlu memperhatikan
kata "akan". Bertengkar demi pelesiran daging (ayat 1), bersahabat
dengan dunia (ayat 4), mengata-ngatai saudara (yaitu menghakimi hukum,
ayat 11), berdagang menurut kehendak sendiri, dan bermegah dalam kecongkakan
(ayat 16), semuanya merupakan tanda‑tanda dari keyakinan diri yang tidak saleh dan
kecongkakan dari orang yang melupakan Allah. Pengajaran Yakobus mengenai
perkara‑perkara ini mungkin didasarkan pada pandangannya mengenai praktek
kristiani yang sempurna.
Dalam ayat 14-15 Yakobus melanjutkan, "Sedangkan kamu
tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama
seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. Sebenarnya kamu harus
berkata, ‘Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.’"
Nada perkataan Yakobus di sini juga mirip dengan nada Perjanjian Lama (lihat
Mzm. 90:3‑10). Bagaimanapun, perkataannya membangkitkan ketakutan terhadap
tekad diri seseorang dan membangkitkan suatu keyakinan kepada Allah, seperti
yang diekspresikan dalam ayat 15. Perkataan semacam ini selalu keluar dari
mulut orang yang takut akan Allah.
Dalam 4:16‑17 Yakobus
menyimpulkan, "Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam
kecongkakanmu, dan semua kemegahan yang demikian adalah salah. Jadi, jika
seseorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya,
ia berdosa." Kata "jadi" menunjukkan bahwa ayat ini adalah
penutup atas semua perintah‑perintah dalam ayat‑ayat terdahulu, yang mengatakan
bahwa jika penerima Surat Kiriman ini terbantu oleh tulisan Yakobus, tetapi
tidak mau melakukan seperti apa yang ditulisnya, itu adalah dosa bagi mereka.
Sumber: Pelajaran-Hayat Yakobus, Berita 10
No comments:
Post a Comment