Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 2:6-7
2:6 Sungguhpun demikian kami memberitakan
hikmat di kalangan mereka yang telah matang, yaitu hikmat yang bukan dari dunia
ini, dan yang bukan dari penguasa-penguasa dunia ini, yaitu penguasa-penguasa
yang akan ditiadakan.
2:7 Tetapi yang kami beritakan ialah hikmat
Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah
disediakan Allah bagi kemuliaan kita.
Pada butir ini kita perlu
membandingkan hikmat menurut apa yang dikatakan Yakobus dengan apa yang dikatakan
Paulus dalam surat‑surat Kirimannya. Hikmat yang diajarkan oleh Paulus sebenarnya
adalah diri Kristus sendiri. Dalam 1 Korintus 1:30 Paulus mengatakan bahwa
Kristus menjadi hikmat kita yang dari Allah. Akan tetapi, Yakobus tidak
menunjukkan bahwa hikmat yang masuk ke dalam kita yang dari Allah itu adalah
Kristus; sebaliknya cara bicaranya tentang hikmat ini sangat mirip dengan cara‑cara
Salomo dalam Kitab Amsal. Yakobus adalah seorang yang dijenuhi dengan suasana
Perjanjian Lama, dan cara bicaranya mengenai hikmat ini mempunyai bau dan rasa
Perjanjian Lama. Sewaktu Yakobus membicarakan hikmat, ia sama sekali tidak
menanamkan kesan akan Kristus kepada kita. Sewaktu ia memberi tahu kita bahwa
hikmat yang benar datang dari atas, dari Allah, kata‑katanya tidak memiliki bau
dan rasa Perjanjian Baru, sama sekali tidak berbau Kristus. Sebaliknya, Paulus
mengajarkan bahwa hikmat adalah diri Kristus sendiri.
Yakobus berkata, jika kita
kekurangan hikmat, haruslah kita memintanya dari Allah, dan Ia akan
memberikannya dengan murah hati. Menurut Yakobus, hikmat adalah sesuatu yang
diberikan oleh Allah. Visi Paulus berbeda. Dia tidak mengatakan bahwa Allah
memberi kita hikmat. Paulus berkata, Kristus telah menjadi hikmat kita yang
dari Allah. Hal ini menyiratkan suatu transmisi dari Allah kepada kita. Sebagai
gambaran kita boleh menggunakan transmisi listrik dari pembangkit tenaga listrik
ke rumah‑rumah. Pembangkit tenaga listrik tidak memberi kita sejumlah listrik
dalam suatu wadah. Tidak, listrik dari tempat pembangkit tenaga listrik
ditransmisikan ke rumah‑rumah kita secara terus‑menerus. Ini berarti ada
"persekutuan" antara rumah kita dengan pusat pembangkit tenaga listrik.
Seandainya listrik diberikan kepada seseorang dengan cara yang lain, maka tidak
perlu ada "komunikasi" antara rumah kita dengan pusat pembangkit
tenaga listrik. Demikian juga, Allah bukannya memberi kita, melainkan secara
terus‑menerus listrik surgawi ini ditransmisikan ke dalam kita. Untuk menerima
transmisi ini, kita hanya perlu memutar "tombol" roh kita. Jika
tombol ditutup, transmisi akan berhenti. Tetapi jika tombolnya dibuka,
transmisi akan berlangsung terus‑menerus. Hal ini menggambarkan pengertian
Paulus tentang Kristus sebagai hikmat kita.
Sebenarnya, kita tidak perlu
menggunakan istilah hikmat atau memohon hikmat. Kita hanya perlu menekan tombol
roh kita dan membiarkan Roh Allah mentransmisikan kekayaan trinitas ilahi ke
dalam kita. Kemudian kita akan menempuh suatu kehidupan yang tidak lain adalah
diri Kristus sendiri, suatu kehidupan yang berhikmat. Hikmat ini bukanlah
seperti sesuatu yang diberikan Allah kepada kita, melainkan Kristus, persona
yang hidup, menjadi hikmat yang ditransmisikan dari Allah ke dalam roh kita.
Apa pun yang ditransmisikan ke dalam kita dengan cara yang seperti ini
sebenarnya adalah diri Kristus sendiri sebagai Roh pemberi‑hayat. Ketika kita
memperhidupkan Kristus ini melalui mengikatkan diri kita menjadi satu roh
dengan Tuhan, kehidupan kita seluruhnya akan penuh hikmat.
Doa yang benar adalah suatu
pernafasan rohani. Kita perlu belajar bagaimana melatih roh kita dengan
menghirup Tuhan Yesus. Tidak peduli apa pun yang kita lakukan, kita perlu
berhubungan dengan Tuhan melalui menghirup Dia. Jika kita berbuat demikian,
transmisi ilahi akan terus berlangsung, dan kekayaan Allah Tritunggal akan
ditransmisikan ke dalam roh kita. Dengan cara inilah Kristus menjadi hikmat
kita.
Sumber: Pelajaran-Hayat Yakobus, Berita 8
No comments:
Post a Comment