Hitstat

17 February 2016

Yakobus - Minggu 5 Rabu



Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 2:6-7
2:6 Sungguhpun demikian kami memberitakan hikmat di kalangan mereka yang telah matang, yaitu hikmat yang bukan dari dunia ini, dan yang bukan dari penguasa-penguasa dunia ini, yaitu penguasa-penguasa yang akan ditiadakan.
2:7 Tetapi yang kami beritakan ialah hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita.


Pada butir ini kita perlu membandingkan hikmat menurut apa yang dikatakan Yakobus dengan apa yang dikatakan Paulus dalam surat‑surat Kirimannya. Hikmat yang diajarkan oleh Paulus sebenarnya adalah diri Kristus sendiri. Dalam 1 Korintus 1:30 Paulus mengatakan bahwa Kristus menjadi hikmat kita yang dari Allah. Akan tetapi, Yakobus tidak menunjukkan bahwa hikmat yang masuk ke dalam kita yang dari Allah itu adalah Kristus; sebaliknya cara bicaranya tentang hikmat ini sangat mirip dengan cara‑cara Salomo dalam Kitab Amsal. Yakobus adalah seorang yang dijenuhi dengan suasana Perjanjian Lama, dan cara bicaranya mengenai hikmat ini mempunyai bau dan rasa Perjanjian Lama. Sewaktu Yakobus membicarakan hikmat, ia sama sekali tidak menanamkan kesan akan Kristus kepada kita. Sewaktu ia memberi tahu kita bahwa hikmat yang benar datang dari atas, dari Allah, kata‑katanya tidak memiliki bau dan rasa Perjanjian Baru, sama sekali tidak berbau Kristus. Sebaliknya, Paulus mengajarkan bahwa hikmat adalah diri Kristus sendiri.

Yakobus berkata, jika kita kekurangan hikmat, haruslah kita memintanya dari Allah, dan Ia akan memberikannya dengan murah hati. Menurut Yakobus, hikmat adalah sesuatu yang diberikan oleh Allah. Visi Paulus berbeda. Dia tidak mengatakan bahwa Allah memberi kita hikmat. Paulus berkata, Kristus telah menjadi hikmat kita yang dari Allah. Hal ini menyiratkan suatu transmisi dari Allah kepada kita. Sebagai gambaran kita boleh menggunakan transmisi listrik dari pembangkit tenaga listrik ke rumah‑rumah. Pembangkit tenaga listrik tidak memberi kita sejumlah listrik dalam suatu wadah. Tidak, listrik dari tempat pembangkit tenaga listrik ditransmisikan ke rumah‑rumah kita secara terus‑menerus. Ini berarti ada "persekutuan" antara rumah kita dengan pusat pembangkit tenaga listrik. Seandainya listrik diberikan kepada seseorang dengan cara yang lain, maka tidak perlu ada "komunikasi" antara rumah kita dengan pusat pembangkit tenaga listrik. Demikian juga, Allah bukannya memberi kita, melainkan secara terus‑menerus listrik surgawi ini ditransmisikan ke dalam kita. Untuk menerima transmisi ini, kita hanya perlu memutar "tombol" roh kita. Jika tombol ditutup, transmisi akan berhenti. Tetapi jika tombolnya dibuka, transmisi akan berlangsung terus‑menerus. Hal ini menggambarkan pengertian Paulus tentang Kristus sebagai hikmat kita.

Sebenarnya, kita tidak perlu menggunakan istilah hikmat atau memohon hikmat. Kita hanya perlu menekan tombol roh kita dan membiarkan Roh Allah mentransmisikan kekayaan trinitas ilahi ke dalam kita. Kemudian kita akan menempuh suatu kehidupan yang tidak lain adalah diri Kristus sendiri, suatu kehidupan yang berhikmat. Hikmat ini bukanlah seperti sesuatu yang diberikan Allah kepada kita, melainkan Kristus, persona yang hidup, menjadi hikmat yang ditransmisikan dari Allah ke dalam roh kita. Apa pun yang ditransmisikan ke dalam kita dengan cara yang seperti ini sebenarnya adalah diri Kristus sendiri sebagai Roh pemberi‑hayat. Ketika kita memperhidupkan Kristus ini melalui mengikatkan diri kita menjadi satu roh dengan Tuhan, kehidupan kita seluruhnya akan penuh hikmat.

Doa yang benar adalah suatu pernafasan rohani. Kita perlu belajar bagaimana melatih roh kita dengan menghirup Tuhan Yesus. Tidak peduli apa pun yang kita lakukan, kita perlu berhubungan dengan Tuhan melalui menghirup Dia. Jika kita berbuat demikian, transmisi ilahi akan terus berlangsung, dan kekayaan Allah Tritunggal akan ditransmisikan ke dalam roh kita. Dengan cara inilah Kristus menjadi hikmat kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat Yakobus, Berita 8

No comments: