Pembacaan Alkitab: Why. 21:14-21
Doa baca: Why. 21:18
Tembok itu terbuat dari permata yaspis; dan kota itu
sendiri dari emas murni, bagaikan kaca yang jernih.
Yerusalem
Baru pertama-tama tersusun dengan kaum saleh Perjanjian Lama. Hal itu
dibuktikan oleh Wahyu 21:12, yang mengatakan bahwa nama kedua belas suku Israel
terukir pada pintu gerbang kota itu. Setiap pintu gerbang menyandang nama satu
suku. Ini pun suatu tanda yang menunjukkan bahwa pintu gerbang kota itu adalah
orang-orang yang hidup. Kita telah nampak makna gereja sebagai kaki pelita emas
adalah gereja bersinar untuk memberi penerangan. Kita perlu tahu makna dan arti
sebenarnya dari pintu gerbang itu.
Pintu gerbang
pertama-tama berfungsi sebagai alat penyebaran kota, lalu sebagai jalan keluar
masuk kota. Sebelum sesuatu dapat masuk melalui pintu gerbang, harus ada
sesuatu yang keluar lebih dulu. Apa yang keluar dari dalam, akan membawa
sesuatu masuk ke dalam kota. Sebab itu, mula-mula pintu gerbang berfungsi
sebagai jalan penyebaran, lalu sebagai jalan masuk.
Suplai yang
keluar dari pintu gerbang itu menimbulkan satu hasil, yaitu banyak orang dibawa
masuk melalui pemberitaan Injil. Kita semua telah masuk ke dalam Yerusalem Baru
melalui pintu gerbang orang Yahudi. Saya tidak masuk melalui pintu gerbang
orang kafir, melainkan masuk melalui pintu gerbang yang menyandang nama salah
satu dari kedua belas suku Israel. Mereka adalah pintu gerbang untuk penyebaran
dan jalan masuk. Seperti telah kita nampak, nama-nama itu menyatakan bahwa kaum
saleh Perjanjian Lama adalah unsur penyusun kota itu.
Karena nama kedua belas rasul itu
tertera pada kedua belas batu dasar tembok kota (ay. 14), ini menunjukkan bahwa
Yerusalem Baru tidak hanya tersusun dengan kaum saleh Perjanjian Lama yang
diwakili oleh Israel, tetapi juga oleh kaum saleh Perjanjian Baru yang diwakili
oleh para rasul. Kaum beriman Perjanjian Baru bukanlah untuk pintu gerbang,
melainkan untuk tembok. Pintu gerbang adalah untuk penyebaran dan jalan masuk,
tetapi tembok adalah untuk pemisahan dan perlindungan. Dalam berita lain, akan
kita bahas pintu gerbang itu dan tembok itu secara terinci.
Yerusalem Baru adalah gunung emas.
Sebagai gunung emas, Yerusalem Baru adalah kaki pelita emas yang unggul, unik
dan kekal. Dalam perlambangan, emas melambangkan sifat ilahi. Sebab itu, kota
ini tersusun mutlak dengan sifat ilahi Allah. Jika kita nampak visi Yerusalem
Baru dibangun dengan sifat ilahi Allah, kita akan mengesampingkan segala hal
yang bukan dari sifat ilahi Allah dan menolak apa pun yang tidak sepadan dengan
sifat ilahi Allah. Hari ini gereja harus dibangun dengan sifat Allah, bukan
dengan batu bata, tanah liat, atau kayu.
Yaspis adalah
penampilan Allah (4:3). Jadi, tembok yaspis (ay. 18) menyatakan bahwa seluruh
kota itu, sebagai ekspresi korporat Allah dalam kekekalan, menyandang
penampilan Allah. Ketika kita berada di Yerusalem Baru, kita akan kagum karena
seluruh kota itu sama penampilannya, bagai permata yaspis. Hal itu berarti,
kita semua harus mengatakan hal yang sama, mengekspresikan hal yang sama, dan
menampilkan hal yang sama. Yerusalem Baru memiliki satu penampilan, satu
ekspresi, dan satu warna.
Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu, Buku 4, Berita 60
No comments:
Post a Comment