Hitstat

06 September 2017

Wahyu - Minggu 31 Rabu



Pembacaan Alkitab: Why. 21:14-21
Doa baca: Why. 21:18
Tembok itu terbuat dari permata yaspis; dan kota itu sendiri dari emas murni, bagaikan kaca yang jernih.


Yerusalem Baru pertama-tama tersusun dengan kaum saleh Perjanjian Lama. Hal itu dibuktikan oleh Wahyu 21:12, yang mengatakan bahwa nama kedua belas suku Israel terukir pada pintu gerbang kota itu. Setiap pintu gerbang menyandang nama satu suku. Ini pun suatu tanda yang menunjukkan bahwa pintu gerbang kota itu adalah orang-orang yang hidup. Kita telah nampak makna gereja sebagai kaki pelita emas adalah gereja bersinar untuk memberi penerangan. Kita perlu tahu makna dan arti sebenarnya dari pintu gerbang itu.

Pintu gerbang pertama-tama berfungsi sebagai alat penyebaran kota, lalu sebagai jalan keluar masuk kota. Sebelum sesuatu dapat masuk melalui pintu gerbang, harus ada sesuatu yang keluar lebih dulu. Apa yang keluar dari dalam, akan membawa sesuatu masuk ke dalam kota. Sebab itu, mula-mula pintu gerbang berfungsi sebagai jalan penyebaran, lalu sebagai jalan masuk.

Suplai yang keluar dari pintu gerbang itu menimbulkan satu hasil, yaitu banyak orang dibawa masuk melalui pemberitaan Injil. Kita semua telah masuk ke dalam Yerusalem Baru melalui pintu gerbang orang Yahudi. Saya tidak masuk melalui pintu gerbang orang kafir, melainkan masuk melalui pintu gerbang yang menyandang nama salah satu dari kedua belas suku Israel. Mereka adalah pintu gerbang untuk penyebaran dan jalan masuk. Seperti telah kita nampak, nama-nama itu menyatakan bahwa kaum saleh Perjanjian Lama adalah unsur penyusun kota itu.

Karena nama kedua belas rasul itu tertera pada kedua belas batu dasar tembok kota (ay. 14), ini menunjukkan bahwa Yerusalem Baru tidak hanya tersusun dengan kaum saleh Perjanjian Lama yang diwakili oleh Israel, tetapi juga oleh kaum saleh Perjanjian Baru yang diwakili oleh para rasul. Kaum beriman Perjanjian Baru bukanlah untuk pintu gerbang, melainkan untuk tembok. Pintu gerbang adalah untuk penyebaran dan jalan masuk, tetapi tembok adalah untuk pemisahan dan perlindungan. Dalam berita lain, akan kita bahas pintu gerbang itu dan tembok itu secara terinci.

Yerusalem Baru adalah gunung emas. Sebagai gunung emas, Yerusalem Baru adalah kaki pelita emas yang unggul, unik dan kekal. Dalam perlambangan, emas melambangkan sifat ilahi. Sebab itu, kota ini tersusun mutlak dengan sifat ilahi Allah. Jika kita nampak visi Yerusalem Baru dibangun dengan sifat ilahi Allah, kita akan mengesampingkan segala hal yang bukan dari sifat ilahi Allah dan menolak apa pun yang tidak sepadan dengan sifat ilahi Allah. Hari ini gereja harus dibangun dengan sifat Allah, bukan dengan batu bata, tanah liat, atau kayu.

Yaspis adalah penampilan Allah (4:3). Jadi, tembok yaspis (ay. 18) menyatakan bahwa seluruh kota itu, sebagai ekspresi korporat Allah dalam kekekalan, menyandang penampilan Allah. Ketika kita berada di Yerusalem Baru, kita akan kagum karena seluruh kota itu sama penampilannya, bagai permata yaspis. Hal itu berarti, kita semua harus mengatakan hal yang sama, mengekspresikan hal yang sama, dan menampilkan hal yang sama. Yerusalem Baru memiliki satu penampilan, satu ekspresi, dan satu warna.


Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu, Buku 4, Berita 60

No comments: