Pembacaan Alkitab: 1 Ptr. 2:4-5
Doa baca: 1 Ptr. 2:5
Biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup
untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk
mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada
Allah.
Dalam
Kejadian 2 tercantum sebuah taman, dan dalam Wahyu 21, sebuah kota dibangun.
Taman adalah sesuatu yang alamiah yang Allah ciptakan, dan kota adalah sesuatu
yang dibangun oleh Allah. Dalam taman pada Kejadian 2 ada pohon hayat, dan
dekat pohon hayat itu ada sungai yang mengalir ke empat jurusan (Kej. 2:8-10).
Sepanjang aliran sungai itu terdapat emas, damar bedolah (mutiara), dan batu
krisopras, sejenis batu permata. Penyebutan batu untuk pertama kalinya dalam
Alkitab bukanlah batu biasa, batu yang umum, melainkan batu krisopras, sejenis
batu permata.
Pada tutup
dada Imam Besar terpasang dua belas batu permata (Kel. 28:15-21), dan yang
pertama adalah sardis, sedangkan yang terakhir yaspis. Dari tutup dada Imam
Besar dan dua buah batu krisopras yang berukiran nama suku Israel (Kel.
28:9-12), kita nampak miniatur pembangunan Allah. Kedua belas batu permata pada
tutup dada terpasang pada emas. Dasar emas mengikat semua batu permata itu.
Jelaslah hal itu menggambarkan pembangunan Allah. Tutup dada itu adalah
bangunan yang mengekspresikan Allah.
Batu itu juga
disebutkan dalam Kitab Zakharia. Zakharia 4:7 membicarakan batu utama dan 3:9
batu yang bermata tujuh. Batu dalam Kitab Zakharia bukanlah batu dasar atau
batu penjuru, melainkan batu utama yang bermata tujuh. Ketujuh mata itu muncul
lagi dalam Kitab Wahyu sebagai tujuh mata Anak Domba (5:6). Jadi, ketujuh mata
itu menghubungkan batu itu dengan Anak Domba, yang juga adalah Singa (5:5).
Sebab itu, kita membicarakan Singa-Anak Domba - Batu.
Ketika Petrus
bertemu dengan Tuhan Yesus untuk pertama kalinya, Tuhan mengganti namanya dari
Simon menjadi Kefas, yang berarti batu (Yoh. 1:42). Setelah Petrus menerima
wahyu bahwa Tuhan adalah Kristus, Anak Allah yang hidup, Tuhan berkata, "Dan
Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku
akan mendirikan jemaat-Ku" (Mat.
16:18). Dalam satu ayat ini ada batu dan batu karang. Kemudian, dalam suratnya
yang pertama, Petrus berkata, "Datanglah kepada-Nya, batu yang hidup
itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi dipilih dan dihormati di hadirat
Allah. Biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan
suatu rumah rohani" (1 Ptr. 2:4-5).
Sebab itu, konsepsi yang menyatakan kaum beriman adalah batu yang akan dibangun
menjadi tempat kediaman Allah bukanlah hal yang baru dalam Kitab Wahyu.
Konsepsi itu tersebar dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Jika kita
menjajarkan semua bagian firman yang menyinggung batu, kita akan nampak bahwa
batu permata melambangkan orang-orang yang ditebus, dilahirkan kembali dan
diubah oleh Allah. Batu-batu yang dipakai untuk membangun Yerusalem Baru adalah
orang-orang kudus yang ditebus, dilahirkan kembali, dan diubah oleh Allah.
Rasul Petrus telah memberi tahu kita dengan jelas bahwa kita adalah batu-batu
hidup. Kini kita berada dalam proses pengubahan dan terbangun menjadi bangunan
Allah. Mula-mula, Allah mengubah kita, lalu Ia membangun kita. Sebab itu,
Yerusalem Baru bukanlah tumpukan bahan bangunan, melainkan suatu susunan bahan
bangunan yang telah dibangun. Seluruh kota Yerusalem Baru adalah bangunan
Allah, susunan hidup dari semua orang kudus yang telah ditebus, dilahirkan
kembali, dan diubah oleh Allah.
No comments:
Post a Comment