Hitstat

12 September 2017

Wahyu - Minggu 32 Selasa

Pembacaan Alkitab: Rm. 12:2
Doa baca: Rm. 12:2
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaruan budimu, sehingga kamu dapat membedakan mana kehendak Allah: Apa yang baik, yang berkenan kepada-Nya dan sempurna.


Kita telah nampak bahwa hakikat kota Yerusalem Baru adalah emas. Ini menunjukkan bahwa seluruh gereja harus secara padat tersusun dari sifat ilahi. Inilah isi gereja. Gereja tidak boleh mempunyai sesuatu yang lain dari sifat Allah sebagai bahan dan isinya. Sekarang kita melihat juga bahwa tembok kota menyandang penampilan Allah. Terhadap semua orang dan alam semesta, gereja harus mengekspresikan Allah sendiri.

Pembangunan gereja tergantung pada isi hakikat dasar hidup gereja. Bila isinya bukan Allah sendiri, tidak mungkin ada pembangunan yang benar dan tepat. Tetapi bila isi kita adalah sifat ilahi, isi ini akan mengubah kita dan bahkan menyerupakan kita dengan gambar-Nya. Melalui pengubahan ini, semua perbedaan konsepsi, pandangan, dan opini kita akan lenyap. Pikiran diperbarui oleh sifat ilahi. Ketika sifat ilahi memenuhi bagian dalam gereja dan menjadi isinya, ia akan memperbarui pikiran kita dan menelan perbedaan pengertian, konsepsi, pandangan, dan opini kita. Semakin banyak sifat ilahi mengisi kita dari dalam, konsepsi dan opini kita akan tersingkir dengan spontan. Hasilnya, kita tidak lagi mempunyai pengertian yang alamiah tentang sesuatu. Malahan konsepsi kita sesuai dengan sifat ilahi. Karena itu, dengan spontan kita menjadi sama dalam pikiran dan opini. Kita mengucapkan hal yang sama, dan kita mempunyai ekspresi yang unik, yaitu penampilan Allah dan kita dibangun dalam ekspresi ini.

Walaupun tembok terutama untuk ekspresi, tembok juga menjadi sebuah pemisah dan sebuah perlindungan. Ia memisahkan kita dari segala sesuatu yang umum (21:27); melindungi dan menjaga kita dalam lingkungan penampilan Allah. Segala sesuatu yang dipisahkan juga dipelihara dan dilindungi. Dalam hidup gereja, kita harus mempunyai ekspresi Allah. Ekspresi ilahi ini adalah pemisahan kita, dan pemisahan ini adalah perlindungan dan pemeliharaan kita. Bila kita semua mengekspresikan Allah, kita akan dipisahkan dari segala sesuatu yang duniawi. Bila saya mengekspresikan Allah dalam penampilan yaspis, saya akan dipisahkan sepenuhnya dari dunia. Kemudian saya akan dilindungi, dipelihara, dan dijaga dalam ekspresi Allah. Bila kita kehilangan ekspresi ilahi dan sebagai gantinya mengekspresikan sesuatu dari diri kita, pemisahan kita segera hilang, dan kita tidak terlindung lagi. Hasilnya, kita tidak mempunyai tembok, tidak ada ekspresi, tidak ada pemisahan, dan tidak ada perlindungan. Puji Tuhan, dalam hidup gereja hari ini, perlindungan kita adalah ekspresi Allah sebagai pemisahan kita!

Sekarang kita sampai pada dasar kota. Ini sangat penting. Batu dasar di sini bukanlah Kristus melainkan kedua belas rasul Anak Domba (Why. 21:14). Hari ini gereja dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi (Ef. 2:20). Karena dalam kekekalan tidak perlu ada nabi lagi, maka batu dasar kota kudus itu hanya terdiri atas rasul-rasul. Ketika kita memasuki langit baru dan bumi baru, keempat zaman akan genap sehingga tidak diperlukan lagi nubuat. Segala sesuatu tentu telah dilaksanakan dan digenapi.

Kedua belas rasul di sini mewakili anugerah Perjanjian Baru, menunjukkan bahwa Yerusalem Baru dibangun di atas anugerah Allah. Jalan masuk ke dalam kota kudus adalah berdasarkan hukum Allah, tetapi kota itu dibangun di atas anugerah Allah.


Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu, Buku 4, Berita 62

No comments: