Pembacaan
Alkitab: Why. 22:1
Doa baca: Why. 22:1
Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan,
yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir keluar dari takhta Allah dan takhta
Anak Domba itu.
Sekarang kita harus melihat bagaimana Allah Penebus
yang duduk di atas takhta menyalurkan diri-Nya sendiri ke dalam seluruh umat
tebusan-Nya. Allah menyalurkan diri-Nya ke dalam kita melalui sungai yang
mengalir keluar dari takhta. Ini adalah sebatang sungai yang mengalir ke empat
penjuru kota kudus seperti sebatang sungai dalam Kejadian 2:10-14 yang
bercabang empat. Air hayat adalah lambang Allah dalam Kristus sebagai Roh itu
mengalirkan diri-Nya ke dalam umat tebusan-Nya untuk menjadi hayat dan suplai
hayat mereka. Air hayat ini dilambangkan oleh air yang mengalir keluar dari
batu karang yang terbelah (Kel. 17:6; Bil. 20:11), dan dilambangkan oleh air
yang mengalir keluar dari rusuk Tuhan Yesus ditombak (Yoh. 19:34). Di sini, air
hayat ini menjadi sebatang sungai yang mengalir keluar dari takhta Allah dan
Anak Domba untuk menyuplai dan meresapi seluruh Yerusalem Baru. Dengan demikian
kota Yerusalem Baru itu dipenuhi dengan hayat ilahi sehingga dapat
mengekspresikan Allah dalam kemuliaan hayat-Nya.
Kita telah nampak bahwa sungai air hayat mengalir
keluar dari takhta Anak Domba-Allah. Sungai ini tidak lain adalah aliran Roh
Allah sebagai Roh pemberi-hayat. Dalam 22:1 kita nampak Allah Tritunggal --
Allah, Anak Domba, dan sungai itu. Allah, Bapa, adalah sumber; Anak Domba,
Putra, adalah Penebus; dan sungai, adalah Roh itu. Jadi, kita mempunyai Bapa
sebagai sumber; Putra sebagai saluran; dan Roh itu sebagai aliran. Karena itu,
dalam 22:1 kita nampak aliran Allah Tritunggal. Ini adalah satu gambaran Allah
Tritunggal menyalurkan diri-Nya sendiri ke dalam kita. Dia keluar dari diri-Nya
sendiri dan tersalur ke dalam umat tebusan-Nya. Penyaluran Allah Tritunggal ke
dalam kita ini keluar dari takhta administrasi Allah. Ini berarti penyaluran
Allah tergantung pada administrasi-Nya. Demikian pula di dalam hidup gereja hari
ini. Penyaluran suplai hayat dan anugerah Allah yang serba cukup berasal dari
takhta administrasi Allah. Akhirnya, dalam Yerusalem Baru penyaluran ini akan
mencapai setiap bagian kota ini, dan seluruh kota akan dipenuhi, dijenuhi, dan
diresapi dengan Allah Tritunggal. Dengan cara ini, kota itu akan
mengekspresikan Allah.
Sungai air hayat ini mengalir di tengah-tengah
jalan Yerusalem Baru. Jalan kota kudus ini adalah emas (21:21). Emas
melambangkan sifat ilahi. Sungai air hayat mengalir di tengah-tengah jalan
menyatakan bahwa hayat ilahi mengalir dalam sifat ilahi sebagai satu-satunya
jalan untuk hidup sehari-hari umat tebusan Allah. Di mana ada hayat ilahi
mengalir, di sana ada sifat ilahi sebagai jalan yang kudus untuk ditempuh oleh
umat Allah; dan di mana ada jalan kudus dari sifat ilahi, di sanalah mengalir
hayat ilahi. Hayat ilahi dan sifat ilahi sebagai jalan kudus selalu berjalan
seiring. Dengan demikian, sungai air hayat Allah tersedia di sepanjang jalan
ilahi ini, dan kita menikmati sungai ini dengan berjalan dalam jalan hayat ini
Ayat 1 juga mengatakan bahwa sungai air hayat
jernih bagaikan kristal. Ketika air hayat ini mengalir di dalam kita, air ini
memurnikan kita dan membuat kita transparan seperti kristal. Tidak ada yang
lebih jernih daripada aliran hayat yang ada di dalam kita. Misalnya, sekarang
Anda sedang berbelanja di sebuah toserba. Bila Anda mengaminkan pengaturan
hayat ilahi yang ada di dalam Anda, Anda tidak hanya akan dikuatkan, didiris,
dan disegarkan, juga akan menjadi sejernih kristal. Anda akan jernih tidak
hanya atas satu hal, tetapi juga atas banyak hal.
Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu,
Buku 4, Berita 65
No comments:
Post a Comment