Pembacaan Alkitab: Ef. 1:22-23
Doa baca: Ef. 1:23
Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia yang
memenuhi semua dan segala sesuatu.
Berabad-abad lamanya, pembicaraan orang
Kristen tentang gereja bersumber dari pandangan keliru mereka tentang apa
adanya gereja. Ketika seseorang berkata bahwa ia hendak pergi ke gereja, yang
dimaksudkannya adalah sebuah bangunan dengan menara yang tinggi dengan lonceng
di atasnya. Dalam konsepsi mereka, bangunan semacam itu adalah gereja. Bahkan
ada gambar dari beberapa zaman memakai gambar sebuah bangunan beratap runcing
untuk mewakili gereja. Bangunan itu hanyalah gedung untuk berhimpun, itu jelas
bukan gereja.
Kaum Persaudaraan (The Brethren),
yang dibangkitkan pada abad yang lalu memiliki pengertian yang lebih baik
tentang gereja. Bagi mereka, gereja bukanlah sebuah bangunan, melainkan
perkumpulan orang-orang yang terpanggil. Bila orang-orang beriman berkumpul
bersama, perkumpulan mereka itu adalah gereja. Walaupun tepat, pengertian itu
masih agak dangkal. Gereja lebih dalam daripada pengertian itu. Seandainya
seribu orang Kristen yang sudah dilahirkan kembali berkumpul bersama, namun
mereka bertengkar, berselisih, saling mengecam, dan hidup di dalam daging,
gerejakah itu? Bukan! Itu bukan gereja, juga bukan perkumpulan orang saleh!
Dalam pandangan Allah, itu adalah perkumpulan daging.
Dalam kitab terakhir dari Alkitab,
gereja dilambangkan dengan kaki pelita emas yang bercahaya, murni, dan terang.
Tuhan memakai kaki pelita untuk melambangkan gereja, karena gereja itu dalam
dan rahasia, serta tidak dapat digambarkan dengan bahasa manusia secara
memuaskan. Jadi, Tuhan "terpaksa" memakai sebuah tanda atau lambang
untuk mewakilinya. Bila Anda nampak bahwa gereja adalah kaki pelita emas, Anda
akan tahu apa itu gereja. Namun, jika Anda diminta menguraikan gereja, mungkin
Anda tetap belum mampu melakukannya. Gereja itu rahasia, ilahi, dan murni;
perkataan manusia tidak dapat menjelaskannya dengan memuaskan. Sebab itu, dalam
Perjanjian Baru tidak kita temukan suatu definisi lengkap mengenai gereja.
Kota
Yerusalem Baru pun adalah sebuah tanda, tanda yang almuhit. Untuk memahami
tanda ini, pikiran kita harus sepenuhnya diperbarui dan diterangi. Jangan
memahami Yerusalem Baru menurut konsepsi alamiah kita. Ada yang menyatakan
Yerusalem Baru benar-benar sebuah kota materi yang berbentuk kubus. Jika kita
memiliki pandangan alamiah semacam itu, kita tidak akan dapat memahami
Yerusalem Baru sebagai sebuah tanda. Yerusalem Baru adalah tanda yang
melambangkan bangunan kekal Allah sebagai tempat tinggal-Nya. Sesungguhnya
bangunan kekal Allah bukanlah sebuah tempat yang bersifat jasmani (fisik),
melainkan sesuatu yang hidup. Ia bukanlah suatu kota materi, melainkan sesuatu
yang terdiri dari hayat ilahi-Nya. Ia begitu rahasia, dalam, dan sukar
dipahami, sehingga bahasa manusia tidak dapat melukiskannya dengan memuaskan.
Sebab itu, dalam hikmat-Nya, Allah memakai gambar, tanda untuk mewahyukannya
kepada kita. Dengan memegang prinsip ini, mari kita bahas berbagai rincian dan
aspek kota Yerusalem Baru.
Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu, Buku 4, Berita 60
No comments:
Post a Comment