Hitstat

04 September 2017

Wahyu - Minggu 31 Senin



Pembacaan Alkitab: Ef. 1:22-23
Doa baca: Ef. 1:23
Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu.


Berabad-abad lamanya, pembicaraan orang Kristen tentang gereja bersumber dari pandangan keliru mereka tentang apa adanya gereja. Ketika seseorang berkata bahwa ia hendak pergi ke gereja, yang dimaksudkannya adalah sebuah bangunan dengan menara yang tinggi dengan lonceng di atasnya. Dalam konsepsi mereka, bangunan semacam itu adalah gereja. Bahkan ada gambar dari beberapa zaman memakai gambar sebuah bangunan beratap runcing untuk mewakili gereja. Bangunan itu hanyalah gedung untuk berhimpun, itu jelas bukan gereja.

Kaum Persaudaraan (The Brethren), yang dibangkitkan pada abad yang lalu memiliki pengertian yang lebih baik tentang gereja. Bagi mereka, gereja bukanlah sebuah bangunan, melainkan perkumpulan orang-orang yang terpanggil. Bila orang-orang beriman berkumpul bersama, perkumpulan mereka itu adalah gereja. Walaupun tepat, pengertian itu masih agak dangkal. Gereja lebih dalam daripada pengertian itu. Seandainya seribu orang Kristen yang sudah dilahirkan kembali berkumpul bersama, namun mereka bertengkar, berselisih, saling mengecam, dan hidup di dalam daging, gerejakah itu? Bukan! Itu bukan gereja, juga bukan perkumpulan orang saleh! Dalam pandangan Allah, itu adalah perkumpulan daging.

Dalam kitab terakhir dari Alkitab, gereja dilambangkan dengan kaki pelita emas yang bercahaya, murni, dan terang. Tuhan memakai kaki pelita untuk melambangkan gereja, karena gereja itu dalam dan rahasia, serta tidak dapat digambarkan dengan bahasa manusia secara memuaskan. Jadi, Tuhan "terpaksa" memakai sebuah tanda atau lambang untuk mewakilinya. Bila Anda nampak bahwa gereja adalah kaki pelita emas, Anda akan tahu apa itu gereja. Namun, jika Anda diminta menguraikan gereja, mungkin Anda tetap belum mampu melakukannya. Gereja itu rahasia, ilahi, dan murni; perkataan manusia tidak dapat menjelaskannya dengan memuaskan. Sebab itu, dalam Perjanjian Baru tidak kita temukan suatu definisi lengkap mengenai gereja.

Kota Yerusalem Baru pun adalah sebuah tanda, tanda yang almuhit. Untuk memahami tanda ini, pikiran kita harus sepenuhnya diperbarui dan diterangi. Jangan memahami Yerusalem Baru menurut konsepsi alamiah kita. Ada yang menyatakan Yerusalem Baru benar-benar sebuah kota materi yang berbentuk kubus. Jika kita memiliki pandangan alamiah semacam itu, kita tidak akan dapat memahami Yerusalem Baru sebagai sebuah tanda. Yerusalem Baru adalah tanda yang melambangkan bangunan kekal Allah sebagai tempat tinggal-Nya. Sesungguhnya bangunan kekal Allah bukanlah sebuah tempat yang bersifat jasmani (fisik), melainkan sesuatu yang hidup. Ia bukanlah suatu kota materi, melainkan sesuatu yang terdiri dari hayat ilahi-Nya. Ia begitu rahasia, dalam, dan sukar dipahami, sehingga bahasa manusia tidak dapat melukiskannya dengan memuaskan. Sebab itu, dalam hikmat-Nya, Allah memakai gambar, tanda untuk mewahyukannya kepada kita. Dengan memegang prinsip ini, mari kita bahas berbagai rincian dan aspek kota Yerusalem Baru.


Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu, Buku 4, Berita 60

No comments: