Hitstat

11 September 2017

Wahyu - Minggu 32 Senin

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 1:10
Doa baca: 1 Kor. 1:10
Tetapi aku menasihatkan kamu, Saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir.


Seperti yang telah kita bahas, yaspis adalah penampilan Allah. Seluruh tembok dibangun dari yaspis menyatakan bahwa Yerusalem Baru sebagai ekspresi Allah yang korporat dalam kekekalan, mengemban penampilan Allah. Kota ini selaras dalam penampilan pada keempat sisi. Ini menunjukkan bahwa semua perbedaan telah hilang dan kota itu adalah ekspresi yang unik dari Allah Tritunggal. Ini sangat berbeda dengan konsepsi kebanyakan orang Kristen, yang mengira bahwa kita semua boleh berbeda dan mengekspresikan Kristus dalam cara yang berbeda-beda. Pada waktu yang lampau saya diajar bahwa kaum beriman dan gereja-gereja boleh saling berbeda dan tidak ada satu gereja yang sama dengan yang lain. Tetapi dengan mempelajari lagi Kitab Wahyu, saya nampak ketujuh kaki pelita emas adalah mutlak sama. Bila ketujuh kaki pelita emas itu diletakkan di atas meja di hadapan Anda, Anda tidak akan mampu membedakannya. Ketika saya nampak itu, konsepsi saya berubah sama sekali., dan saya berkata kepada diri saya sendiri, "Betapa salahnya konsepsi yang saya terima dari mereka yang dengan bodohnya berkata bahwa ketujuh gereja itu berbeda! Ya, mereka berbeda dalam aspek negatif. Gereja di Filadelfia memang tidak memiliki berhala-berhala yang ada di Tiatira. Tetapi pada pihak positifnya, mereka semua sama. Mereka mempunyai satu Allah dan satu Kristus." Saya benar-benar telah diterangi.

Sejak hari itu, Tuhan berulang-ulang menegaskan hal ini kepada saya, dan akhirnya menunjukkan kepada saya keempat sisi tembok Yerusalem Baru. Setiap sisi mempunyai penampilan yang sama. Setiap sisi sama dalam bahan, isi, warna, dan penampilannya. Karena itu, kita semua harus serupa. Saya harus seperti Anda, dan Anda harus seperti saya. Akhirnya, kita harus saling serupa sehingga kita kehilangan identitas kita. Dengan melihat hal ini kita mampu mengerti kata-kata Paulus dalam 1 Korintus 1:10. Kita harus seia sekata dan sehati sepikir. Ini bukan berarti kita dikontrol oleh seseorang. Tidak ada satu pun batu yaspis yang dibangun menjadi tembok Yerusalem Baru itu dikontrol. Mereka semua sama dalam isi, warna, penampilan, kilauan, dan kemuliaan, karena mereka telah diubah oleh hayat yang sama. Demikianlah, kita semua harus saling mencontoh dan meneladani. Ini bukan berarti meniru sifat-sifat alamiah orang lain. Ini berarti meniru yaspis, meniru isi, warna, dan penampilan.

Yaspis bukanlah suatu substansi (zat) yang hanya diciptakan oleh Allah. Mula-mula ia diciptakan, lalu diubah. Semua batu permata yang tembus cahaya, khususnya berlian, adalah substansi yang diubah. Berlian adalah karbon yang telah diubah melalui pemanasan dan penekanan menjadi kristal yang murni. Tidak seorang pun dari kita diciptakan sebagai yaspis. Tetapi, kita diciptakan sebagai tanah liat (Kej. 2:7). Puji Tuhan, kita telah dilahirkan kembali dan kita sedang diubah! Banyak di antara kita yang berada di bawah proses pengubahan hari demi hari. Akhirnya, kita akan menjadi batu-batu permata. Kita akan menjadi yaspis, memiliki hayat Allah dan mengemban penampilan Allah. Kita akan memiliki unsur Allah dan penampilan yang sama seperti Dia. Allah tampak seperti yaspis, dan kita pun akan seperti yaspis. Ketika kita saling memandang, kita akan saling memandang penampilan Allah. Bahkan yang terkecil di antara kita pun akan tampak seperti Allah.



Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu, Buku 4, Berita 62

No comments: