Hitstat

13 September 2017

Wahyu - Minggu 32 Rabu

Pembacaan Alkitab: Why. 21:19
Doa baca: Why. 21:19
Dasar-dasar tembok kota itu dihiasi dengan segala jenis permata. Dasar yang pertama batu yaspis, yang kedua batu nilam, yang ketiga batu mirah, yang keempat batu zamrud.


Ayat 19-20 memuat urutan nama kedua belas batu permata, yang adalah kedua belas rasul Anak Domba itu, masing-masing dilambangkan dengan sebuah batu permata. Petrus, rasul pertama dari kedua belas rasul, semula bersama Simon. Ketika Simon dibawa kepada Tuhan, Tuhan mengubah namanya menjadi Petrus, yang berarti "batu" (Yoh. 1:42). Kemudian Tuhan menyebutnya dengan nama ini ketika Dia berbicara tentang pembangunan gereja-Nya (Mat. 16:18). Batu permata bukanlah ciptaan, melainkan dihasilkan dari pengubahan benda ciptaan. Semua rasul diciptakan sebagai tanah liat, tetapi mereka telah dilahirkan kembali dan diubah menjadi batu-batu permata bagi pembangunan kekal Allah. Setiap orang beriman perlu dilahirkan kembali dan diubah seperti itu, agar dapat menjadi bagian dari Yerusalem Baru.

Batu dasar tembok kota terdiri dari dua belas lapis. Sekali lagi, angka dua belas menunjukkan kelengkapan dalam administrasi kekal Allah. Lapis pertama adalah yaspis, menunjukkan bahwa rupa Allah adalah penampilan yang lebih dominan. Lapis pertama dari dasar tembok kota itu, sama seperti seluruh tembok seluruh Yerusalem Baru, dibangun dengan yaspis. Ini menunjukkan bahwa bahan utama dalam pembangunan kota kudus itu adalah yaspis. Karena yaspis melambangkan Allah yang terekspresi dalam kemuliaan-Nya yang tertransmisikan, maka fungsi utama kota kudus itu adalah mengekspresikan Allah dengan mengemban kemuliaan-Nya (ayat 11).

Sekarang kita harus melihat satu hal yang penting tentang dua belas dasar. Walaupun seluruh tembok adalah yaspis, kedua belas batu dasarnya adalah batu-batu permata yang berbeda dengan bermacam-macam warna. Setiap lapis berbeda satu sama lain. Alasannya ialah rasul-rasul mempunyai ministri yang berbeda-beda. Ministri Paulus berbeda dengan ministri Petrus, dan ministri Petrus berbeda dengan ministri Yohanes. Tetapi, kedua belas batu dasar ini bukan diletakkan bersebelahan, melainkan diletakkan bertumpukan. Lapisan yang teratas, lapisan yang berhubungan dengan tembok, adalah yaspis, warnanya sama seperti tembok. Demikianlah semua pekerjaan rasul-rasul ditampilkan dalam penampilan yang sama, yaspis. Kedua belas lapis terarah kepada dan mendukung kesaksian yang unik dalam ekspresi yang unik.

Jika Anda memeriksa ministri rasul-rasul dalam Perjanjian Baru, Anda akan nampak bahwa setiap ministri bersifat bertumpukan, bukan berdampingan. Dalam buku "What Shall This Man Do?" Saudara Watchman Nee menguraikan bermacam-macam ministri rasul-rasul. Petrus, seorang nelayan, membawa ikan -- bahannya. Paulus, pembuat tenda, membangun tenda dengan bahan yang dibawa oleh Petrus. Setelah tenda robek, Rasul Yohanes datang untuk menambalnya. Demikianlah ministri Petrus adalah ministri menjala ikan, ministri Paulus adalah ministri pembangunan, dan ministri Yohanes adalah ministri penambalan. Ketiga rasul ini bekerja di atas pekerjaan yang lain. Pekerjaan Paulus di atas pekerjaan Petrus, pekerjaan Yohanes di atas pekerjaan Paulus. Hasilnya, mereka menghasilkan sebuah bangunan, bukan tiga rumah yang berlainan. Dalam alam semesta hanya akan ada Yerusalem Baru yang unik, dibangun di atas dasar dari banyak ministri yang diletakkan bertumpukan. Kiranya hal ini jelas seperti kristal bagi kita.



Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu, Buku 4, Berita 62

No comments: