Hitstat

19 September 2017

Wahyu - Minggu 33 Selasa

Pembacaan Alkitab: Yoh. 15:4
Doa baca: Yoh. 15:4
Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.


Yerusalem Baru adalah Bait juga Kemah. Ini berarti Yerusalem Baru tidak hanya menjadi perluasan Allah -- Bait, tetapi juga Kemah -- Allah dan Anak Domba menaungi umat tebusan-Nya dengan diri-Nya sebagai Kemah. Wahyu 7:15 mengatakan tentang jumlah besar orang banyak melayani Allah di dalam Bait Suci surgawi. Allah akan menaungi umat tebusan-Nya dengan membentangkan diri-Nya di atas mereka. Musa mengenal bahwa Allah adalah tempat perteduhan kita yang kekal, tempat tinggal kita yang kekal (Mzm. 90:1). Mazmur 90 adalah nubuat mengenai hal ini. Pikiran alamiah kita mungkin tidak menduga bahwa kita dapat tinggal di dalam Allah. Namun, seluruh kota Yerusalem Baru akan menjadi diri Allah sebagai tempat tinggal kita. Perluasan dan perbesaran Allah akan menjadi kota kekal kita yang di dalamnya kita tinggal sampai selama-lamanya. Semua orang yang ditebus oleh Allah akan melayani dan tinggal di dalam Allah serta Anak Domba sebagai bait.

Dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, kemah adalah pendahulu bait itu. Ketika Tuhan Yesus berinkarnasi, Dia berkemah di antara kita (Yoh. 1:14). Dia juga adalah bait (Yoh. 2:19-21). Hari ini, gereja adalah bait (1 Kor. 3:16). Kedua istilah ini, kemah dan bait, dipakai berkali-kali dalam Alkitab. Maka, jika kita ingin mengenal Yerusalem Baru, kita harus mempelajari semua bagian Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru mengenai kemah dan bait. Singkatnya, kemah bukan untuk didiami manusia, melainkan untuk tempat tinggal Allah. Akhirnya, Yerusalem Baru akan merupakan tempat tinggal Allah dan manusia. Ini berarti, Ia akan menjadi tempat tinggal bersama. Allah akan menjadi tempat tinggal kita, dan kita akan menjadi tempat tinggal-Nya.

Kita memiliki miniatur tempat tinggal bersama ini di dalam Yohanes 15:4. Tinggal di dalam Tuhan berarti memandang-Nya sebagai tempat tinggal kita, kemah kediaman kita. Ketika kita memandang Tuhan sebagai tempat tinggal kita, Dia juga tinggal di dalam kita. Tinggal di sini bersifat saling, karena kita tinggal di dalam Tuhan, dan Tuhan tinggal di dalam kita. Kita tidak perlu menunggu sampai Yerusalem Baru yang akan datang untuk tinggal di dalam Tuhan dan Tuhan tinggal di dalam kita. Kita semua dapat bersaksi bahwa begitu kita tinggal di dalam Dia, segera kita merasakan bahwa Dia tinggal di dalam kita. Di mana pun Anda berada, di rumah, sedang bekerja, atau di sekolah, Anda dapat berkata, "O Tuhan Yesus, saat ini aku tinggal di dalam-Mu," dan sesuatu di dalam Anda akan mengatakan, "Aku pun tinggal di dalammu." Ini adalah miniatur dari Yerusalem Baru yang akan datang, yang akan merupakan suatu tempat tinggal bersama bagi kita dan bagi Allah dan Anak Domba.

Di satu pihak, kita akan menjadi Yerusalem Baru; di pihak lain, Yerusalem Baru adalah Allah dan Anak Domba. Demikian pula prinsipnya di dalam gereja hari ini. Di satu pihak, kita adalah gereja; di pihak lain, gereja adalah Kristus. Perkara tempat tinggal bersama ini dalam dan sukar dimengerti. Kota yang baru ini akan menjadi tempat tinggal kita dan juga tempat tinggal Allah. Demikian pula bait, yang pertama-tama adalah tempat tinggal Allah dan kemudian tempat para imam melayani Allah. Kota yang baru itu adalah Allah sendiri. Kita akan tinggal di dalam Allah untuk melayani Allah. Allah yang kita layani akan menjadi bait tempat kita melayani Dia. Sungguh ajaib! Semoga kita semua mengalami-Nya sedemikian.



Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu, Buku 4, Berita 64

No comments: