Hitstat

14 December 2009

Kisah Para Rasul Volume 1 - Minggu 4 Selasa

Roh Esensial dan Roh Ekonomikal
Kisah Para Rasul 2:2-3
Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing

Ayat Bacaan: Kis. 2:2-3; Yoh. 20:22

Dalam kebangkitan Tuhan, Roh hayat kebangkitan diumpamakan seperti udara yang dihembuskan ke dalam murid-murid (Yoh. 20:22), ini adalah aspek esensial untuk hakiki dan kehidupan rohani mereka. Dalam kenaikan Tuhan, Roh kuasa kenaikan ke surga, yang dicurahkan ke atas murid-murid, di sini dilambangkan dengan angin, adalah untuk ministri dan pergerakan murid-murid secara ekonomikal.
Kita perlu nampak dengan jelas perbedaan antara hembusan dalam Yohanes 20 dengan tiupan dalam Kisah Para Rasul 2. Hembusan dalam Yohanes 20 adalah untuk penyaluran Roh pemberi-hayat ke dalam murid-murid secara esensial untuk hakiki dan kehidupan rohani mereka. Tetapi tiupan dalam Kisah Para Rasul 2 adalah untuk pencurahan Roh kuasa ekonomikal ke atas kaum beriman, yang telah menerima Roh hayat esensial ke dalam mereka. Pencurahan Roh kuasa itu bukan untuk hakiki atau kehidupan rohani kaum beriman; sebaliknya, pencurahan Roh kuasa adalah untuk ministri dan pergerakan kaum beriman.
Marilah kita menggunakan seorang polisi sebagai suatu ilustrasi tentang perbedaan antara Roh esensial untuk hayat yang di dalam dengan Roh ekonomikal untuk kuasa yang di luar. Seorang polisi tidak mengenakan seragamnya untuk meleraikan dahaganya. Dahaga itu tidak dapat dileraikan dengan mengenakan seragam. Seorang polisi mengenakan seragam ketika ia akan pergi bertugas, yaitu ketika ia siap bekerja sebagai seorang polisi. Misalnya seorang polisi minum sesuatu untuk meleraikan dahaganya dan kemudian pergi bekerja tanpa seragamnya. Jika ia melakukan hal ini, maka tidak ada seorang pun yang akan memperhatikannya sewaktu ia mencoba memberi perintah di jalan. Tidak peduli berapa banyak ia minum untuk meleraikan dahaganya, seorang polisi tetap harus mengenakan seragamnya ketika ia akan bekerja sebagai seorang polisi. Jika ia mengenakan seragamnya, maka orang lain akan menghormatinya. Melalui ilustrasi ini kita dapat melihat perbedaan antara minum dan mengenakan. Minum adalah yang batini, sedangkan mengenakan adalah hal yang luaran. Kedua-duanya diperlukan bagi kehidupan dan pelayanan kita.

No comments: