Hitstat

17 December 2009

Kisah Para Rasul Volume 1 - Minggu 4 Jumat

Berbicara dalam Bahasa-bahasa Lain
Kisah Para Rasul 2:4
Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya

Ayat Bacaan: Kis. 2:4, 6, 8

Kita perlu membaca Kisah Para Rasul 2:4 dengan teliti, dengan memperhatikan tanda bacanya. Perhatikan bahwa ada koma setelah frase “Roh Kudus”. Ayat ini mengatakan, “Lalu mereka semua dipenuhi dengan Roh Kudus, dan mulai berbicara dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk dikatakan.” Koma setelah frase “Roh Kudus” dapat membantu kita untuk melihat apakah “semua” ini menjelaskan “dipenuhi” atau menjelaskan “mulai berbicara.” Di sini ada dua predikat: “dipenuhi” dan “mulai berbicara”. Kita semua perlu membedakan apakah “semua” di sini menjelaskan kedua predikat itu atau hanya predikat yang pertama. Jika menjelaskan kedua predikat itu, maka ayat 4 akan mengatakan bahwa semuanya berbahasa lidah. Tetapi jika hanya menjelaskan predikat yang pertama, maka ayat ini mengatakan bahwa semuanya dipenuhi dengan Roh Kudus, tetapi tidak semuanya berbahasa lidah.
Menurut tata bahasanya, ayat 4 tidak mengatakan bahwa semuanya dipenuhi dengan Roh Kudus dan semuanya mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain. Misalnya, saya berkata, “Semua orang kudus datang ke dalam sidang, dan mereka mulai berdoa.” Apakah ini berarti mereka semua berdoa? Tidak, ini bukan berarti demikian. Demikian pula, ayat 4 tidak mengatakan bahwa semua yang dipenuhi dengan Roh Kudus itu berbahasa lidah.
Istilah Yunani untuk dialek adalah dialektos, istilah ini digunakan dalam ayat 6 dan 8. Dalam Kisah Para Rasul pasal dua, kedua istilah ini dapat dipertukarkan. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa lidah yang dituturkan pastilah suatu dialek, bahasa yang dapat dimengerti, bukan hanya suatu suara atau bunyi yang diucapkan oleh lidah. Tidak ada dialek sesungguhnya yang hanya terdiri atas empat atau lima suku kata. Perihal berbahasa lidah ada di dalam Alkitab, tetapi tidak seperti praktek berbahasa lidah yang dilakukan hari ini. Bahasa lidah dalam Alkitab pastilah suatu bahasa daerah yang dapat dimengerti dan penuh arti. Dalam hal ini, kita seharusnya kembali kepada Firman yang murni, karena hari ini ada pengaruh yang sedemikian, yang menyimpangkan orang-orang yang dengan tulus mencari Allah.

No comments: