Pembacaan Alkitab: Ef. 1:22; 3:15, 21
Allah dimuliakan bukan hanya di dalam
gereja, tetapi juga di dalam Kristus (ay. 21). Kata “dan” digunakan di sini
untuk menekankan butir ini secara tegas. Dalam gereja, ruang lingkup kemuliaan
Allah sempit, terbatas pada keluarga iman. Tetapi dalam Kristus, ruang
lingkupnya jauh lebih luas, karena Kristus adalah Kepala semua keluarga di
surga dan di bumi (1:22; 3:15). Karena itu, kemuliaan Allah dalam Kristus ada
di dalam wilayah semua keluarga yang diciptakan Allah, bukan hanya di bumi,
tetapi juga di surga. Tidak saja lingkungan dalam Kristus jauh lebih luas
daripada yang di dalam gereja, tetapi cakupan di dalam Kristus itu pun kekal,
seperti yang ditunjukkan dalam frase “turun-temurun sampai selamalamanya”.
Turun-temurun selama-lamanya membentuk kekekalan. Kemuliaan Allah dalam gereja
terutama terlaksana dalam zaman ini, sedangkan kemuliaan Allah dalam Kristus
terlaksana sampai kekal.
Gereja adalah satu di antara sekian banyak
keluarga dalam alam semesta. Keluarga lainnya termasuk keluarga malaikat,
keluarga umat manusia, dan keluarga Israel. Berdasarkan ayat 15, Allah adalah
sumber keluarga malaikat di surga dan seluruh keluarga umat manusia di bumi.
Tentu saja, Ia juga sumber gereja, yakni keluarga (rumah tangga) kaum beriman.
Jadi, mengatakan Allah telah dimuliakan di dalam gereja berarti Ia dimuliakan
di dalam salah satu dari banyak keluarga. Namun, mengatakan Allah dimuliakan
di dalam Kristus itu berarti Ia dimuliakan di dalam Kristus sebagai Kepala
segala sesuatu. Kristus adalah Kepala atas malaikat, umat manusia, Israel,
dan juga gereja. Bila Allah hanya dimuliakan di dalam gereja saja, Ia tidak
dapat dimuliakan secara almuhit. Jika Ia ingin dimuliakan di dalam segala sesuatu,
Ia juga harus dimuliakan di dalam Kristus.
Sebagai keluarga kaum beriman, gereja
memelopori memuliakan Allah Bapa melalui menggarapkan kemuliaan Allah ke dalam
diri kita. Agar kemuliaan Allah dapat tergarap ke dalam kita, kita harus
dikuatkan ke dalam manusia batiniah kita menurut kekayaan kemuliaan Allah.
Kemudian barulah kemuliaan ini mencapai kita bersama Allah, dan setelah
tergarap ke dalam kita, akan kembali kepada Allah bersama kita. Melalui
lalu-lintas dua arah ini gereja memelopori memuliakan Allah. Dalam alam semesta
ini, sebagai kaum beriman, kita adalah buah sulung. Jika kita mengepalai
memuliakan Allah, maka seluruh keluarga lainnya, yang di surga maupun di bumi
akan mengikuti kita memuliakan Allah pula.
Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 2, Berita
35
No comments:
Post a Comment