Hitstat

25 January 2013

Efesus - Minggu 18 Jumat


Pembacaan Alkitab: Yoh. 3:16; Kis. 16:31; Ef. 4:5


Baik transfigurasi tubuh kita maupun penyataan kita sebagai putra-putra Allah, semua bukan suatu kejadian yang mendadak atau yang di luar dugaan. Sebaliknya, keduanya itu sudah berlangsung secara bertahap pada hari ini juga. Ya, memang transfigurasi dan penyataan itu di satu pihak akan terjadi secara mendadak, tetapi menurut kebenaran Perjanjian Baru dan menurut penga­laman kita, hal tersebut juga merupakan suatu proses bertahap, yang hari ini melibatkan diri kita. Proses ini berlangsung melalui satu Roh, yang menjadi esens, hayat, dan suplai hayat Tubuh Kristus. Roh itu sekarang juga sedang bekerja di batin kita untuk mentransfigurasi kita dan menyatakan keputraan kita. Itulah sebabnya Paulus mengaitkan satu pengharapan dan satu Roh dengan satu Tubuh.

Ayat 4 menyiratkan Roh yang berhuni di batin kita hari ini sedang melaksanakan proses membawa Tubuh Kristus ke dalam kemuliaan sebagai penggenapan peng­harapan kita. Karena itu, dalam ayat ini kita memiliki satu Tubuh, satu Roh, dan satu pengharapan. Berhubung kita semua berada dalam satu Tubuh dengan satu Roh dan memiliki satu pengharapan, maka kita adalah satu. Tidak ada alasan bagi kita untuk menjadi berbeda, kita adalah satu Tubuh, dan kita memiliki satu Roh yang se­dang bekerja di batin kita untuk membawa kita ke sasaran pengharapan kita.

Dalam Kitab Efesus, keesaan Tubuh tidak hanya ber­hubungan dengan hayat juga dengan jabatan kepala. Orang-orang Kristen terbagi-bagi karena mereka mengabaikan Kepala. Dalam ayat 4 Paulus membahas hayat yang erat hubungannya dengan Roh. Tetapi dalam ayat 5 ia mem­bahas otoritas. Hari ini, tidak banyak orang Kristen yang memperhatikan hayat, dan lebih sedikit lagi yang mem­perhatikan otoritas. Demi rahmat dan anugerah Tuhan, dalam pemulihan Tuhan kita memperhatikan hayat dan jabatan kepala. Kita tidak hanya memiliki satu Tubuh de­ngan satu Roh dan satu pengharapan, tetapi juga satu Tuhan dengan satu iman dan satu baptisan.

Dalam Perjanjian Baru iman mengacu kepada tin­dakan percayanya kita dan isi dari apa yang kita perca­yai. Sebagai tindakan percayanya kita, iman itu bersifat personal dan subyektif. Namun sebagai isi dari apa yang kita percayai, iman bersifat obyektif. Satu iman yang tercantum dalam ayat 5 bukan tindakan percayanya kita secara pribadi, melainkan sasaran iman kita.

Melalui iman inilah kita disatukan dengan Kristus. Asalkan seorang percaya kepada Persona dan pekerjaan Yesus Kristus, Putra Allah, ia telah menjadi satu dengan Kristus. Sebelumnya ia berada di luar Kristus, tetapi kini ia berada dalam Kristus. Kristus ini adalah Tuhan kita, Kepala kita, dan kita berada di bawah otoritas-Nya. Kita adalah anggota-anggota Tubuh-Nya, dan Dia adalah Kepa­la kita.

Jika kita ingin memelihara kesatuan, kita harus memperhatikan hayat dan otoritas. Roh pemberi-hayat sedang bekerja di batin kita, agar kita dapat ditransfor­masi dalam jiwa, ditransfigurasi dalam tubuh, dan dinya­takan sepenuhnya sebagai putra-putra Allah. Semua ini adalah masalah hayat. Tetapi dalam batin kita tidak saja ada Roh pemberi-hayat, juga ada Tuhan sebagai Kepala Tubuh. Karena itu, kita harus taat kepada wewenang dan kekepalaan Kristus.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 2, Berita 37

No comments: