Pembacaan Alkitab: Yoh. 3:16; Kis. 16:31; Ef.
4:5
Baik transfigurasi tubuh kita maupun
penyataan kita sebagai putra-putra Allah, semua bukan suatu kejadian yang
mendadak atau yang di luar dugaan. Sebaliknya, keduanya itu sudah berlangsung
secara bertahap pada hari ini juga. Ya, memang transfigurasi dan penyataan itu
di satu pihak akan terjadi secara mendadak, tetapi menurut kebenaran Perjanjian
Baru dan menurut pengalaman kita, hal tersebut juga merupakan suatu proses
bertahap, yang hari ini melibatkan diri kita. Proses ini berlangsung melalui
satu Roh, yang menjadi esens, hayat, dan suplai hayat Tubuh Kristus. Roh itu
sekarang juga sedang bekerja di batin kita untuk mentransfigurasi kita dan
menyatakan keputraan kita. Itulah sebabnya Paulus mengaitkan satu pengharapan
dan satu Roh dengan satu Tubuh.
Ayat 4 menyiratkan Roh yang berhuni di batin
kita hari ini sedang melaksanakan proses membawa Tubuh Kristus ke dalam
kemuliaan sebagai penggenapan pengharapan kita. Karena itu, dalam ayat ini
kita memiliki satu Tubuh, satu Roh, dan satu pengharapan. Berhubung kita semua
berada dalam satu Tubuh dengan satu Roh dan memiliki satu pengharapan, maka
kita adalah satu. Tidak ada alasan bagi kita untuk menjadi berbeda, kita adalah
satu Tubuh, dan kita memiliki satu Roh yang sedang bekerja di batin kita untuk
membawa kita ke sasaran pengharapan kita.
Dalam Kitab Efesus, keesaan Tubuh tidak
hanya berhubungan dengan hayat juga dengan jabatan kepala. Orang-orang Kristen
terbagi-bagi karena mereka mengabaikan Kepala. Dalam ayat 4 Paulus membahas
hayat yang erat hubungannya dengan Roh. Tetapi dalam ayat 5 ia membahas
otoritas. Hari ini, tidak banyak orang Kristen yang memperhatikan hayat, dan
lebih sedikit lagi yang memperhatikan otoritas. Demi rahmat dan anugerah
Tuhan, dalam pemulihan Tuhan kita memperhatikan hayat dan jabatan kepala. Kita
tidak hanya memiliki satu Tubuh dengan satu Roh dan satu pengharapan, tetapi
juga satu Tuhan dengan satu iman dan satu baptisan.
Dalam Perjanjian Baru iman mengacu kepada
tindakan percayanya kita dan isi dari apa yang kita percayai. Sebagai
tindakan percayanya kita, iman itu bersifat personal dan subyektif. Namun
sebagai isi dari apa yang kita percayai, iman bersifat obyektif. Satu iman yang
tercantum dalam ayat 5 bukan tindakan percayanya kita secara pribadi, melainkan
sasaran iman kita.
Melalui iman inilah kita disatukan dengan
Kristus. Asalkan seorang percaya kepada Persona dan pekerjaan Yesus Kristus,
Putra Allah, ia telah menjadi satu dengan Kristus. Sebelumnya ia berada di luar
Kristus, tetapi kini ia berada dalam Kristus. Kristus ini adalah Tuhan kita,
Kepala kita, dan kita berada di bawah otoritas-Nya. Kita adalah anggota-anggota
Tubuh-Nya, dan Dia adalah Kepala kita.
Jika kita ingin memelihara kesatuan, kita
harus memperhatikan hayat dan otoritas. Roh pemberi-hayat sedang bekerja di
batin kita, agar kita dapat ditransformasi dalam jiwa, ditransfigurasi dalam
tubuh, dan dinyatakan sepenuhnya sebagai putra-putra Allah. Semua ini adalah
masalah hayat. Tetapi dalam batin kita tidak saja ada Roh pemberi-hayat, juga
ada Tuhan sebagai Kepala Tubuh. Karena itu, kita harus taat kepada wewenang dan
kekepalaan Kristus.
Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku
2, Berita 37
No comments:
Post a Comment