Pembacaan Alkitab: Ef. 4:12-16
Tidak banyak orang Kristen yang mengetahui
sasaran panggilan Allah. Kebanyakan orang mengira bahwa sasaran ini hanyalah
menerima anugerah dan diselamatkan. Namun, anugerah dan keselamatan bukanlah
sasaran akhir dari panggilan Allah. Menurut Kitab Efesus, sasaran satu-satunya
dari panggilan Allah ialah pembangunan Tubuh Kristus. Dalam Matius 16 Tuhan
Yesus berkata bahwa Ia akan membangun gereja-Nya. Kisah Para Rasul dan Surat-surat
Kiriman mewahyukan bahwa gereja tidak dibangun oleh Tuhan secara langsung, melainkan
melalui semua anggota Tubuh. Jadi, Kristus membangun Tubuh melalui Tubuh. Allah
telah memanggil kita untuk penggenapan sasaran ini.
Efesus 3:2 membicarakan penyelenggaraan
(kepengurusan) anugerah Allah, dan Efesus 4:12 membicarakan pembangunan Tubuh
Kristus. Maka bagian Kitab Efesus ini, dari Efesus 3:2 hingga Efesus 4:12,
berawal dari kepengurusan anugerah Allah, dan berakhir pada pembangunan Tubuh
Kristus.
Kepengurusan anugerah Allah tidak terbatas
pada Paulus dan para rasul lainnya. Jangan mengira hanya Paulus yang menjadi
pengurus, tetapi Anda bukan. Di sini Paulus bermaksud memberi kesan kepada
orang kudus tentang suatu fakta, yakni mereka semua telah menerima kepengurusan
anugerah Allah bagi pembangunan Tubuh Kristus. Menurut Efesus 4:12, pembangunan
Tubuh Kristus bukan hanya merupakan pekerjaan para rasul, tetapi juga
kewajiban semua orang kudus. Ayat ini mewahyukan bahwa orang kudus
diperlengkapi bagi pekerjaan ministri, bagi pembangunan Tubuh Kristus. Kata
“bagi” dalam ayat ini juga berarti “menghasilkan untuk tujuan”. Jadi, hasil
dari diperlengkapinya orang-orang kudus adalah pada pekerjaan ministri, dan
pekerjaan ministri itu menghasilkan pembangunan Tubuh Kristus. Tubuh tidak
langsung dibangun oleh para rasul atau para tokoh lainnya, melainkan langsung
dibangun oleh orang-orang kudus.
Pasal 3 dan 4 merupakan bagian dari pesan
Paulus tentang kehidupan yang sepadan dengan panggilan Allah. Bila kita menginginkan
suatu kehidupan yang sepadan dengan panggilan Allah, kita perlu serupa dengan
Rasul Paulus. Untuk memiliki suatu kehidupan atau perilaku yang sepadan, kita
wajib mencurahkan perhatian kita tidak saja pada hal-hal seperti rendah hati,
lemah-lembut, kebaikan, dan kasih, tetapi juga kepada perkara penting tentang
menjadi rasul, nabi, penginjil, dan gembala serta pengajar. Kalau kita bukan
orang-orang yang demikian, kita tidak mempunyai kehidupan yang sepadan dengan
panggilan Allah. Dalam pasal-pasal ini Paulus bukanlah satu contoh seorang
Kristen pemenang, bukan pula contoh orang beriman yang penuh dengan hayat,
melainkan contoh seorang rasul, nabi, penginjil, dan gembala serta pengajar.
Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 2, Berita
39
No comments:
Post a Comment