Pembacaan Alkitab: Yoh. 17:18; 20:21
Setiap orang Kristen yang memenuhi syarat
ialah seorang rasul, nabi, penginjil, dan gembala serta pengajar. Seorang
rasul bukan raja, melainkan utusan. Bila saya mengutus Anda melakukan suatu
tugas khusus, Anda adalah utusan saya, yaitu rasul saya. Dalam Yohanes 17:18
Tuhan Yesus berdoa kepada Bapa, “Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke
dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia.” Kata
“mereka” dalam ayat ini tidak hanya ditujukan kepada kedua belas rasul,
lebih-lebih ditujukan kepada semua murid. Ini menunjukkan bahwa semua orang
yang percaya dalam Kristus harus menjadi utusan. Ini diperkuat lagi dengan
kata-kata Tuhan kepada murid-murid dalam Yohanes 20:21, “Sama seperti Bapa
mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.” Segenap murid
Tuhan Yesus, baik pria maupun wanita, semua adalah utusan. Kalau Anda telah
menjadi seorang Kristen beberapa tahun tanpa menjadi utusan-Nya, Anda tidak
mencapai standar. Bila kita mengenang pengalaman kita yang lampau, kita akan
memahami bahwa banyak di antara kita telah diutus — kepada suami atau istri,
kepada orang tua dan kerabat, dan kepada sahabat kita. Seperti halnya Paulus,
kita adalah utusan, yakni rasul.
Kita juga nabi. Berdasarkan Alkitab,
seorang nabi terutama tidak untuk meramalkan peristiwa yang akan datang,
melainkan seorang yang berbicara bagi Allah. Sebagai contoh, ketika Musa
dipanggil Allah dalam Keluaran 3 dan 4, ia berkata kepada Allah bahwa ia tidak
pandai berbicara (Kel. 4:10). Allah lalu berkata bahwa Ia akan memberikan
Harun kepada Musa untuk menjadi nabinya (Kel. 4:14-16; 7:1). Harun tidak
meramal untuk Musa; ia hanya berbicara untuk Musa. Ini menunjukkan bahwa
menjadi seorang nabi ialah menjadi juru bicara. Seperti halnya kita berfungsi
sebagai rasul, begitu pulalah kita menjadi nabi; mungkin kepada orang tua,
kerabat, atau sahabat kita. Selaku nabi, kita berbicara untuk Tuhan, memberi
tahu orang lain betapa Tuhan mengasihi mereka, dan Ia ingin menjadi hayat dan
segala sesuatu mereka. Semakin kita berbicara demikian, kita akan semakin
berfungsi sebagai nabi.
Dalam hal berbicara bagi Allah, kita juga
memberitakan Injil. Ini berarti kita adalah penginjil. Menjadi se-orang
penginjil tidak lain adalah memberitakan Injil.
Seasas dengan itu kita juga seorang gembala
dan pengajar. Dalam hal melayani orang-orang yang beroleh selamat melalui
pemberitaan Injil kita, itu berarti kita menggembalakan dan mengajar mereka.
Karena itu, kita adalah rasul, nabi, penginjil, dan gembala serta pengajar.
Pikiran kita perlu dimurnikan dari konsepsi
alamiah, yang mengagungkan rasul di atas semua orang beriman dalam Kristus.
Rasul hanyalah orang yang diutus Allah untuk melaksanakan kehendak Allah bagi
pembangunan gereja. Kita semua tentu dapat berbicara bagi Allah sebagai
nabi-Nya, yaitu penutur firman-Nya. Jangan mau dihalangi oleh ajaran-ajaran
yang tradisional. Sebaliknya, percayalah bahwa kepengurusan anugerah Allah
telah diberikan kepada setiap orang beriman.
Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 2, Berita
39
No comments:
Post a Comment