Hitstat

01 February 2013

Efesus - Minggu 19 Jumat


Pembacaan Alkitab: Yoh. 17:18; 20:21


Setiap orang Kristen yang memenuhi syarat ialah seorang rasul, nabi, penginjil, dan gembala serta peng­ajar. Seorang rasul bukan raja, melainkan utusan. Bila saya mengutus Anda melakukan suatu tugas khusus, An­da adalah utusan saya, yaitu rasul saya. Dalam Yohanes 17:18 Tuhan Yesus berdoa kepada Bapa, “Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia.” Kata “mereka” dalam ayat ini tidak hanya ditujukan kepada kedua belas rasul, lebih-lebih ditujukan kepada semua murid. Ini menunjukkan bahwa semua orang yang perca­ya dalam Kristus harus menjadi utusan. Ini diperkuat lagi dengan kata-kata Tuhan kepada murid-murid dalam Yohanes 20:21, “Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.” Segenap murid Tuhan Yesus, baik pria maupun wanita, semua adalah utusan. Kalau Anda telah menjadi seorang Kris­ten beberapa tahun tanpa menjadi utusan-Nya, Anda ti­dak mencapai standar. Bila kita mengenang pengalaman kita yang lampau, kita akan memahami bahwa banyak di antara kita telah diutus — kepada suami atau istri, kepada orang tua dan kerabat, dan kepada sahabat kita. Seperti halnya Paulus, kita adalah utusan, yakni rasul.

Kita juga nabi. Berdasarkan Alkitab, seorang nabi terutama tidak untuk meramalkan peristiwa yang akan datang, melainkan seorang yang berbicara bagi Allah. Se­bagai contoh, ketika Musa dipanggil Allah dalam Keluar­an 3 dan 4, ia berkata kepada Allah bahwa ia tidak pan­dai berbicara (Kel. 4:10). Allah lalu berkata bahwa Ia akan memberikan Harun kepada Musa untuk menjadi nabinya (Kel. 4:14-16; 7:1). Harun tidak meramal untuk Musa; ia hanya berbicara untuk Musa. Ini menunjukkan bahwa menjadi seorang nabi ialah menjadi juru bicara. Seperti halnya kita berfungsi sebagai rasul, begitu pula­lah kita menjadi nabi; mungkin kepada orang tua, kera­bat, atau sahabat kita. Selaku nabi, kita berbicara untuk Tuhan, memberi tahu orang lain betapa Tuhan mengasihi mereka, dan Ia ingin menjadi hayat dan segala sesuatu mereka. Semakin kita berbicara demikian, kita akan se­makin berfungsi sebagai nabi.

Dalam hal berbicara bagi Allah, kita juga memberita­kan Injil. Ini berarti kita adalah penginjil. Menjadi se-orang penginjil tidak lain adalah memberitakan Injil.

Seasas dengan itu kita juga seorang gembala dan pengajar. Dalam hal melayani orang-orang yang beroleh selamat melalui pemberitaan Injil kita, itu berarti kita menggembalakan dan mengajar mereka. Karena itu, kita adalah rasul, nabi, penginjil, dan gembala serta pengajar.

Pikiran kita perlu dimurnikan dari konsepsi alami­ah, yang mengagungkan rasul di atas semua orang ber­iman dalam Kristus. Rasul hanyalah orang yang diutus Allah untuk melaksanakan kehendak Allah bagi pemba­ngunan gereja. Kita semua tentu dapat berbicara bagi Allah sebagai nabi-Nya, yaitu penutur firman-Nya. Ja­ngan mau dihalangi oleh ajaran-ajaran yang tradisional. Sebaliknya, percayalah bahwa kepengurusan anugerah Allah telah diberikan kepada setiap orang beriman.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 2, Berita 39

No comments: