Hitstat

13 February 2013

Efesus - Minggu 21 Rabu


Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 12:28; 1 Ptr. 5:3


Di antara anggota-anggota pembangun dalam Tubuh Kristus tidak seharusnya ada pangkat. Dalam Matius 23:10 mengatakan, “Janganlah kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias.” Kita semua adalah saudara di dalam Tuhan, dan tidak seharusnya ada pemimpin di antara kita. Firman Tuhan jelas mengatakan, tidak seorang pun di antara kita boleh disebut pemimpin, sebab Dia sendirilah Pemimpin kita yang unik.

Kita telah nampak dalam Efesus 3 Paulus mengatakan bahwa ia telah menerima kepengurusan anugerah Allah. Ia mengatakan hal ini dengan tujuan untuk membantu orang kudus memahami bahwa mereka semua juga menjadi pengurus anugerah Allah. Pemikiran serupa itu terdapat dalam 1 Petrus 4:10, yang mengatakan, “Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengelola yang baik dari anugerah Allah.” Jadi, semua orang ku­dus, tidak hanya para rasul saja, harus menjadi peng­urus. Para penatua tidak boleh menempatkan diri sendiri dalam kategori yang istimewa, melainkan harus meng­anggap diri sendiri sebagai para pengurus, seperti halnya semua orang kudus.

Dalam 1 Petrus 5:3, Petrus menganjuri para penatua agar tidak memerintah gereja, seolah gereja adalah milik pribadi mereka. Gereja adalah Tubuh Kristus, bukan harta kekayaan pribadi para penatua. Maka penatua tidak seharusnya menganggap gereja sebagai miliknya sendiri. Namun di tempat tertentu saya tahu ada penatua yang mempunyai sikap demikian. Mereka menaruh gereja dalam “saku” mereka, seolah kepunyaan mereka, dan mereka bertingkah laku sebagai “majikan” gereja. Sikap demikian sama sekali keliru. Para penatua wajib ingat, mereka adalah pengurus di antara sekelompok pengurus.

Selaku pengurus, para penatua harus memberi satu teladan untuk diikuti semua orang kudus. Dalam membaca firman, berdoa, mempersembahkan diri kepada Tuhan, pertumbuhan hayat, pelayanan gereja yang riil, dan semua hal lainnya, mereka seharusnya menjadi teladan. Penatua bukan raja atau tuan, mereka adalah budak dan pelayan; mereka juga pengurus anugerah Allah. Sebagai pengurus yang demikian, mereka harus menjadi contoh bagi orang kudus dalam menggembala, mengajar, dan menginjil. Jika kita semua jelas akan hal ini, tidak mungkin timbul problem di antara kita mengenai kepemimpinan.

Ada sementara orang bertanya kepada saya, apakah mereka harus tunduk atau patuh kepada para penatua dalam gereja. Tentu saja orang kudus harus tunduk kepada penatua. Dalam 1 Petrus 5:5 Petrus berkata, “Demikian juga, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua.” Namun dalam ayat yang sama Petrus selanjutnya berkata, ”Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain.” Ini menunjukkan bahwa tidak saja orang muda harus tunduk kepa­da orang tua, tetapi yang tua pun harus tunduk kepada yang muda. Baik yang tua maupun yang muda perlu me­rendahkan diri. Yang muda agak sulit untuk tunduk kepada yang tua, tetapi yang tua lebih sulit lagi untuk tunduk kepada yang muda. Walau demikian, dalam kehidupan gereja seharusnya ada saling tunduk yang sedemikian.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 2, Berita 42

No comments: