Pembacaan Alkitab: Ef. 4:13-14
Dalam 4:13 Paulus memulai dengan kesatuan
iman. Dari pengalaman saya yang terbatas, saya dapat mengatakan bahwa iman di
sini ditujukan kepada Kristus berikut karya penebusan-Nya. Maka, obyek iman
kristiani kita ialah Kristus yang hidup beserta pekerjaan-Nya.
Ayat 13 juga membicarakan pengetahuan yang
penuh tentang Anak Allah. Kelihatannya sedikitlah kaitan antara iman dengan
pengetahuan yang penuh tentang Anak Allah. Tetapi menurut pengalaman kita,
kedua hal itu sebenarnya adalah satu, sebab sama-sama ditujukan kepada Kristus.
Pengetahuan penuh tentang Anak Allah ialah masalah mengenal Kristus sebagai
hayat dan segala sesuatu bagi kita. Dalam Perjanjian Baru Tuhan disebut Anak
Allah, yang berkaitan dengan hayat, tetapi berkaitan dengan amanat-Nya, Ia
disebut Kristus. Ketika Petrus menerima wahyu tentang Kristus, ia mengatakan
bahwa Tuhan Yesus adalah Kristus, Anak Allah yang hidup (Mat. 16:16). Tambahan
pula, dalam Injil Yohanes dikatakan bahwa kita perlu percaya bahwa Yesus itu
Kristus, Anak Allah (Yoh. 20:31). Ini berarti kita percaya Tuhan Yesus untuk
hayat dan untuk amanat-Nya. Mengerti amanat Tuhan agak mudah, tetapi memahami
Dia sebagai hayat kita cukup sulit. Itu tidak hanya berasal dari pengetahuan
yang obyektif, tetapi juga melalui pengalaman yang subyektif. Ketika kita
mengalami Kristus sebagai hayat kita, kita mengenal Dia sebagai Anak Allah,
lalu kita memiliki kesatuan praktis dalam pengalaman, yaitu kesatuan iman dan
pengetahuan penuh tentang Anak Allah.
Allah damba Kristus menjadi segala sesuatu
kita. Kristus adalah obyek iman kita dan Ia pun hayat kita. Jika kita nampak
hal ini, kita akan mulai menyingkirkan apa saja yang menyelewengkan kita dari
Kristus; kita akan membuang setiap perkara yang bukan Kristus sendiri. Berapa
banyak yang kita buang tergantung pada pengalaman kita atas Kristus. Semakin
kita mengalami Kristus sebagai hayat, semakin banyak yang kita tinggalkan.
Dengan demikianlah kita dapat mencapai kesatuan iman dan pengetahuan penuh
tentang Anak Allah.
Hari ini, karena kita masih kurang
pengalaman dalam hayat, maka kita tidak memiliki pengertian yang penuh terhadap
kesatuan praktis ini. Namun kita terus bertumbuh. Kita tidak dapat mengatakan
kita telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan penuh tentang Anak Allah, dan
mencapai kedewasaan serta perawakan kepenuhan Kristus. Namun, kita bersyukur
kepada Tuhan, dalam pemulihan-Nya, kita sedang berada di jalan yang menuju
sasaran ini.
Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 2, Berita
44
No comments:
Post a Comment