Hitstat

05 February 2013

Efesus - Minggu 20 Selasa


Pembacaan Alkitab: Yoh. 1:16; Ef. 3:3, 5


Karena kepengurusan kita adalah kepengurusan anugerah Allah, maka kita perlu menerima anugerah, bahkan anugerah yang melimpah. Ya, kita semua memang dapat menjadi utusan Allah dan juru bicara-Nya. Namun, untuk memenuhi fungsi demikian, kita wajib memiliki anugerah. Yohanes 1:16 mengatakan, “Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima anugerah demi anugerah.”

Kita sudah menunjukkan bahwa semua orang beriman adalah pengurus. Lagi pula, sebagai pengurus, kita telah menerima suplai yang berasal dari “dapur” yang terbaik. Akan tetapi, ketika kita berkontak dengan para “pelanggan”, apakah yang akan kita suplaikan? Kita harus menyuplai mereka dengan anugerah yang telah kita terima itu.

Untuk mencapai standar, kita perlu menerima wahyu (3:3, 5). Seorang nabi adalah seorang yang penuh terang, dan yang melihat apa yang tidak dilihat orang lain. Mereka yang dalam kegelapan tidak dapat mengatakan apa-apa, tetapi mereka yang ada di dalam terang pasti memiliki banyak hal untuk dikatakan. Kapan saja kita nampak sesuatu melalui wahyu, dengan otomatis kita akan mempunyai sesuatu untuk dibicarakan. Bila kita ingin menjadi seorang utusan dan nabi hari ini, kita harus menerima anugerah dan wahyu.

Melalui menerima anugerah dan wahyu, dengan spontan kita akan berbeban untuk berkontak dengan orang lain. Seorang yang setiap hari masuk ke dalam firman dan yang senantiasa berdoa akan berbeban untuk berbicara kepada orang lain tentang apa yang telah dilihat dan dialaminya. Paling tidak ia akan ingin sekali menelepon seseorang. Jangan mengira anugerah dan wahyu yang Anda terima mengizinkan Anda menjadi pasif atau tidak aktif. Tidak, anugerah dan wahyu akan memberi Anda beban untuk pergi kepada orang lain dan melayani mereka. Inilah dengan riil menjadi seorang rasul dan nabi. Tidak ada gunanya saya atau orang lain menyuruh Anda menjadi utusan atau juru bicara yang sedemikian. Satu-satunya hal yang berguna adalah masukilah firman, berdoalah, dan terimalah anugerah dan wahyu. Begitu Anda diterangi Tuhan, Anda akan sangat ingin memberi tahu orang lain tentang apa yang telah Anda lihat.

Jadi cara untuk menerima wahyu ialah memasuki firman. Saya yakin Paulus menerima wahyu melalui mempelajari Perjanjian Lama. Karena ia meluangkan begitu banyak waktu dalam firman Tuhan, maka wahyu itu diterimanya melalui firman. Akan tetapi, orang-orang Farisi tidak dapat menerima wahyu dari firman, karena mereka tertutup dan tidak taat. Namun Paulus terbuka. Semua selubung yang menutupinya telah disingkapkan oleh Tuhan. Ketika kita menghampiri firman, kita harus mohon Tuhan menyingkirkan selubung dari mata kita. Walau kita tidak tahu selubung apa yang masih ada pada diri kita, Tuhan tahu, dan Ia berkenan menyingkirkannya. Kita perlu berdoa “Tuhan, aku menghampiri firman-Mu. Singkirkanlah segala sesuatu yang menyelubungi mataku, dan buatlah firman-Mu terbuka kepadaku.” Jika kita berdoa demikian, terang akan masuk ke dalam kita, dan kita akan menerima wahyu. Kemudian, kita akan berbicara kepada orang lain menurut terang yang telah kita terima dari Tuhan. Pembicaraan yang demikian akan penuh dengan terang ilahi, dan sangat mengejutkan orang yang agamis. Oh, orang-orang dalam gereja perlu dipenuhi terang dan wahyu!


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 2, Berita 40

No comments: