Pembacaan Alkitab: Yoh. 1:16; Ef. 3:3, 5
Karena kepengurusan kita adalah
kepengurusan anugerah Allah, maka kita perlu menerima anugerah, bahkan anugerah
yang melimpah. Ya, kita semua memang dapat menjadi utusan Allah dan juru
bicara-Nya. Namun, untuk memenuhi fungsi demikian, kita wajib memiliki anugerah.
Yohanes 1:16 mengatakan, “Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah
menerima anugerah demi anugerah.”
Kita sudah menunjukkan bahwa semua orang
beriman adalah pengurus. Lagi pula, sebagai pengurus, kita telah menerima
suplai yang berasal dari “dapur” yang terbaik. Akan tetapi, ketika kita
berkontak dengan para “pelanggan”, apakah yang akan kita suplaikan? Kita harus
menyuplai mereka dengan anugerah yang telah kita terima itu.
Untuk mencapai standar, kita perlu menerima
wahyu (3:3, 5). Seorang nabi adalah seorang yang penuh terang, dan yang melihat
apa yang tidak dilihat orang lain. Mereka yang dalam kegelapan tidak dapat
mengatakan apa-apa, tetapi mereka yang ada di dalam terang pasti memiliki
banyak hal untuk dikatakan. Kapan saja kita nampak sesuatu melalui wahyu,
dengan otomatis kita akan mempunyai sesuatu untuk dibicarakan. Bila kita ingin
menjadi seorang utusan dan nabi hari ini, kita harus menerima anugerah dan
wahyu.
Melalui menerima anugerah dan wahyu, dengan
spontan kita akan berbeban untuk berkontak dengan orang lain. Seorang yang
setiap hari masuk ke dalam firman dan yang senantiasa berdoa akan berbeban
untuk berbicara kepada orang lain tentang apa yang telah dilihat dan
dialaminya. Paling tidak ia akan ingin sekali menelepon seseorang. Jangan
mengira anugerah dan wahyu yang Anda terima mengizinkan Anda menjadi pasif atau
tidak aktif. Tidak, anugerah dan wahyu akan memberi Anda beban untuk pergi
kepada orang lain dan melayani mereka. Inilah dengan riil menjadi seorang rasul
dan nabi. Tidak ada gunanya saya atau orang lain menyuruh Anda menjadi utusan
atau juru bicara yang sedemikian. Satu-satunya hal yang berguna adalah
masukilah firman, berdoalah, dan terimalah anugerah dan wahyu. Begitu Anda
diterangi Tuhan, Anda akan sangat ingin memberi tahu orang lain tentang apa
yang telah Anda lihat.
Jadi cara untuk menerima wahyu ialah
memasuki firman. Saya yakin Paulus menerima wahyu melalui mempelajari
Perjanjian Lama. Karena ia meluangkan begitu banyak waktu dalam firman Tuhan,
maka wahyu itu diterimanya melalui firman. Akan tetapi, orang-orang Farisi
tidak dapat menerima wahyu dari firman, karena mereka tertutup dan tidak taat.
Namun Paulus terbuka. Semua selubung yang menutupinya telah disingkapkan oleh
Tuhan. Ketika kita menghampiri firman, kita harus mohon Tuhan menyingkirkan
selubung dari mata kita. Walau kita tidak tahu selubung apa yang masih ada pada
diri kita, Tuhan tahu, dan Ia berkenan menyingkirkannya. Kita perlu berdoa
“Tuhan, aku menghampiri firman-Mu. Singkirkanlah segala sesuatu yang
menyelubungi mataku, dan buatlah firman-Mu terbuka kepadaku.” Jika kita berdoa
demikian, terang akan masuk ke dalam kita, dan kita akan menerima wahyu.
Kemudian, kita akan berbicara kepada orang lain menurut terang yang telah kita
terima dari Tuhan. Pembicaraan yang demikian akan penuh dengan terang ilahi,
dan sangat mengejutkan orang yang agamis. Oh, orang-orang dalam gereja perlu
dipenuhi terang dan wahyu!
Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 2, Berita
40
No comments:
Post a Comment